Arema Ogah Pede Hadapi Bali United
A
A
A
MALANG - Modal kemenangan 2-1 di leg pertama delapan besar Piala Presiden 2015 tidak lantas membuat Arema Cronus pede alias percaya diri saat melawat ke kandang Bali United. Singo Edan sadar sepenuhnya Bali United menyiapkan arena pembalasan di leg kedua.
Di Stadion Kapten Dipta, Arema tetap membutuhkan performa instimewa untuk membendung aksi Bayu Gatra dkk yang terbukti berbahaya. "Tim harus bermain sabar. Soal skor kami belum berpikir ke sana, asalnya Arema bisa lolos ke babak selanjutnya," kata Joko Susilo, Pelatih Arema Cronus, Selasa (22/9/2015).
Joko berharap kondisi pemainnya fit, termasuk dua pemain yang cedera minor saat latihan yakni Lancine Kone dan Samsul Arif. Kondisi keduanya tidak terlalu mencemaskan, namun tetap menjadi perhatian serius pelatih. Bukan tanpa alasan, Kone dan Samsul adalah dua aset penting yang menentukan perjalanan Arema di babak delapan besar Piala Presiden 2015. Keduanya diharapkan bugar sebelum berangkat ke Bali, Jumat (25/9/2015).
Walau berkekuatan fit, Arema tetap menyimpan kelemahan yang mungkin bisa menjadi pengganjal langkah ke semifinal. Ada beberapa faktor yang layak diperhitungkan sebelum bertarung di Pulau Dewata seperti berikut ini:
Belum Pernah Clean Sheet
Sejauh perhelatan Piala Presiden 2015, Arema selalu bermain di kandang dalam empat pertandingan. Dari empat laga, Fabiano Beltrane dkk belum sekali pun mencatat clean sheet. Empat gol sudah bersarang ke gawang Kadek Wardana-Kurnia Meiga yang berarti satu gol di tiap pertandingan. Ini cukup mengkhawatirkan mengingat laga berikutnya dilakoni di kandang lawan. Jika aspek ini tidak mengalami progres meyakinkan, bukan tidak mungkin Singo Edan bakal sangat kesulitan di Stadion Dipta.
Poduktivitas Fluktuatif
Selain rekor selalu kebobolan, Arema juga kurang konsisten dalam menciptakan gol ke gawang lawan. Stadion Kanjuruhan menjadi saksi fluktuatifnya daya gedor Singo Edan di empat laga. Arema hanya menciptakan satu gol lawan Persela Lamongan, kemudian naik drastis menjadi tiga gol kontra Sriwijaya FC. Lini depan kembali suram ketika ditahan imbang 1-1 oleh PSGC Ciamis, yang selanjutnya diikuti dua gol ke gawang Bali United. Melihat fluktuatifnya produktivitas, akankah di Bali nanti kembali muram? Ini yang perlu ditangani Arema secara serius.
Rekor Bali United
Bali United memiliki cara tersendiri untuk membobol jala Arema setiap kali keduanya bertemu. Satu gol di Stadion Kanjuruhan akhir pekan lalu melanjutkan rekor selalu bisa menjebol gawang Arema dalam empat pertemuan tahun ini. Bali United total sudah membolongi gawang Arema lima kali, yakni dua kali di Bali Island Cup 2015, satu di laga ujicoba, sebiji di Sunrise of Java Cup 2015 dan sisanya di leg pertama Piala Presiden lalu. Tak berlebihan jika Bayu Gatra dengan percaya diri berucap akan membalas kekalahan di perseteruan kedua mendatang.
Alergi Kecepatan
Arema Cronus adalah tim yang mendewakan permainan ofensif dan mengandalkan kecepatan pemain depannya. Tapi saat bersamaan, tim pujaan Aremania juga alergi pada kecepatan lawan. Tengok saja gol-gol yang mengoyak jala Kadek Wardana selama Piala Presiden, rata-rata berasal dari serangan cepat lawan. Termasuk saat Fabiano Beltrame menjegal Bayu Gatra di kotak pinalti pada leg pertama lalu. Di Bali, tentunya Arema akan menghadapi tim Bali United dalam konsep berbeda, yakni lebih percaya diri dan aktif menyerang. Pemain cepat macam Bayu Gatra, Lerbi Eliandri, serta Sultan Samma, akan sangat mencemaskan pertahanan Arema.
