Pertarungan Terakhir Grup B

Rabu, 09 September 2015 - 10:07 WIB
Pertarungan Terakhir Grup B
Pertarungan Terakhir Grup B
A A A
MALANG - Arema Cronus tak akan memberikan ampun kepada PSGC Ciamis di laga terakhir Grup B Piala Presiden 2015, Rabu (9/9) malam. Arema mengincar kemenangan demi mempertahankan predikat juara grup.

Jika hanya bermain imbang, Arema bisa finis sebagai runner-up jika di laga lain Sriwijaya FC (SFC) bisa mengalahkan Persela Lamongan. Malah Arema bisa tersingkir seandainya dikalahkan PSGC. Situasi ini membuat Arema tak bisa kompromi. Membaca karakter dan metode permainan kedua tim, tuan rumah Arema tampaknya bakal tak henti memojokkan PSGC.

Keunggulan teknis bakal menjadikan Ahmad Bustomi dkk lebih agresif dan menjadi pihak dominan di laga nanti. PSGC kemungkinan akan bermain seperti kontra Persela. Mengincar gol lewat serangan balik, kemudian menarik semua pemain ke lini pertahanan. Di sinilah masalahnya, Arema selalu kesulitan menghadapi lawan yang ultra-defensive. “Arema tetap ingin tiga poin.

Saya tidak peduli siapa yang mencetak gol dan bagaimana permainan lawan, terpenting adalah menang. Posisi belum sepenuhnya aman dan kami tidak akan ambil risiko,” tutur Joko Susilo, pelatih Arema Cronus. Seretnya produktivitas striker seperti Cristian Gonzales dan Samsul Arif yang belum pernah mencetak gol di ajang ini tak merisaukan Joko.

Menurutnya, gol bisa diciptakan dari mana saja jika striker memang tak memungkinkan mencetak gol. “Penyerang biasanya sulit mendapatkan ruang ketika lawan bertahan total. Solusinya adalah mencetak gol dari lini lainnya. PSGC cukup rapi secara kolektif, terutama saat bertahan, ini jadi tantangan Arema,” sebut Joko.

Di kubu lain, PSGC bakal melawan “ketidakmungkinan” saat menghadapi tuan rumah yang kekuatannya lebih mentereng. Tim berjuluk Laskar Ciung Wanaracoba menghibur diri bahwa tak ada yang tak mungkin di sepak bola, termasuk mengalahkan Arema. “Mengalahkan Arema bukan sesuatu yang mustahil. Kami tahu ada perbedaan kualitas, tapi PSGC akan berusaha sangat keras untuk hasil terbaik,” sebut Heri Rafni Kotari, pelatih PSGC.

Persela juga berambisi meraih hasil terbaik saat laga terakhir melawan SFC. Statistik kedua tim memperlihatkan memiliki masalah serupa, minim produktivitas gol. Persela dan SFC sama-sama baru mencetak dua gol atau satu gol di setiap pertandingan. Statistik itu jelas sangat rendah untuk tim yang berburu tiket lolos ke 8 besar Piala Presiden 2015.

“Akan ada perubahan karena ini pertandingan penentuan. Sriwijaya juga tim yang sangat kuat sehingga harus dihadapi dengan performa istimewa. Kami terus memperbaiki finishingyang masih lemah selama Piala Presiden,” tutur Didik Ludiyanto, pelatih Persela. SFC yang dikalahkan Arema tiga gol tanpa balas tak menampik adanya kesamaan dengan Persela.

Tim asuhan Benny Dollo tersebut sejauh ini baru mempertontonkan semangat bertanding tanpa dibarengi performa istimewa. “Sriwijaya FC dan Persela sebenarnya masih sibuk dengan dirinya sendiri, yakni terus memperbaiki kinerja tim yang belum padu. Saya lihat problemnya sama. Jadi, di pertandingan nanti siapa yang progresnya lebih baik akan ambil keuntungan,” ujar Benny.

Kukuh setyawan
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3573 seconds (0.1#10.140)