Bobotoh Mengaung, Persib: Awas Sanksi Denda

Sabtu, 26 September 2015 - 15:20 WIB
Bobotoh Mengaung, Persib: Awas Sanksi Denda
Bobotoh Mengaung, Persib: Awas Sanksi Denda
A A A
BANDUNG - Hastag Balas di Bandung berhasil menembus peringkat kedelapan di jejaring sosial media twitter pukul 15.15 WIB, Sabtu (26/9/2015). Kemunculan tulisan yang banyak dikomentari netizen tersebut dikarenakan adanya pertandingan leg kedua babak delapan besar Piala Presiden yang mempertemukan Persib Bandung versus Pusamania Borneo FC di Stadion Jalak Harupat, nanti malam.

Sejatinya ini adalah laga 'hidup dan mati' bagi Persib maupun PBFC. Pasalnya, kedua tim sama-sama berpeluang besar menembus babak semifinal di Piala Presiden 2015 ini. Pada pertandingan leg pertama pekan lalu, Maung Bandung harus mengakui kehebatan tuan rumah dengan skor 2-3.

Artinya, pada pertandingan leg kedua ini, Persib hanya membutuhkan kemenangan minimal 1-0 tanpa kebobolan demi lolos ke semifinal. Sedangkan Pusamania cukup hasil seri di Bandung. Djadjang berharap, tidak ada oknum bobotoh yang membuat onar yang dapat membuat pertandingan terhenti atau terbuang percuma. (Baca juga: Takut Rusuh, Djadjang Wanti-wanti Bobotoh)

Bobotoh sebutan bagi pendukung Persib mengaung dan sudah tentu Stadion Jalak Harupat akan seperti lautan karena bakal dipenuhi ribuan pendukung tuan rumah dengan mengenakan pakaian berwarna biru. Namun demikian, mereka harus bisa meredam emosi selama pertandingan berlangsung. Sebab promotor Piala Presiden 2015, Mahaka Sports and Entertainment mengingatkan panitia penyelenggara (panpel) klub Piala Presiden tentang regulasi flare, rasis dan anarkistis.

Jika ada hal tersebut saat pertandingan berlangsung, sanksi denda sebesar Rp15 juta akan dijatuhkan kepada tuan rumah. Menurut Officer Piala Presiden Bandung, Gery Yesayas mengatakan, sanksi tersebut akan langsung dijatuhkan kepada panpel tanpa ada tahapan berupa teguran terlebih dahulu.

Ditambahkan Gery, sanksi tegas ini untuk menghilangkan flare, rasis dan anarkis dalam dunia sepakbola. "Flare, rasis dan anarkis serta tindakan tidak sportif lainnya, kita dari promotor sangat tidak mentolelirnya. Panpel akan kena denda Rp 15 juta jika ada pelanggaran tersebut dan kita tidak akan tegur lagi karena sudah diingatkan sejak lama," kata Gery seperti dikutip situs resmi Persib.

Pihak Mahaka meminta panpel selain melakukan imbauan juga lebih mengetatkan pemeriksaan kepada penonton yang masuk stadion. Hal itu sebagai antisipasi untuk mencegah jatuhnya sanksi kepada panpel. Pihaknya pun berharap selama pertandingan flare dan tindakan pelanggaran lainnya dapat ditekan agar tidak jatuh sanksi.

"Kita berharap tidak ada flare, anarkis dan rasis. Antisipasinya kepada setiap penonton yang akan masuk tribun dilakukan pemeriksaan lebih ketat untuk menghindarkan sanksi setiap pelanggaran," ungkapnya.

Selebihnya, menurut Gery, regulasi tentang pelanggaran tidak berbeda jauh dengan regulasi PT Liga Indonesia pada setiap turnamen atau kompetisi. Perbedaan hanya pada nominal yang dijatuhkan kepada panpel. (Baca juga: Djanur Ungkap Jurus Persib Hentikan Boaz Salossa)

Berikut komentar Netizen pada hastag Balas di Bandung:

Andrian (‏@naoeriki437)
"Semoga nanti persib menang dan membungkam mulut pelatih iwan setiawan, dan kekalahan kemarin semoga bisa di BALAS DI BANDUNG. amin"

Dicky (@Dicky_Khoedhoen)
"Ketika identitas kami di usik,maka harga dirilah yg akan kami pertaruhkan! KITA BALAS DI BANDUNG! Hayuu Birukan Sijalak Harupat! #PersibDay"

VIKING MADIUN ‏(@vikingmadiun33)
"Kami pernah JUARA dan akan JUARA lagi...!!! Balas di BANDUNG"

Fandyachmad_ ‏(@fandyachmad48)
"Berjuanglah pangeran biruku.. Balas di Bandung dan ucapkan sayonara pada para psywar . mengaum lah Maunggg... #PersibDay"

Yudhy erte'rete (‏@yudhyrete)
"SI jajangmulyana jeung SI ponaryo moal bisa balik lamun ayeuna maen distadion sijalak harupat..deulekeun uee.. BALAS DI BANDUNG"
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7168 seconds (0.1#10.140)