Di Stadion Kapten Dipta, Arema tetap membutuhkan performa instimewa untuk membendung aksi Bayu Gatra dkk yang terbukti berbahaya. "Tim harus bermain sabar. Soal skor kami belum berpikir ke sana, asalnya Arema bisa lolos ke babak selanjutnya," kata Joko Susilo, Pelatih Arema Cronus, Selasa (22/9/2015).
Joko berharap kondisi pemainnya fit, termasuk dua pemain yang cedera minor saat latihan yakni Lancine Kone dan Samsul Arif. Kondisi keduanya tidak terlalu mencemaskan, namun tetap menjadi perhatian serius pelatih. Bukan tanpa alasan, Kone dan Samsul adalah dua aset penting yang menentukan perjalanan Arema di babak delapan besar Piala Presiden 2015. Keduanya diharapkan bugar sebelum berangkat ke Bali, Jumat (25/9/2015).
Walau berkekuatan fit, Arema tetap menyimpan kelemahan yang mungkin bisa menjadi pengganjal langkah ke semifinal. Ada beberapa faktor yang layak diperhitungkan sebelum bertarung di Pulau Dewata seperti berikut ini:
Belum Pernah Clean Sheet
Sejauh perhelatan Piala Presiden 2015, Arema selalu bermain di kandang dalam empat pertandingan. Dari empat laga, Fabiano Beltrane dkk belum sekali pun mencatat clean sheet. Empat gol sudah bersarang ke gawang Kadek Wardana-Kurnia Meiga yang berarti satu gol di tiap pertandingan. Ini cukup mengkhawatirkan mengingat laga berikutnya dilakoni di kandang lawan. Jika aspek ini tidak mengalami progres meyakinkan, bukan tidak mungkin Singo Edan bakal sangat kesulitan di Stadion Dipta.
Poduktivitas Fluktuatif
Selain rekor selalu kebobolan, Arema juga kurang konsisten dalam menciptakan gol ke gawang lawan. Stadion Kanjuruhan menjadi saksi fluktuatifnya daya gedor Singo Edan di empat laga. Arema hanya menciptakan satu gol lawan Persela Lamongan, kemudian naik drastis menjadi tiga gol kontra Sriwijaya FC. Lini depan kembali suram ketika ditahan imbang 1-1 oleh PSGC Ciamis, yang selanjutnya diikuti dua gol ke gawang Bali United. Melihat fluktuatifnya produktivitas, akankah di Bali nanti kembali muram? Ini yang perlu ditangani Arema secara serius.
Rekor Bali United
Bali United memiliki cara tersendiri untuk membobol jala Arema setiap kali keduanya bertemu. Satu gol di Stadion Kanjuruhan akhir pekan lalu melanjutkan rekor selalu bisa menjebol gawang Arema dalam empat pertemuan tahun ini. Bali United total sudah membolongi gawang Arema lima kali, yakni dua kali di Bali Island Cup 2015, satu di laga ujicoba, sebiji di Sunrise of Java Cup 2015 dan sisanya di leg pertama Piala Presiden lalu. Tak berlebihan jika Bayu Gatra dengan percaya diri berucap akan membalas kekalahan di perseteruan kedua mendatang.
Alergi Kecepatan
Arema Cronus adalah tim yang mendewakan permainan ofensif dan mengandalkan kecepatan pemain depannya. Tapi saat bersamaan, tim pujaan Aremania juga alergi pada kecepatan lawan. Tengok saja gol-gol yang mengoyak jala Kadek Wardana selama Piala Presiden, rata-rata berasal dari serangan cepat lawan. Termasuk saat Fabiano Beltrame menjegal Bayu Gatra di kotak pinalti pada leg pertama lalu. Di Bali, tentunya Arema akan menghadapi tim Bali United dalam konsep berbeda, yakni lebih percaya diri dan aktif menyerang. Pemain cepat macam Bayu Gatra, Lerbi Eliandri, serta Sultan Samma, akan sangat mencemaskan pertahanan Arema.
(bbk)