Pelatih Milan Tak Mau Mundur, Tapi Siap Ditelepon Berlusconi
A
A
A
MILAN - AC Milan belum menunjukkan performa konsisten musim ini. Di tangan pelatih Sinisa Mihajlovic, Milan menelan empat kekelahan dari tujuh laga Serie A yang sudah dilakoni. Terakhir, I Rossoneri dipermalukan Napoli di depan publik San Siro, Minggu (4/10/2015).
Milan ditekuk Pasukan Maurizio Sarri empat gol tanpa balas. Lorenzo Insigne mencetak brace (dua gol) pada menit ke-48 dan 68, melengkapi gol pembuka Allan Marques pada menit ke-13, dan gol bunuh diri Rodrigo Ely (77). (Baca juga: Sejarah Kemenangan Napoli dan Rekor Buruk Milan di San Siro)
Milan kini terpuruk di peringkat 11 klasemen dengan sembilan angka dari tujuh laga. Menang tiga dan kalah empat kali, mencetak delapan gol dan kebobolan 13 gol. Milan tertinggal sembilan poin dari pemuncak klasemen Fiorentina. Statistik yang kurang memuaskan bagi tim sekaliber Milan. Sementara Napoli di undakan keenam dengan 12 poin.
Tekanan pun mulai mengarah ke Sinisa Mihajlovic. Namun, pelatih asal Serbia itu menegaskan tak mau mundur kendati I Rossoneri menelan kekalahan terburuk di kandang sejak enam tahun silam (terakhir kali Milan kalah dengan margin empat gol di San Siro saat menyerah 0-4 dari Inter Milan pada 2009).
"Saya tidak akan ragu menerima panggilan telepon besok dari Presiden (Silvio) Berlusconi, dan saya akan menjelaskan apa yang terjadi," kata Mihajlovic seperti dilansir FourFourTwo. "Seperti biasa, klub akan mengambil keputusan, tapi saya tidak akan mengundurkan diri. Saya yakin, dan harus dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah ini."
"Saya telah melakukannya di klub lain dan saya bisa melakukannya di sini. Saya hanya perlu waktu," kata Mihajlovic yang meratapi mentalitas rapuh Milan. "Saya paham, hal buruk untuk mengatakan ini, tapi malam ini kami kalah dari tim yang lebih baik," kata Mihajlovic. "Pemain depan Napoli membuat perbedaan.
"Melawan Napoli, kami tertegun setelah gol kedua mereka dan kami tidak dapat bereaksi. Secara mental, kami lemah. Mungkin kami perlu (Sigmund) Freud (ahli psikologi)... Sejak saya tiba, saya sudah mencoba membenahi mentalitas pemain. Saya sudah bicara kepada mereka secara individu dan sebagai kelompok, mencoba untuk menganalisis segala sesuatu. Jelas itu tidak mudah."
Milan ditekuk Pasukan Maurizio Sarri empat gol tanpa balas. Lorenzo Insigne mencetak brace (dua gol) pada menit ke-48 dan 68, melengkapi gol pembuka Allan Marques pada menit ke-13, dan gol bunuh diri Rodrigo Ely (77). (Baca juga: Sejarah Kemenangan Napoli dan Rekor Buruk Milan di San Siro)
Milan kini terpuruk di peringkat 11 klasemen dengan sembilan angka dari tujuh laga. Menang tiga dan kalah empat kali, mencetak delapan gol dan kebobolan 13 gol. Milan tertinggal sembilan poin dari pemuncak klasemen Fiorentina. Statistik yang kurang memuaskan bagi tim sekaliber Milan. Sementara Napoli di undakan keenam dengan 12 poin.
Tekanan pun mulai mengarah ke Sinisa Mihajlovic. Namun, pelatih asal Serbia itu menegaskan tak mau mundur kendati I Rossoneri menelan kekalahan terburuk di kandang sejak enam tahun silam (terakhir kali Milan kalah dengan margin empat gol di San Siro saat menyerah 0-4 dari Inter Milan pada 2009).
"Saya tidak akan ragu menerima panggilan telepon besok dari Presiden (Silvio) Berlusconi, dan saya akan menjelaskan apa yang terjadi," kata Mihajlovic seperti dilansir FourFourTwo. "Seperti biasa, klub akan mengambil keputusan, tapi saya tidak akan mengundurkan diri. Saya yakin, dan harus dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah ini."
"Saya telah melakukannya di klub lain dan saya bisa melakukannya di sini. Saya hanya perlu waktu," kata Mihajlovic yang meratapi mentalitas rapuh Milan. "Saya paham, hal buruk untuk mengatakan ini, tapi malam ini kami kalah dari tim yang lebih baik," kata Mihajlovic. "Pemain depan Napoli membuat perbedaan.
"Melawan Napoli, kami tertegun setelah gol kedua mereka dan kami tidak dapat bereaksi. Secara mental, kami lemah. Mungkin kami perlu (Sigmund) Freud (ahli psikologi)... Sejak saya tiba, saya sudah mencoba membenahi mentalitas pemain. Saya sudah bicara kepada mereka secara individu dan sebagai kelompok, mencoba untuk menganalisis segala sesuatu. Jelas itu tidak mudah."
(sha)