Kemenpora Akui Gagal

Rabu, 26 Agustus 2015 - 08:58 WIB
Kemenpora Akui Gagal
Kemenpora Akui Gagal
A A A
YOGYAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengakui penyelenggaraan Piala Kemerdekaan 2015 amburadul. Praktik tidak sportif dan banyak kekurangan mewarnai sejak awal turnamen yang diinisiasi Tim Transisi Kemenpora tersebut.

Deputi V Kemenpora Gatot S Dewobroto mengatakan, berdasarkan hasil dari evaluasi pihaknya, Piala Kemerdekaan gagal karena tidak berjalan sesuai harapan. Kemenpora meminta Tim Transisi sebagai penyelenggara turnamen untuk memantau secara langsung kondisi lapangan di kotakota tempat penyelenggaraan pertandingan.

”Hari-hari ini adalah hari krusial. Kami sudah minta Tim Transisi untuk mendatangi dan mencermati langsung kondisi di kota-kota tempat penyelenggaraan pertandingan,” tandas Gatot kemarin. Mengenai keluhan terhadap perangkat pertandingan, dalam hal ini wasit, Gatot mengakui wasit yang diturunkan bukanlah yang terbaik seperti pada penyelenggaraan Indonesia Super League (ISL).

Wasit yang diturunkan banyak yang sudah lama tidak memimpin pertandingan. Kendati demikian, para pemain diharapkannya juga bisa menunjukkan kualitasnya sebagai pemain profesional. Selain perangkat pertandingan, faktor yang mendapatkan sorotan adalah laporan mengenai pengaturan pertandingan. Laporan yang diberikan oleh perangkat pertandingan dan masyarakat umum tersebut masih dalam proses pelengkapan berkas laporan.

”Kami minta berkas untuk dilengkapi, jika sudah lengkap akan kami fasilitasi untuk langsung dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri,” tandasnya. Pilihan untuk langsung melaporkan kasus match fixingke Bareskrim mempertimbangkan saat ini posisi PSSI masih berstatus dibekukan atau tidak aktif. Kemenpora masih melakukan banding atas putusan dari pengadilan. Dengan begitu, Komisi Disiplin PSSI juga masih belum bisa bekerja sesuai fungsinya.

Dengan kondisi tersebut, Gatot menyebut bahwa Kemenpora tidak ingin kasus match fixing tersebut hanya terhenti di tengah jalan seperti laporan sebelumnya. Berkaca pada pengalaman sebelumnya diharapkan berkas laporan yang akan difasilitasi untuk dibawa ke Bareskrim tersebut harus lengkap, memenuhi persyaratan yang berlaku.

”Kami tidak ingin seperti sebelumnya. Setelah dilaporkan, jawabannya ternyata tidak lengkap sehingga tidak bisa ditindaklanjuti. Sesuai pakta integritas semua manajer tim sudah sepakat dengan mekanisme penanganan match fixing ini,” pungkasnya.

Maha deva
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8003 seconds (0.1#10.140)