Persegres vs Sriwijaya FC: Tiga Angka Atau Makin Merana!
A
A
A
MALANG - Persegres Gresik United hanya mempunyai satu pilihan di laga kedua Piala Jenderal Sudirman (PJS), Kamis (19/11). Meraih 3 angka sekarang atau semakin merana di Malang. Sungguh pilihan yang sangat tidak mudah bagi anak-anak Kota Pudak.
Kekalahan jelas akan menempatkan Persegres ke dasar klasemen dan kans untuk lolos dari fase grup sangat sulit. Sayangnya, tim berjuluk Laskar Jaka Samudra tidak memiliki bekal spesial untuk bisa memetik kemenangan atas Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan.
Kekalahan 4-1 dari Arema Cronus di laga sebelumnya masih membebani langkah mereka. Selain itu perbedaan kekuatan dengan calon lawan sangat mencolok. Apalagi Sriwijaya FC terbukti cukup kompetitif di turnamen sebelumnya dengan kekuatan tak jauh berbeda dengan sekarang.
Pelatih Persegres Widodo C Putro tak menampik pasukannya membutuhkan performa dan mental spesial menghadapi ancaman kedua di Kanjuruhan. Dia mengklaim sudah melakukan persiapan maksimal untuk membangkitkan timnya dari kekalahan.
"Kami akan mencoba keluar dari situasi sulit. Setelah mendapat kekalahan, sekarang harus menghadapi tim kuat. Tanpa permainan spesial akan sulit bagi kami keluar dari kondisi ini. Saya sudah memberikan pemahaman soal bagaimana seharusnya tim memberikan respons," beber Widodo.
Soal strategi di lapangan, dia berujar secara global tak akan ada eksperimen besar atau mengubah konsep yang sudah ada. Memakai pola 4-5-1 yang bisa bertransformasi menjadi formasi berbeda, tetap akan menjadi pilihan Widodo demi menjaga keseimbangan performa timnya.
Keseimbangan dalam bertahan dan menyerang diyakini menjadi penentu performa Bima Sakti dkk. "Berdasarkan persiapan, tim sudah lebih baik dalam transisi bertahan dan menyerang. Tinggal bagaimana nanti penerapannya di lapangan. Mudah-mudahan semua pemain tampil maksimal," tambah Widodo.
Eks pelatih Persepam Madura Utama ini menyatakan perbedaan aset kedua kubu bukan jaminan timnya layak diremehkan. Motivasi dan semangat tim dalam upaya membalikkan prediksi publik disebutnya juga menjadi aspek krusial untuk menggaet poin perdana di turnamen ini.
Sementara, kubu Sriwijaya FC bernafsu langsung memetik kemenangan pada laga perdananya di PJS. Walau baru akan menjalani pertandingan pertama, bagi Laskar Wong Kito bukan sebuah masalah, karena mereka cukup mengenal 'medan perang' di Kanjuruhan.
Ya, Titus Bonai dkk sudah pernah bermain di stadion ini pada Piala Presiden 2015 silam, sehingga tak asing lagi dengan kondisi lapangan. "Saya kira Sriwijaya FC sudah sangat terbiasa dengan Kanjuruhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal kondisi lapangan walau ini laga pertama," kata Benny Dolo, Pelatih Sriwijaya FC.
Hal yang menurutnya lebih penting diperhatikan adalah organisasi tim, apalagi harus memasukkan dua pemain muda alias U-21. Sejauh timnya bisa menerapkan strategi seperti yang disusun saat pemusatan latihan di Solo, Benny Dolo tak terlalu risau dengan potensi timnya meraih kemenangan.
Soal kekuatan lawan, Benny tak menyebut secara spesifik siapa pemain yang masuk daftar jegal. "Saya melihat kekuatan Persegres sangat merata dan permainan tidak didominasi satu-dua pemain. Setiap pemain akan menjadi perhatian kami, itu solusi terbaik," cetus pelatih senior ini.
