Debut Positif Sean Gelael di Sochi
A
A
A
SOCHI - Sean Gelael menjalani debut yang cukup positif pada balapan pertama GP2 di Sirkuit Sochi Autodrom, Rusia, Sabtu (10/10). Meski start dari posisi ke-24, pebalap Indonesia dari tim Jagonya Ayam with Carlin itu mampu menuntaskan lomba pada posisi lima tingkat lebih baik.
Berbeda dengan sesi kualifikasi sehari sebelumnya yang disertai hujan lebat, balapan kali ini berlangsung di bawah cuaca yang cerah. Kondisi itu dimanfaatkan Sean dengan mengawali balap memakai ban jenis soft compund. Dengan start yang cukup baik, ia pun langsung melejit ke urutan 18.
Posisi itu bertahan hingga tiga putaran sebelum balapan dihentikan akibat kecelakaan hebat yang dialami tiga pebalap sekaligus, yakni Artem Markelov, Jordan King, dan Sergio Canamasas. Setelah terhenti selama hampir 30 menit, balapan kembali dilanjutkan dengan adanya pemangkasan jumlah lap tersisa dari 25 putaran menjadi 15 putaran.
Sayang, Sean gagal memanfaatkan momentum itu. Posisi pebalap berusia 18 tahun itu justru melorot ke peringkat 20. Setelah mengganti ban dengan jenis medium compound saat masuk pit, barulah perlahan-lahan Sean mampu memperbaiki posisinya satu tingkat hingga balapan sebanyak 18 putaran di lintasan sepanjang 5,848 kilometer itu berakhir.
Hasil itu cukup positif mengingat ini penampilan perdana Sean di Sochi. Apalagi, sirkuit yang didesain oleh perancang otomotif terkemuka Hermann Tilke itu memiliki karakter yang cukup sulit karena kebanyakan terdiri atas tikungan medium dan lambat yang menuntut teknik tinggi pebalap.
Sean juga mampu membenahi catatan waktunya secara signifikan. Ia mempertajam torehan waktu 2 menit 08,361 detik saat kualifikasi menjadi 1 menit 53,597 detik pada waktu balapan. Torehan itu lebih kencang dari sejumlah pebalap yang selevel dengan Sean, seperti Nicholas Latifi, Rene Binder, dan Robert Visoiu. Itu membuatnya percaya diri menghadapi balapan kedua atau sprint race pada Minggu (11/10).
“Saya cukup senang karena kembali berhasil membalap dengan mulus. Di sprint race, saya ingin mempertahankan penampilan dan menjaga pencapaian pada balapan pertama,” ungkap pebalap bernama lengkap Muhammad Sean Gelael itu.
Penampilan di Sochi merupakan yang kelima kali di ajang GP2 musim ini. Dalam proses adaptasi dan pembelajaran sejauh ini, Sean menunjukkan perkembangan yang cukup baik karena selalu menyelesaikan balapan dengan mulus. Ia tak pernah mengalami kendala mesin yang serius dan juga kecelakaan yang membuatnya gagal finis.
Gelar juara pada balapan pertama diraih pebalap tim Racing Engineering asal Amerika Serikat, Alexander Rossi. Ia memenangi duel atas Pierre Gasly (Dams) dan Stoffel Vandoorne (ART Grand Prix) di dua putaran terakhir. Pada balapan sprint race, Minggu, para pebalap bakal beradu cepat selama 45 menit tanpa pit stop.
Tanpa kewajiban masuk pit, Sean memiliki peluang untuk meraih hasil yang lebih baik. Pada dua balapan terakhir di World Series dan GP2, performa tim Carlin saat pit stop tak terlalu baik. “Saya punya kesempatan untuk fokus bertarung tanpa harus memikirkan pit stop,” ujar Sean.
Berbeda dengan sesi kualifikasi sehari sebelumnya yang disertai hujan lebat, balapan kali ini berlangsung di bawah cuaca yang cerah. Kondisi itu dimanfaatkan Sean dengan mengawali balap memakai ban jenis soft compund. Dengan start yang cukup baik, ia pun langsung melejit ke urutan 18.
Posisi itu bertahan hingga tiga putaran sebelum balapan dihentikan akibat kecelakaan hebat yang dialami tiga pebalap sekaligus, yakni Artem Markelov, Jordan King, dan Sergio Canamasas. Setelah terhenti selama hampir 30 menit, balapan kembali dilanjutkan dengan adanya pemangkasan jumlah lap tersisa dari 25 putaran menjadi 15 putaran.
Sayang, Sean gagal memanfaatkan momentum itu. Posisi pebalap berusia 18 tahun itu justru melorot ke peringkat 20. Setelah mengganti ban dengan jenis medium compound saat masuk pit, barulah perlahan-lahan Sean mampu memperbaiki posisinya satu tingkat hingga balapan sebanyak 18 putaran di lintasan sepanjang 5,848 kilometer itu berakhir.
Hasil itu cukup positif mengingat ini penampilan perdana Sean di Sochi. Apalagi, sirkuit yang didesain oleh perancang otomotif terkemuka Hermann Tilke itu memiliki karakter yang cukup sulit karena kebanyakan terdiri atas tikungan medium dan lambat yang menuntut teknik tinggi pebalap.
Sean juga mampu membenahi catatan waktunya secara signifikan. Ia mempertajam torehan waktu 2 menit 08,361 detik saat kualifikasi menjadi 1 menit 53,597 detik pada waktu balapan. Torehan itu lebih kencang dari sejumlah pebalap yang selevel dengan Sean, seperti Nicholas Latifi, Rene Binder, dan Robert Visoiu. Itu membuatnya percaya diri menghadapi balapan kedua atau sprint race pada Minggu (11/10).
“Saya cukup senang karena kembali berhasil membalap dengan mulus. Di sprint race, saya ingin mempertahankan penampilan dan menjaga pencapaian pada balapan pertama,” ungkap pebalap bernama lengkap Muhammad Sean Gelael itu.
Penampilan di Sochi merupakan yang kelima kali di ajang GP2 musim ini. Dalam proses adaptasi dan pembelajaran sejauh ini, Sean menunjukkan perkembangan yang cukup baik karena selalu menyelesaikan balapan dengan mulus. Ia tak pernah mengalami kendala mesin yang serius dan juga kecelakaan yang membuatnya gagal finis.
Gelar juara pada balapan pertama diraih pebalap tim Racing Engineering asal Amerika Serikat, Alexander Rossi. Ia memenangi duel atas Pierre Gasly (Dams) dan Stoffel Vandoorne (ART Grand Prix) di dua putaran terakhir. Pada balapan sprint race, Minggu, para pebalap bakal beradu cepat selama 45 menit tanpa pit stop.
Tanpa kewajiban masuk pit, Sean memiliki peluang untuk meraih hasil yang lebih baik. Pada dua balapan terakhir di World Series dan GP2, performa tim Carlin saat pit stop tak terlalu baik. “Saya punya kesempatan untuk fokus bertarung tanpa harus memikirkan pit stop,” ujar Sean.
(aww)