Rawan Gesekan, FIM Minta Rossi Tutup Mulut Soal Insiden Malaysia
A
A
A
VALENCIA - Federasi Balap Motor Dunia (FIM) mendesak Valentino Rossi untuk tidak membuka mulut soal insiden kecelakaan yang menimpa Marc Marquez di GP Malaysia. Instruksi itu disampaikan pimpinan klasemen dalam jumpa pers jelang GP Valencia akhir pekan ini.
Tujuan FIM meminta Rossi untuk tidak berbicara soal insiden cukup beralasan. Mengingat 110.000 penggemar balap kuda besi MotoGP bakal memadati acara balapan seri terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo. Artinya, jika ia tetap mengungkit-ungkit peristiwa dua pekan lalu, potensi keributan makin besar. (Baca juga: Marquez Berbagi Pengalaman Soal Posisi Buncit)
"Saya telah diminta oleh FIM untuk tidak banyak bercerita soal insiden di GP Malaysia, sebab itu bisa menimbulkan konflik yang lebih besar. Saya mengerti permintaan FIM, karena keberadaan pembalap di sini (Valencia) hanya untuk memulai balapan. Jadi kami akan fokus pada tujuan kami dan kami di sini untuk mendapatkan hasil maksimal," terang Rossi seperti dikutip Speedweek, Jumat (6/11/2015).
Dalam sejarah 63 tahun grand prix MotoGP digelar, hanya ada 16 musim dimana gelar juara dunia ditentukan pada putaran balap terakhir. Termasuk tahun ini, Sirkuit Ricardo Tormo akan menjadi balapan penutup yang menentukan siapa juara dunia 2015. Hanya ada dua pembalap yang akan bersaing merebut gelar juara dunia musim ini. AdaIah Rossi dengan 312 poin dan Jorge Lorenzo yang merebut 305 poin. (Baca jujga: 2017, Rossi Pertimbangkan Pensiun)
Dengan selisih tujuh poin diantara kedua pembalap, persaingan keduanya akan sangat kental terasa. Rossi harus finis di posisi kedua jika Lorenzo memenangkan kejuaraan. Berarti Lorenzo butuh lebih dari sekadar memenangkan balapan jika ingin merebut gelar juara dunia musim ini. (Baca juga: Potensi Bentrok Panitia Pisahkan Fans Rossi dan Lorenzo di GP Valencia)
Memanasnya seri balap terakhir MotoGP di Valencia mau tak mau membuat panitia bekerja ekstra keras. Setelah dipusingkan soal tiket, giliran pengamanan jadi fokus utama untuk mengawal perang dua pembalap Movistar Yamaha. Tak ingin hal terburuk terjadi di luar lintasan, panitia pun bekerja keras memikirkan langkah dengan memperbanyak petugas keamanan.
Hal itu diutarakan Direktur Sirkuit Ricardo Tormo, Gonzalo Gobert. Dia mengatakan untuk menciptakan seri terakhir, bukan drama konspirasi Spanyol versus Italia, melainkan hanya duel joki tim Garpu Tala dalam memerebutkan gelar juara. Salah satu caranya adalah menyebar 1.500 tentara di sirkuit guna menjaga seri balap terakhir tetap kondusif. (Baca juga: 1.500 Tentara Siap Kawal Duel Rossi vs Lorenzo di Valencia)
Mengetahui balapan seri terakhir rawan konflik antar fans, Rossi berharap agar situasi ini tetap berjalan normal dan berjalan damai. "Saya berharap balapan berjalan normal dan damai. Valencia selalu menjadi akhir pekan yang hebat. Ini balapan terakhir tahun ini, terkadang semuanya diputuskan di sini. Tapi saya berharap semuanya berjalan tenang dan kami bisa menemukan dukungan besar dari para fans dan saya tidak menginginkan penggemar menimbulkan masalah," tukas Rossi.
Tujuan FIM meminta Rossi untuk tidak berbicara soal insiden cukup beralasan. Mengingat 110.000 penggemar balap kuda besi MotoGP bakal memadati acara balapan seri terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo. Artinya, jika ia tetap mengungkit-ungkit peristiwa dua pekan lalu, potensi keributan makin besar. (Baca juga: Marquez Berbagi Pengalaman Soal Posisi Buncit)
"Saya telah diminta oleh FIM untuk tidak banyak bercerita soal insiden di GP Malaysia, sebab itu bisa menimbulkan konflik yang lebih besar. Saya mengerti permintaan FIM, karena keberadaan pembalap di sini (Valencia) hanya untuk memulai balapan. Jadi kami akan fokus pada tujuan kami dan kami di sini untuk mendapatkan hasil maksimal," terang Rossi seperti dikutip Speedweek, Jumat (6/11/2015).
Dalam sejarah 63 tahun grand prix MotoGP digelar, hanya ada 16 musim dimana gelar juara dunia ditentukan pada putaran balap terakhir. Termasuk tahun ini, Sirkuit Ricardo Tormo akan menjadi balapan penutup yang menentukan siapa juara dunia 2015. Hanya ada dua pembalap yang akan bersaing merebut gelar juara dunia musim ini. AdaIah Rossi dengan 312 poin dan Jorge Lorenzo yang merebut 305 poin. (Baca jujga: 2017, Rossi Pertimbangkan Pensiun)
Dengan selisih tujuh poin diantara kedua pembalap, persaingan keduanya akan sangat kental terasa. Rossi harus finis di posisi kedua jika Lorenzo memenangkan kejuaraan. Berarti Lorenzo butuh lebih dari sekadar memenangkan balapan jika ingin merebut gelar juara dunia musim ini. (Baca juga: Potensi Bentrok Panitia Pisahkan Fans Rossi dan Lorenzo di GP Valencia)
Memanasnya seri balap terakhir MotoGP di Valencia mau tak mau membuat panitia bekerja ekstra keras. Setelah dipusingkan soal tiket, giliran pengamanan jadi fokus utama untuk mengawal perang dua pembalap Movistar Yamaha. Tak ingin hal terburuk terjadi di luar lintasan, panitia pun bekerja keras memikirkan langkah dengan memperbanyak petugas keamanan.
Hal itu diutarakan Direktur Sirkuit Ricardo Tormo, Gonzalo Gobert. Dia mengatakan untuk menciptakan seri terakhir, bukan drama konspirasi Spanyol versus Italia, melainkan hanya duel joki tim Garpu Tala dalam memerebutkan gelar juara. Salah satu caranya adalah menyebar 1.500 tentara di sirkuit guna menjaga seri balap terakhir tetap kondusif. (Baca juga: 1.500 Tentara Siap Kawal Duel Rossi vs Lorenzo di Valencia)
Mengetahui balapan seri terakhir rawan konflik antar fans, Rossi berharap agar situasi ini tetap berjalan normal dan berjalan damai. "Saya berharap balapan berjalan normal dan damai. Valencia selalu menjadi akhir pekan yang hebat. Ini balapan terakhir tahun ini, terkadang semuanya diputuskan di sini. Tapi saya berharap semuanya berjalan tenang dan kami bisa menemukan dukungan besar dari para fans dan saya tidak menginginkan penggemar menimbulkan masalah," tukas Rossi.
(bbk)