Aremania Bidik Hadiah Suporter Terbaik
A
A
A
MALANG - Disediakannya hadiah untuk suporter terbaik pada turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS) ditanggapi serius oleh Aremania. Kelompok pendukung Arema Cronus itu sangat berpeluang mendapatkan gelar tersebut melihat catatan yang mereka torehkan selama ini. Di beberapa aspek, Aremania menganggap sangat layak meraih hadiah tersebut.
Predikat sebagai suporter terbaik sebenarnya bukan hal baru, karena Aremania pernah menyabetnya beberapa tahun lalu. Mereka pernah merasakan gelar tersebut di Ligina VII pada 2000 dan Copa Indonesia 2006.
"Tanpa adanya gelar terbaik, Aremania tetap akan berupaya menjadi suporter yang dewasa. Kami akan mendukung Arema dengan cara yang kreatif dan sportif. Semoga dengan adanya gelar suporter terbaik membuat rekan-rekan lebih antusias dan luar biasa," ujar Yuli Sumpil, dirijen Aremania.
Kriteria suporter terbaik mencakup tiga penilaian. Mahaka Sports and Entertainment selaku operator PJS melakukan penilaian pada cara suporter memasuki stadion, antusiasme dalam mendukung timnya, serta respons ketika timnya mendapat hasil mengecewakan.
Kriteria terakhir sudah ditunjukkan saat Singo Edan tersingkir di partai semifinal Piala Presiden lalu. Kalah 1-2 dari Sriwijaya FC, ribuan Aremania dengan nyaman meninggalkan Stadion Manahan Solo tanpa noda sedikit pun. Modal inilah yang membuat Aremania sangat layak bersaing.
"Aremania selalu ingin berupaya lebih baik. Memang sulit untuk sempurna karena supporter memiliki latar belakang yang bermacam-macam. Tapi Aremania terbukti bisa lebih dewasa dan bisa dilihat sendiri bagaimana kami bersikap saat mendukung Arema," tambah Yuli, pria yang berdomisili di kawasan Blimbing, Kota Malang.
Yuli juga mengatakan bahwa sportivitas Aremania selama ini tidak terbangun karena iming-iming penghargaan sebagai suporter terbaik. Namun karena mereka ingin menjadi suporter yang dewasa dan santun, yang terus dibangun dengan menukarkan pengaruh positif.
Predikat sebagai suporter terbaik sebenarnya bukan hal baru, karena Aremania pernah menyabetnya beberapa tahun lalu. Mereka pernah merasakan gelar tersebut di Ligina VII pada 2000 dan Copa Indonesia 2006.
"Tanpa adanya gelar terbaik, Aremania tetap akan berupaya menjadi suporter yang dewasa. Kami akan mendukung Arema dengan cara yang kreatif dan sportif. Semoga dengan adanya gelar suporter terbaik membuat rekan-rekan lebih antusias dan luar biasa," ujar Yuli Sumpil, dirijen Aremania.
Kriteria suporter terbaik mencakup tiga penilaian. Mahaka Sports and Entertainment selaku operator PJS melakukan penilaian pada cara suporter memasuki stadion, antusiasme dalam mendukung timnya, serta respons ketika timnya mendapat hasil mengecewakan.
Kriteria terakhir sudah ditunjukkan saat Singo Edan tersingkir di partai semifinal Piala Presiden lalu. Kalah 1-2 dari Sriwijaya FC, ribuan Aremania dengan nyaman meninggalkan Stadion Manahan Solo tanpa noda sedikit pun. Modal inilah yang membuat Aremania sangat layak bersaing.
"Aremania selalu ingin berupaya lebih baik. Memang sulit untuk sempurna karena supporter memiliki latar belakang yang bermacam-macam. Tapi Aremania terbukti bisa lebih dewasa dan bisa dilihat sendiri bagaimana kami bersikap saat mendukung Arema," tambah Yuli, pria yang berdomisili di kawasan Blimbing, Kota Malang.
Yuli juga mengatakan bahwa sportivitas Aremania selama ini tidak terbangun karena iming-iming penghargaan sebagai suporter terbaik. Namun karena mereka ingin menjadi suporter yang dewasa dan santun, yang terus dibangun dengan menukarkan pengaruh positif.
(bep)