Ikat Duo Spanyol, Arema Disebut Beli Kucing dalam Karung
A
A
A
MALANG - Duo Spanyol Francisco "Kiko" Insa Bohigues dan Antonio Jose Espinosa melengkapi slot pemain asing Arema Cronus untuk Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015. Kedua pemain tersebut sudah mengikuti sesi ujicoba Arema kontra Arema U-21 dan staf pelatih langsung merekomendasikan untuk direkrut.
Rekrutmen yang begitu cepat memunculkan pertanyaan di kalangan pengamat. Apakah Arema membeli kucing dalam karung atas duo Spanyol itu. Datang ke Malang pada Jumat (6/11/2015) malam, bermain separuh laga pada Sabtu (7/11/2015), kemudian langsung direkomendasi ke manajemen. Proses transfer paling kilat yang pernah dilakukan tim berjuluk Singo Edan.
Padahal biasanya Arema sangat njelimet sebelum resmi mengontrak pemain asing. Jika memang belum pernah berlaga di Indonesia, biasanya pemain harus melalui trial minimal sepekan atau dua pekan. Kecuali jika seorang pemain sudah diketahui kualitasnya, seperti Lancine Kone misalnya.
Apalagi, rekam jejak keduanya belum terlihat membanggakan dan mereka belum pernah mengenal sepak bola Indonesia. Berasal dari negara yang terkenal atmosfer sepak bolanya, Kiko dan Espinosa justru lebih banyak mondar-mandir di Tim B beberapa klub Spanyol.
Kiko terakhir membela tim di Liga Islandia Vikingur Olafsvik, sedangkan Espinosa terakhir kali berkarier di Liga Yordania bersama klub Shabab Al-Ordon. Mereka sebenarnya berencana menuju Malaysia, tapi karena kompetisi di sana baru usai, kemudian oleh agen yang menaunginya ditawarkan ke klub Indonesia.
Antonio Jose Espinosa adalah seorang pemain tengah yang difungsikan di belakang striker. Tugasnya kira-kira bakal sama dengan Lancine Kone dalam pola 4-2-3-1. Sedangkan Kiko adalah pemain bongsor berposisi bek tengah untuk mengisi peran Fabiano Beltrame.
Walau hanya dimainkan separuh laga saat mengalahkan Arema U-21 dengan skor 7-0, Pelatih Arema Joko Susilo sudah melayangkan rekomendasi untuk dikontrak. Terlepas dari kualitas yang katanya memenuhi syarat, nyatanya Arema memang sudah kehabisan waktu untuk merekrut pemain asing.
"Saya sudah lihat permainannya, tampaknya mereka bagus walau masih membutuhkan adaptasi. Jelas tidak bisa berharap langsung istimewa karena sebelumnya sama sekali belum mengenal sepak bola Indonesia. Semoga bisa langsung memberikan kontribusi besar," jelas Joko.
Jika ingin langsung dilibatkan di PJS, maka keduanya mau tak mau harus melakukan adaptasi singkat. Meningkatkan stamina, mempelajari karakter permainan Arema, sekaligus memahami tugas yang akan diberikan pelatih selama di Malang.
Toni Espinosa berharap dirinya bisa membantu Arema di turnamen PJS mendatang. Diakuinya, pada kesempatan ini dia harus cepat belajar dan beradaptasi karena baru datang ke Malang. "Situasi yang unik karena saya baru datang dan akan langsung bermain. Saya akan berusaha sebaik mungkin," kata Espinosa.
Walau belum tentu dimainkan reguler karena masih tergantung performanya, pemain berposisi playmaker ini ingin membawa Arema berprestasi. "Semoga saya bisa membantu Arema untuk meraih pretasi tertinggi di turnamen nanti," tegas dia.
Rekrutmen yang begitu cepat memunculkan pertanyaan di kalangan pengamat. Apakah Arema membeli kucing dalam karung atas duo Spanyol itu. Datang ke Malang pada Jumat (6/11/2015) malam, bermain separuh laga pada Sabtu (7/11/2015), kemudian langsung direkomendasi ke manajemen. Proses transfer paling kilat yang pernah dilakukan tim berjuluk Singo Edan.
Padahal biasanya Arema sangat njelimet sebelum resmi mengontrak pemain asing. Jika memang belum pernah berlaga di Indonesia, biasanya pemain harus melalui trial minimal sepekan atau dua pekan. Kecuali jika seorang pemain sudah diketahui kualitasnya, seperti Lancine Kone misalnya.
Apalagi, rekam jejak keduanya belum terlihat membanggakan dan mereka belum pernah mengenal sepak bola Indonesia. Berasal dari negara yang terkenal atmosfer sepak bolanya, Kiko dan Espinosa justru lebih banyak mondar-mandir di Tim B beberapa klub Spanyol.
Kiko terakhir membela tim di Liga Islandia Vikingur Olafsvik, sedangkan Espinosa terakhir kali berkarier di Liga Yordania bersama klub Shabab Al-Ordon. Mereka sebenarnya berencana menuju Malaysia, tapi karena kompetisi di sana baru usai, kemudian oleh agen yang menaunginya ditawarkan ke klub Indonesia.
Antonio Jose Espinosa adalah seorang pemain tengah yang difungsikan di belakang striker. Tugasnya kira-kira bakal sama dengan Lancine Kone dalam pola 4-2-3-1. Sedangkan Kiko adalah pemain bongsor berposisi bek tengah untuk mengisi peran Fabiano Beltrame.
Walau hanya dimainkan separuh laga saat mengalahkan Arema U-21 dengan skor 7-0, Pelatih Arema Joko Susilo sudah melayangkan rekomendasi untuk dikontrak. Terlepas dari kualitas yang katanya memenuhi syarat, nyatanya Arema memang sudah kehabisan waktu untuk merekrut pemain asing.
"Saya sudah lihat permainannya, tampaknya mereka bagus walau masih membutuhkan adaptasi. Jelas tidak bisa berharap langsung istimewa karena sebelumnya sama sekali belum mengenal sepak bola Indonesia. Semoga bisa langsung memberikan kontribusi besar," jelas Joko.
Jika ingin langsung dilibatkan di PJS, maka keduanya mau tak mau harus melakukan adaptasi singkat. Meningkatkan stamina, mempelajari karakter permainan Arema, sekaligus memahami tugas yang akan diberikan pelatih selama di Malang.
Toni Espinosa berharap dirinya bisa membantu Arema di turnamen PJS mendatang. Diakuinya, pada kesempatan ini dia harus cepat belajar dan beradaptasi karena baru datang ke Malang. "Situasi yang unik karena saya baru datang dan akan langsung bermain. Saya akan berusaha sebaik mungkin," kata Espinosa.
Walau belum tentu dimainkan reguler karena masih tergantung performanya, pemain berposisi playmaker ini ingin membawa Arema berprestasi. "Semoga saya bisa membantu Arema untuk meraih pretasi tertinggi di turnamen nanti," tegas dia.
(sha)