Selalu Kebobolan, Ini Curhat Pelatih Singo Edan
A
A
A
MALANG - Kegagalan Arema Cronus mengalahkan Sriwijaya FC di leg pertama semifinal Piala Presiden cukup merugikan. Pasalnya, Singo Edan dituntut harus menang atau imbang dengan mencetak lebih dari satu gol di leg kedua semifinal.
Kredit patut diberikan Sriwijaya FC yang sukses belajar dari kekalahan 3-1 di fase grup lalu dan hanya kecolongan satu gol dari belasan upaya tuan rumah. "Imbang di kandang pada leg pertama jelas bukan hasil bagus bagi Arema. Seharusnya kami bisa melakukan lebih dari ini. Tapi sudah saya prediksi sebelumnya, Sriwijaya FC tidak akan sama lagi di pertandingan ini. Mereka bermain lebih rapat," tutur Pelatih Arema Cronus Joko Susilo.
Dia mengakui hasil imbang dan kebobolan di kandang membuat timnya harus bekerja keras di leg kedua nanti. "Ini konsekuensi yang kami hadapi. Tidak mampu menang jelas menjadikan Arema akan bekerja lebih keras untuk lolos ke final," tambah dia.
Sekali lagi Joko tak habis pikir dengan cara bertahan timnya yang selalu kebobolan dalam enam laga Piala Presiden. "Sangat sulit untuk menjelaskannya. Kami sudah berupaya yang terbaik dan ternyata masih juga kecolongan," jelas pelatih asal Cepu ini.
Dalam laga yang dimainkan di hadapan 35.108 suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (3/10) malam, tim berjuluk Singo Edan harus puas dengan hasil imbang 1-1 pada leg pertama semifinal Piala Presiden.
Gol Wildansyah melalui tandukan di menit 71' membuyarkan keunggulan Arema lewat Cristian Gonzales menit 58'. Walau tercatat sebagai gol Cristian Gonzales, sebenarnya gol Arema lebih terlihat sebagai bunuh diri kiper Dian Agus Prasetyo. Menyambut bola diagonal, upaya kiper Sriwijaya tersebut dihalangi Gonzales.
Kredit patut diberikan Sriwijaya FC yang sukses belajar dari kekalahan 3-1 di fase grup lalu dan hanya kecolongan satu gol dari belasan upaya tuan rumah. "Imbang di kandang pada leg pertama jelas bukan hasil bagus bagi Arema. Seharusnya kami bisa melakukan lebih dari ini. Tapi sudah saya prediksi sebelumnya, Sriwijaya FC tidak akan sama lagi di pertandingan ini. Mereka bermain lebih rapat," tutur Pelatih Arema Cronus Joko Susilo.
Dia mengakui hasil imbang dan kebobolan di kandang membuat timnya harus bekerja keras di leg kedua nanti. "Ini konsekuensi yang kami hadapi. Tidak mampu menang jelas menjadikan Arema akan bekerja lebih keras untuk lolos ke final," tambah dia.
Sekali lagi Joko tak habis pikir dengan cara bertahan timnya yang selalu kebobolan dalam enam laga Piala Presiden. "Sangat sulit untuk menjelaskannya. Kami sudah berupaya yang terbaik dan ternyata masih juga kecolongan," jelas pelatih asal Cepu ini.
Dalam laga yang dimainkan di hadapan 35.108 suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (3/10) malam, tim berjuluk Singo Edan harus puas dengan hasil imbang 1-1 pada leg pertama semifinal Piala Presiden.
Gol Wildansyah melalui tandukan di menit 71' membuyarkan keunggulan Arema lewat Cristian Gonzales menit 58'. Walau tercatat sebagai gol Cristian Gonzales, sebenarnya gol Arema lebih terlihat sebagai bunuh diri kiper Dian Agus Prasetyo. Menyambut bola diagonal, upaya kiper Sriwijaya tersebut dihalangi Gonzales.
(aww)