Pengalaman Ihsan, Diuji Pemain Senior Korea
A
A
A
BANGKOK - Sebanyak tiga wakil Indonesia sudah berada di final Thailand Terbuka 2015. Adalah Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra), Wahyu Nayaka ARYA Pankaryanira/Ade Yusuf (ganda putra), dan Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).
Misi balas dendam mulai diwacanakan Ihsan Maulana. Maklum, pemain kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 18 November 1995 itu bakal berhadapan dengan Lee Hyun Il di partai puncak, Minggu (4/10/2015).
Melihat perjalanan kedua pemain, Ihsan bisa dikatakan mempunyai kans besar untuk menjaga rekor belum kehilangan set di turnamen yang menyediakan hadiah sebesar USD120.000 atau sekira Rp1,7 miliar ini. Dari lima pertandingan yang sudah dijalani, pemain peringkat 42 dunia selalu menyelesaikan pertandingan dengan dua set langsung.
Sebaliknya, Lee pernah kehilangan satu set ketika berhadapan dengan Muhammad Bayu Pangisthu. Namun yang harus diwaspadai dari unggulan keempat Korea Selatan ini adalah ia sudah mengetahui cara bermain pemain Indonesia. Sebab, peringkat 18 dunia itu sudah dua kali berhadapan dengan pemain Merah Putih di turnamen ini.
Beralih ke sektor ganda putra, peluang Wahyu/Ade merebut medali emas masih fifty-fifty. Pasalnya, mereka belum pernah sekali pun berhadapan dengan Kien Keat Koo/Boon Heong Tan. Lain halnya dengan Praveen/Debby.
Ganda campuran Indonesia ini dianggap tak akan menemui hambatan ketika berhadapan dengan SolGyu Choi/Eom Hye Won. Sebab, Praveen/Debby pernah mengalahkan wakil Korsel di turnamen Jepang Terbuka dengan straight game 21-19, 21-18.
Kita lihat saja, siapa yang akan berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Thunder Done, Muangthong Thani, Bangkok, Thailand.
Misi balas dendam mulai diwacanakan Ihsan Maulana. Maklum, pemain kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 18 November 1995 itu bakal berhadapan dengan Lee Hyun Il di partai puncak, Minggu (4/10/2015).
Melihat perjalanan kedua pemain, Ihsan bisa dikatakan mempunyai kans besar untuk menjaga rekor belum kehilangan set di turnamen yang menyediakan hadiah sebesar USD120.000 atau sekira Rp1,7 miliar ini. Dari lima pertandingan yang sudah dijalani, pemain peringkat 42 dunia selalu menyelesaikan pertandingan dengan dua set langsung.
Sebaliknya, Lee pernah kehilangan satu set ketika berhadapan dengan Muhammad Bayu Pangisthu. Namun yang harus diwaspadai dari unggulan keempat Korea Selatan ini adalah ia sudah mengetahui cara bermain pemain Indonesia. Sebab, peringkat 18 dunia itu sudah dua kali berhadapan dengan pemain Merah Putih di turnamen ini.
Beralih ke sektor ganda putra, peluang Wahyu/Ade merebut medali emas masih fifty-fifty. Pasalnya, mereka belum pernah sekali pun berhadapan dengan Kien Keat Koo/Boon Heong Tan. Lain halnya dengan Praveen/Debby.
Ganda campuran Indonesia ini dianggap tak akan menemui hambatan ketika berhadapan dengan SolGyu Choi/Eom Hye Won. Sebab, Praveen/Debby pernah mengalahkan wakil Korsel di turnamen Jepang Terbuka dengan straight game 21-19, 21-18.
Kita lihat saja, siapa yang akan berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Thunder Done, Muangthong Thani, Bangkok, Thailand.
(sha)