Doa 1.001 Anak Yatim Pagari Sriwijaya FC di Final
A
A
A
PALEMBANG - Perjuangan skuat Sriwijaya FC untuk menjadi juara di Piala Presiden 2015 tidak hanya didukung ribuan suporternya. Sebanyak 1.001 anak yatim Pondok Pesantren (Ponpes) Aulia Cendekia mendoakan skuat Sriwijaya FC (SFC) mampu mengalahkan Persib Bandung dalam laga final Piala Presiden, Minggu (18/10).
Menurut pimpinan Ponpes Aulia Cendekia H Hendra Zainudin mengatakan, doa yang diberikan anak asuhnya merupakan bentuk perjuangan terakhir tim ke medan perang pertandingan final Sriwijaya FC kontra Persib Bandung.
"Persiapan matang pasti sudah dilakukan oleh jajaran pelatih dan pemain. Doa ini sebagai bentuk perjuangan terakhir SFC. Semoga tim kebanggan kita bisa menang," kata Hendra.
Dilanjutkannya, doa serentak juga dilakukan di Ponpes Pesantren Raudhatul Qur'an Payaraman, Ogan Ilir (OI). Kemudian bertepatan pada Minggu (18/11) laga final Piala Presiden, Hendri menghimpun semua Ponpes se-Sumsel untuk menggelar doa bersama.
"Saya sudah konfirmasi kepada seluruh pimpinan ponpes se-Sumsel kita akan lakukan doa serentak.Semoga saja Allah memberikan ridhanya. Amin,"kata Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumsel ini.
Ide awal doa bersama dijelaskan Hendri dititahkan langsung oleh Presiden Club SFC Dodi Reza Alex. Putra Sulung Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengharapkan doa seluruh ponpes se-Sumsel untuk melancarkan perjuangan Laskar Wong Kito di laga final.
"Saya cukup takjub dengan kepemimpinan bapak Dodi selaku Presiden Club SFC. Dia yang langsung menghubungi saya untuk meminta doa dari anak-anak panti di pondok pesantren,"tuturnya.
Selain itu Hendra juga merangsang anak asuhnya untuk mencintai tim Laskar Wong Kito. Dengan cara memberikan kuis siapa pencetak gol pertama di laga final nanti.
"Kita juga akan melakukan nobar di sini. Dan ada beragam kuis agar lebih menarik. Tetapi saat masuk azan magrib mereka harus salat. Walapun Tibo lagi cetak gol,"ucapnya sembari tertawa.
Menurut pimpinan Ponpes Aulia Cendekia H Hendra Zainudin mengatakan, doa yang diberikan anak asuhnya merupakan bentuk perjuangan terakhir tim ke medan perang pertandingan final Sriwijaya FC kontra Persib Bandung.
"Persiapan matang pasti sudah dilakukan oleh jajaran pelatih dan pemain. Doa ini sebagai bentuk perjuangan terakhir SFC. Semoga tim kebanggan kita bisa menang," kata Hendra.
Dilanjutkannya, doa serentak juga dilakukan di Ponpes Pesantren Raudhatul Qur'an Payaraman, Ogan Ilir (OI). Kemudian bertepatan pada Minggu (18/11) laga final Piala Presiden, Hendri menghimpun semua Ponpes se-Sumsel untuk menggelar doa bersama.
"Saya sudah konfirmasi kepada seluruh pimpinan ponpes se-Sumsel kita akan lakukan doa serentak.Semoga saja Allah memberikan ridhanya. Amin,"kata Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumsel ini.
Ide awal doa bersama dijelaskan Hendri dititahkan langsung oleh Presiden Club SFC Dodi Reza Alex. Putra Sulung Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengharapkan doa seluruh ponpes se-Sumsel untuk melancarkan perjuangan Laskar Wong Kito di laga final.
"Saya cukup takjub dengan kepemimpinan bapak Dodi selaku Presiden Club SFC. Dia yang langsung menghubungi saya untuk meminta doa dari anak-anak panti di pondok pesantren,"tuturnya.
Selain itu Hendra juga merangsang anak asuhnya untuk mencintai tim Laskar Wong Kito. Dengan cara memberikan kuis siapa pencetak gol pertama di laga final nanti.
"Kita juga akan melakukan nobar di sini. Dan ada beragam kuis agar lebih menarik. Tetapi saat masuk azan magrib mereka harus salat. Walapun Tibo lagi cetak gol,"ucapnya sembari tertawa.
(aww)