Ikut Kompetisi Divisi Utama Dijanjikan Rp2,5 M?

Kamis, 03 September 2015 - 09:26 WIB
Ikut Kompetisi Divisi Utama Dijanjikan Rp2,5 M?
Ikut Kompetisi Divisi Utama Dijanjikan Rp2,5 M?
A A A
YOGYAKARTA - Uang sepertinya menjadi andalan Tim Transisi demi menarik simpati pengelola klub sepak bola di Indonesia.

Tim bentukan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut dikabarkan menawarkan modal Rp2,5 miliar untuk klub yang gabung ke Kompetisi Divisi Utama bentukan mereka. Tawaran ini membuat beberapa klub tertarik. Salah satunya Persiba Bantul. Mereka tertarik ikut Kompetisi Divisi Utama yang digagas pemerintah karena adanya bantuan investasi sebesar Rp2,5 miliar yang dijanjikan Tim Transisi.

Manajer Persiba Endro Sulastomo menyebutkan skuadnya tetap pada pendiriannya mendukung turnamen bentukan pemerintah seperti yang dilakukan saat memutuskan ikut Turnamen Piala Kemerdekaan. “Kami dukung pemerintah. Kami ikut kompetisi yang digagas pemerintah,” katanya, kemarin.

Dengan bantuan investasi sebesar Rp2,5 miliar untuk modal pembentukan skuad, Endro menyebut pembentukan tim menjadi lebih mudah dilakukan. Modal bisa dimanfaatkan untuk membayangkan skuad yang akan dibentuk nantinya seperti apa, termasuk agenda untuk mencari pemain-pemain yang diincar agar bisa menjadi pilar utama Laskar Sultan Agung Bantul.

Bantuan keuangan yang diterima juga dapat menjadi penopang untuk menjalankan tim selama perputaran kompetisi. “Kalau kurang, tentunya masih kurang. Tapi, itu bisa ditutup dengan mencari sponsor pendukung,” ujar pria, yang dikenal sebagai politikus di DPRD Kabupaten Bantul tersebut. Sikap berbeda ditunjukkan PSIS Semarang dan Persis Solo.

Direktur Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho mengaku dalam kondisi seperti ini, tim dalam kondisi dilematis. Pasalnya, jika terburu- buru melangkah, justru ke depan rawan dikenai sanksi. “Jika kami ikut kompetisi Tim Transisi, nanti disanksi sana (PSSI). Jika ikut PSSI, nanti disanksi Tim Transisi, ” kata Setyo.

Menurut Setyo, kompetisi yang akan dihelat oleh Tim Transisi, rawan menimbulkan kubu-kubuan. Pasalnya, yang diajak tim penyelamatan sepak bola nasional itu adalah klubklub yang ikut Piala Kemerdekaan. ”Padahal, banyak yang tidak ikut Piala Kemerdekaan. Kami tidak ingin dualisme kompetisi seperti dulu IPL dan PSSI kembali terulang, karena akan memecah belah, baik pemain dan klub,” ujarnya.

Direktur Utama PT Persis Solo Saestu, perusahaan pengelola Persis Solo Paulus Haryoto menyebut Tim Transisi tidak berhak menggelar kompetisi. Sesuai dengan AD/ART, yang berhak menggulirkan kompetisi adalah federasi atau induk cabang olahraga yang bersangkutan. ”Ya tidak bisalah, Tim Transisi akan menggelar kompetisi. Kami malah baru mendengar informasi itu,” katanya.

Sementara itu, juru bicara Tim Transisi Zuahiri Misrawi menyebutkan dana Rp2,5 miliar untuk tim yang menjadi peserta Divisi Utama bukan dijanjikan Tim Transisi. Dana tersebut dijanjikan Presiden Joko Widodo pada pertemuan manajer peserta Turnamen Piala Kemerdekaan beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan tersebut, salah satu aspek reformasi sepak bola yang diinginkan oleh Presiden adalah adanya manajemen tim yang baik. Ke depan tidak boleh ada lagi klub yang sampai menunggak pembayaran gaji pemain. Untuk mendukung tersebut, Jokowi mewacanakan pemerintah mencarikan dana dari sponsor, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Angka Rp2,5 miliar itu bukan dari Presiden, tapi itu dari tim saat ditanya Presiden kebutuhan dana untuk mengelola tim satu musim kompetisi. Presiden menilai angka tersebut (Rp2,5 miliar) kecil dan berjanji akan mencarikan sponsor dari BUMN untuk membantu tim,” tandas Zuhairi.

Dana sponsor tersebut nanti diharapkan bisa memenuhi kebutuhan anggaran operasional tim mengikuti kompetisi satu musim penuh. Mulai dari membayar gaji pemain hingga penyediaan fasilitas seperti latihan bagi pemain. Dengan adanya dana tersebut, ke depan reformasi sepak bola seperti tidak ada lagi tunggakan gaji pemain bisa tercapai.

Saat ini dengan 64 tim Divisi Utama yang ada di Indonesia, Zuhairi menyebutkan tidak serta merta semua menjadi peserta kompetisi tersebut. Tim harus lolos persyaratan uji dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Untuk menjalankan kompetisi tersebut, Tim Transisi tidak membatasi jumlah tim yang bisa menjadi peserta kompetisi.

Maha deva/ Arif purniawan
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8965 seconds (0.1#10.140)