Asa Juara Non Pelatnas
A
A
A
Status pemain nonpelatnas membuat pebulu tangkis tunggal putra Tommy Sugiarto kesulitan menjalani latihan jelang Kejuaraan Dunia 2015.
Tommy harus berpindahpindah lokasi latihan demi mencari lawan sparing berkualitas.
Pemain asal PB Pelita Jakarta itu telah berganti tempat latihan di GOR PB Pelita di Jakarta Barat. Namun, Tommy sesekali mencari lawan tanding di GOR Asia Afrika.
Latihan nomaden alias berpindah-pindah tersebut ternyata tidak menjadi masalah besar bagi pebulu tangkis berusia 27 tahun itu. Asa Tommy menjadi juara dunia tetap tinggi. “Saya harus berpindah karena memang tak lagi di pelatnas. Saya kadang menghadapi pemain junior di klub saya atau pemain junior dari klub lain.
Tapi, saya malah senang,” tutur Tommy. Ternyata, berpindah lokasi latihan dan lawan pemain junior membuat Tommy semakin kaya pengalaman. Pasalnya, jika berada di pelatnas, dia mengaku mendapatkan lawan yang ituitu saja, berbeda dengan apa yang dilakukannya selama ini.
Meski begitu, Tommy tak gentar jelang Kejuaraan Dunia nanti. Menempati unggulan ke- 15, Tommy bertemu pebulu tangkis asal Spanyol Pablo Abian di babak pertama. Walau tak tahu gaya main Abian, di Kejuaraan Dunia yang berlangsung 10-16 Agustus di Istora Senayan, Jakarta, ini, Tommy mengaku semua hal bisa terjadi saat berada di atas lapangan. “Spanyol sedang bangkit.
Ada Carolina Marin yang sukses di sektor tunggal putri. Pokoknya, jangan meremehkan. Saya tak target apa-apa. Yang penting fokus satu-satu saja,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini. Sementara itu, legendaris bulu tangkis Indonesia sekaligus ayah dari Tommy, Icuk Sugiarto, mengkritik PP PBSI yang tak cekatan menangani pemain nonpelatnas.
Terbukti, Tommy dan pemain nonpelatnas tak pernah diberi perhatian. Jangankan datang ke lokasi latihan, menanyakan kabar pun tidak. “Rexy Mainaky itu Kabid Binpres PP PBSI, bukan cuma pelatnas. Jadi, tanggung jawabnya se-Indonesia. Bukan cuma atlet pelatnas!” tandas Icuk, dengan nada keras.
Di tempat terpisah, mantan atlet bulu tangkis Indonesia Lim Swie King melihat para pemain nonpelatnas juga memiliki peluang menjadi juara di Kejuaraan Dunia 2015. Pasalnya, beberapa atlet memiliki potensi yang sama dengan para pemain pelatnas di PP PBSI.
Mantan atlet berusia 59 tahun itu mengatakan para pemain nonpelatnas seperti Tommy, Dionysius Hayom Rumbaka, dan lain-lain sebenarnya memiliki kesempatan menjadi juara di ajang ini. Namun, dia mengatakan hasil itu tergantung dari atletnya masingmasing. Pasalnya, para atlet dari pelatnas dan nonpelatnas tidak jauh berbeda. “Pemain nonpelatnas sama besar.
Tapi, di pelatnas dijamin lebih besar. Kanperbedaannya hanya masalah program latihan yang berbeda. Di pelatnas cuma memiliki keunggulan dengan banyak sparing. Sementara untuk nonpelatnas tidak terlalu banyak lawan tanding. Tapi, mereka juga memiliki peluang yang sama,” ujar King, seusai acara peluncuran program ‘Kita Bisa 3’ di Plaza Senayan, Jakarta, kemarin.
Selain itu, keuntungan bagi para pemain juga sangat besar. Pasalnya, Kejuaraan Dunia diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Jadi, hal ini membuat para pemain akan memiliki motivasi tinggi untuk menjadi yang terbaik. King pun mengakui pebulu tangkis Indonesia pasti tidak akan ada yang memiliki tekanan dan yakin bisa memperoleh hasil maksimal. “Ini malah sangat bagus (sebagai tuan rumah).
