Dianggap sebagai Kecelakaan Mobil, Mehmet Topal Ditembak
A
A
A
Aksi terorisme merambah sepak bola Eropa. Hanya beberapa hari setelah bus Hertha Berlin ditembak, giliran gelandang Fenerbahce Mehmet Topal yang menjadi sasaran.
Kendaraan yang dikendarai Topal, yang pulang bersama rekan setim Uygar Mert Zeybek sehabis latihan, ditembak di Samandira, Istanbul, Selasa (11/8). Kedua pemain selamat dari maut karena mobil Topal dilengkapi kaca antipeluru. Hingga saat ini pelaku masih bebas. “Ini ulah teroris. Kami mengutuk semua serangan yang diarahkan kepada kami dan berharap keadilan ditegakkan,” demikian tulis keterangan resmi Fenerbahce.
Sayang, keinginan juara Turki 19 kali itu kemungkinan tidak terwujud. Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu Agency , polisi mendeskripsikan peristiwa ini sebagai kecelakaan dan tidak disengaja. Fenerbahce akan kecewa dan merasakan hal berbeda.
Sebab, pasukan Vitor Pereira sebelumnya sudah mengalami horor serupa. Bus tim menjadi target berondongan peluru ketika menuju Bandara Trabzon menyusul kemenangan 5-1 atas Caykur Rizespor, April 2015. Sopir bus Ufuk Kiran terkena tembakan dan dilarikan ke rumah sakit. Aparat kemudian sempat menahan dua tersangka yang berusia 27 dan 37 tahun.
Namun, tidak lama mereka bebas dan sampai sekarang penyelidikan kasus ini terus berlangsung. “Semoga polisi menemukan pelaku. Kami akan sangat gembira jika ada penangkapan, mengingat aktor penyerangan beberapa bulan lalu tetap berkeliaran,” kata juru bicara klub.
Federasi Sepak Bola Turki merespons peristiwa tersebut dengan menghentikan kompetisi selama sepekan. Organisasi itu berpotensi mengambil keputusan sama dan menunda pagelaran Liga Turki 2015/2016. Kompetisi musim ini semula dijadwalkan bergulir akhir pekan ini. Tidak diketahui apa motif serangan terbaru.
Sebagai anggota Fenerbahce, Topal disinyalir menjadi sasaran kekerasan pendukung klub rival Galatasaray. Namun, perselisihan tersebut dianggap tidak cukup untuk mendorong aksi kekerasan sebesar ini.
“Suporter yang berseberangan kerap melempar benda, termasuk petasan, ke bus tim pesaing. Namun, insiden ini jauh lebih buruk. Perilaku seperti ini semestinya dihindari,” tandas mantan punggawa Fenerbahce Kennet Andersson.
Harley Ikhsan
JAKARTA
Kendaraan yang dikendarai Topal, yang pulang bersama rekan setim Uygar Mert Zeybek sehabis latihan, ditembak di Samandira, Istanbul, Selasa (11/8). Kedua pemain selamat dari maut karena mobil Topal dilengkapi kaca antipeluru. Hingga saat ini pelaku masih bebas. “Ini ulah teroris. Kami mengutuk semua serangan yang diarahkan kepada kami dan berharap keadilan ditegakkan,” demikian tulis keterangan resmi Fenerbahce.
Sayang, keinginan juara Turki 19 kali itu kemungkinan tidak terwujud. Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu Agency , polisi mendeskripsikan peristiwa ini sebagai kecelakaan dan tidak disengaja. Fenerbahce akan kecewa dan merasakan hal berbeda.
Sebab, pasukan Vitor Pereira sebelumnya sudah mengalami horor serupa. Bus tim menjadi target berondongan peluru ketika menuju Bandara Trabzon menyusul kemenangan 5-1 atas Caykur Rizespor, April 2015. Sopir bus Ufuk Kiran terkena tembakan dan dilarikan ke rumah sakit. Aparat kemudian sempat menahan dua tersangka yang berusia 27 dan 37 tahun.
Namun, tidak lama mereka bebas dan sampai sekarang penyelidikan kasus ini terus berlangsung. “Semoga polisi menemukan pelaku. Kami akan sangat gembira jika ada penangkapan, mengingat aktor penyerangan beberapa bulan lalu tetap berkeliaran,” kata juru bicara klub.
Federasi Sepak Bola Turki merespons peristiwa tersebut dengan menghentikan kompetisi selama sepekan. Organisasi itu berpotensi mengambil keputusan sama dan menunda pagelaran Liga Turki 2015/2016. Kompetisi musim ini semula dijadwalkan bergulir akhir pekan ini. Tidak diketahui apa motif serangan terbaru.
Sebagai anggota Fenerbahce, Topal disinyalir menjadi sasaran kekerasan pendukung klub rival Galatasaray. Namun, perselisihan tersebut dianggap tidak cukup untuk mendorong aksi kekerasan sebesar ini.
“Suporter yang berseberangan kerap melempar benda, termasuk petasan, ke bus tim pesaing. Namun, insiden ini jauh lebih buruk. Perilaku seperti ini semestinya dihindari,” tandas mantan punggawa Fenerbahce Kennet Andersson.
Harley Ikhsan
JAKARTA
(bbg)