Gaya Permainan Arsenal Membosankan dan Ketinggalan Zaman

Kamis, 17 September 2015 - 20:00 WIB
Gaya Permainan Arsenal...
Gaya Permainan Arsenal Membosankan dan Ketinggalan Zaman
A A A
LONDON - Kekalahan yang harus ditelan Arsenal saat bertandang ke markas Dinamo Zagreb di pekan pertama gelaran Liga Champions Eropa, Kamis (17/9/2015) WIB, seakan membuat posisi Arsene Wenger di bangku kepelatihan semakin terancam. Bagaimana tidak, setelah dicerca lantaran keputusannya yang tidak mendatangkan pemain anyar, Wenger kini kembali menjadi sorotan lantaran gaya permainan Arsenal yang dianggap membosankan.

Sejak awal laga, Zagreb yang bertindak sebagai tuan rumah memang terlihat bermain dengan sangat nyaman. Meski kerap menerima ancaman, namun kejelian mereka membaca arah bola membuat skema serangan yang dibangun Arsenal tak bisa berjalan dengan benar. Zagreb bahkan berhasil membuat Arsenal berada di bawah tekanan setelah gol bunuh diri Chamberlain di menit 24.

Namun sayang, disaat Arsenal mencoba membenahi permainan meraka, Olivier Giroud yang dipercaya sebagai penyerang utama harus diusir keluar usai menerima hadiah kartu merah dari sang pengadil lapangan. Hal inilah yang kemudian membuat Zagreb memiliki kesempatan memperbesar keunggulan di menit 58.

Pelatih Dinamo Zagreb, Zoran Mami bahkan percaya, anak asuhnya akan tetap mampu memetik satu angka meski tidak ada satupun pemain Arsenal yang dihadiahi kartu merah. Mami mengaku bila sejak awal dirinya sudah tahu benar apa taktik yang akan digunakan Arsenal di atas lapangan.

Pelatih asal Kroasia ini mengatakan bahwa dirinya tak membutuhkan ramuan spesial untuk bisa menumbangkan Arsenal. Dengan gaya permainan Arsenal yang sangat mudah ditebak, Mami hanya mencoba memperhatikan apa taktik yang digunakan klub-klub yang pernah menumbangkan Arsenal.

''Arsenal adalah salah satu tim terbaik yang pernah bermain di sini. Dan mereka bermain persis seperti apa yang kami perkirakan,'' ungkap Mampi seperti dilansir Mirror.

''Kami rasa sangat penting untuk menutup pergerakan di tengah lapangan, untuk menghentikan passing-passing cepat. Itu yang kami lakukan dan tidak ada hal yang baru,'' sambungnya.

''Kami sudah melihat bagaimana tim yang berhasil mengalahkan Arsenal menggunakan taktik yang sama. Ini adalah cara terbaik untuk mengalahkan mereka,'' sambungnya lagi.

Mami bahkan mengaku kalau anak asuhnya sama sekali tidak punya kesulitan untuk mematikan pergerakan pemain Arsenal. Meski di penuhi pemain besar, namun Mami menganggap kalau pilar-pilar Arsenal belum bisa disebut sebagai pemain kelas dunia. Itulah yang membuat anak asuhnya kemudian bisa dengan mudah mengimbangi gaya permainan Arsenal di atas lapangan.

''Arsenal memiliki empat pemain top, dan empat pemain lainnya memiliki kemampuan yang tak jauh berbeda dengan Dinamo Zagreb, tapi mereka bukan pemain kelas dunia. Kami hanya fokus untuk membuat mereka tidak bisa menghampiri bola. Ini mungkin salah satu permainan terbaik kami secara taktikal,'' jelas Mami.

Tekanan kepada Wenger kemudian semakin berat setelah kekalahan tersebut juga sekaligus menjadikan Wenger sebagai pelatih pertama yang pernah menelan 50 kekalahan di gelaran Liga Champions Eropa. Hal ini pula-lah yang kemudian membuat Netizen turut memberikan tekanan kepada Wenger lewat media sosial.

Bahkan, sebuah gambar dengan siklus sirkulasi bertuliskan pecat Wenger~akhiri musim di posisi empat besar~beli pemain baru~kita akan memenangkan gelar liga yang berlatar belakang logo Arsenal, tak henti-hentinya disebar luaskan Netizen yang kecewa dengan gaya permainan Arsenal.

Namun Wenger masih punya sedikit kesempatan untuk membayar kesalahan. Di akhir pekan nanti, Sabtu (19/9/2015) Arsenal akan bertandang ke markas Chelsea dalam laga lanjutan Liga Premier Inggris. Dalam laga Derby london tersebut, Wenger sebaiknya bisa menghindarkan Arsenal dari kekalahan, bila tak ingin mendapat makin banyak cercaan dari para fans setia Arsenal.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1856 seconds (0.1#10.140)