Poros serangan tim asal Sumatera Selatan akan tetap berada di sosok Titus Bonai, TA Musafri, Patrich Wanggai, serta Ferdinand Sinaga. Lini tengah digalang Asri Akbar dan kelihatannya masih solid walau ditinggal Hyu Hyun Koo yang pulang ke Semen Padang.
Kekalahan jelas akan menempatkan Persegres ke dasar klasemen dan kans untuk lolos dari fase grup sangat sulit. Sayangnya, tim berjuluk Laskar Jaka Samudra tidak memiliki bekal spesial untuk bisa memetik kemenangan atas Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan.
Kekalahan 4-1 dari Arema Cronus di laga sebelumnya masih membebani langkah mereka. Selain itu perbedaan kekuatan dengan calon lawan sangat mencolok. Apalagi Sriwijaya FC terbukti cukup kompetitif di turnamen sebelumnya dengan kekuatan tak jauh berbeda dengan sekarang.
Pelatih Persegres Widodo C Putro tak menampik pasukannya membutuhkan performa dan mental spesial menghadapi ancaman kedua di Kanjuruhan. Dia mengklaim sudah melakukan persiapan maksimal untuk membangkitkan timnya dari kekalahan.
"Kami akan mencoba keluar dari situasi sulit. Setelah mendapat kekalahan, sekarang harus menghadapi tim kuat. Tanpa permainan spesial akan sulit bagi kami keluar dari kondisi ini. Saya sudah memberikan pemahaman soal bagaimana seharusnya tim memberikan respons," beber Widodo.
Soal strategi di lapangan, dia berujar secara global tak akan ada eksperimen besar atau mengubah konsep yang sudah ada. Memakai pola 4-5-1 yang bisa bertransformasi menjadi formasi berbeda, tetap akan menjadi pilihan Widodo demi menjaga keseimbangan performa timnya.
Keseimbangan dalam bertahan dan menyerang diyakini menjadi penentu performa Bima Sakti dkk. "Berdasarkan persiapan, tim sudah lebih baik dalam transisi bertahan dan menyerang. Tinggal bagaimana nanti penerapannya di lapangan. Mudah-mudahan semua pemain tampil maksimal," tambah Widodo.
Eks pelatih Persepam Madura Utama ini menyatakan perbedaan aset kedua kubu bukan jaminan timnya layak diremehkan. Motivasi dan semangat tim dalam upaya membalikkan prediksi publik disebutnya juga menjadi aspek krusial untuk menggaet poin perdana di turnamen ini.
Sementara, kubu Sriwijaya FC bernafsu langsung memetik kemenangan pada laga perdananya di PJS. Walau baru akan menjalani pertandingan pertama, bagi Laskar Wong Kito bukan sebuah masalah, karena mereka cukup mengenal 'medan perang' di Kanjuruhan.
Ya, Titus Bonai dkk sudah pernah bermain di stadion ini pada Piala Presiden 2015 silam, sehingga tak asing lagi dengan kondisi lapangan. "Saya kira Sriwijaya FC sudah sangat terbiasa dengan Kanjuruhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal kondisi lapangan walau ini laga pertama," kata Benny Dolo, Pelatih Sriwijaya FC.
Hal yang menurutnya lebih penting diperhatikan adalah organisasi tim, apalagi harus memasukkan dua pemain muda alias U-21. Sejauh timnya bisa menerapkan strategi seperti yang disusun saat pemusatan latihan di Solo, Benny Dolo tak terlalu risau dengan potensi timnya meraih kemenangan.
Soal kekuatan lawan, Benny tak menyebut secara spesifik siapa pemain yang masuk daftar jegal. "Saya melihat kekuatan Persegres sangat merata dan permainan tidak didominasi satu-dua pemain. Setiap pemain akan menjadi perhatian kami, itu solusi terbaik," cetus pelatih senior ini.
Poros serangan tim asal Sumatera Selatan akan tetap berada di sosok Titus Bonai, TA Musafri, Patrich Wanggai, serta Ferdinand Sinaga. Lini tengah digalang Asri Akbar dan kelihatannya masih solid walau ditinggal Hyu Hyun Koo yang pulang ke Semen Padang.
(aww)