Para pemain pasti lebih semangat karena hafal lapangan dan menguntungkan dengan dukungan penonton,” tandasnya.
Raikhul Amar
Tommy harus berpindahpindah lokasi latihan demi mencari lawan sparing berkualitas.
Pemain asal PB Pelita Jakarta itu telah berganti tempat latihan di GOR PB Pelita di Jakarta Barat. Namun, Tommy sesekali mencari lawan tanding di GOR Asia Afrika.
Latihan nomaden alias berpindah-pindah tersebut ternyata tidak menjadi masalah besar bagi pebulu tangkis berusia 27 tahun itu. Asa Tommy menjadi juara dunia tetap tinggi. “Saya harus berpindah karena memang tak lagi di pelatnas. Saya kadang menghadapi pemain junior di klub saya atau pemain junior dari klub lain.
Tapi, saya malah senang,” tutur Tommy. Ternyata, berpindah lokasi latihan dan lawan pemain junior membuat Tommy semakin kaya pengalaman. Pasalnya, jika berada di pelatnas, dia mengaku mendapatkan lawan yang ituitu saja, berbeda dengan apa yang dilakukannya selama ini.
Meski begitu, Tommy tak gentar jelang Kejuaraan Dunia nanti. Menempati unggulan ke- 15, Tommy bertemu pebulu tangkis asal Spanyol Pablo Abian di babak pertama. Walau tak tahu gaya main Abian, di Kejuaraan Dunia yang berlangsung 10-16 Agustus di Istora Senayan, Jakarta, ini, Tommy mengaku semua hal bisa terjadi saat berada di atas lapangan. “Spanyol sedang bangkit.
Ada Carolina Marin yang sukses di sektor tunggal putri. Pokoknya, jangan meremehkan. Saya tak target apa-apa. Yang penting fokus satu-satu saja,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini. Sementara itu, legendaris bulu tangkis Indonesia sekaligus ayah dari Tommy, Icuk Sugiarto, mengkritik PP PBSI yang tak cekatan menangani pemain nonpelatnas.
Terbukti, Tommy dan pemain nonpelatnas tak pernah diberi perhatian. Jangankan datang ke lokasi latihan, menanyakan kabar pun tidak. “Rexy Mainaky itu Kabid Binpres PP PBSI, bukan cuma pelatnas. Jadi, tanggung jawabnya se-Indonesia. Bukan cuma atlet pelatnas!” tandas Icuk, dengan nada keras.
Di tempat terpisah, mantan atlet bulu tangkis Indonesia Lim Swie King melihat para pemain nonpelatnas juga memiliki peluang menjadi juara di Kejuaraan Dunia 2015. Pasalnya, beberapa atlet memiliki potensi yang sama dengan para pemain pelatnas di PP PBSI.
Mantan atlet berusia 59 tahun itu mengatakan para pemain nonpelatnas seperti Tommy, Dionysius Hayom Rumbaka, dan lain-lain sebenarnya memiliki kesempatan menjadi juara di ajang ini. Namun, dia mengatakan hasil itu tergantung dari atletnya masingmasing. Pasalnya, para atlet dari pelatnas dan nonpelatnas tidak jauh berbeda. “Pemain nonpelatnas sama besar.
Tapi, di pelatnas dijamin lebih besar. Kanperbedaannya hanya masalah program latihan yang berbeda. Di pelatnas cuma memiliki keunggulan dengan banyak sparing. Sementara untuk nonpelatnas tidak terlalu banyak lawan tanding. Tapi, mereka juga memiliki peluang yang sama,” ujar King, seusai acara peluncuran program ‘Kita Bisa 3’ di Plaza Senayan, Jakarta, kemarin.
Selain itu, keuntungan bagi para pemain juga sangat besar. Pasalnya, Kejuaraan Dunia diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Jadi, hal ini membuat para pemain akan memiliki motivasi tinggi untuk menjadi yang terbaik. King pun mengakui pebulu tangkis Indonesia pasti tidak akan ada yang memiliki tekanan dan yakin bisa memperoleh hasil maksimal. “Ini malah sangat bagus (sebagai tuan rumah).
Para pemain pasti lebih semangat karena hafal lapangan dan menguntungkan dengan dukungan penonton,” tandasnya.
Raikhul Amar
(ftr)