PSIS Semarang Desak PT Liga Hidupkan Kompetisi
A
A
A
SEMARANG - PSIS Semarang mengapresiasi rencana turnamen independen untuk Divisi Utama (DU) oleh PT Liga Indonesia di musim 2016.Namun, manajemen PSIS berharap turnamen tersebut tidak hanya sekadar mencari juara, tapi juga menerapkan promosi dan degradasi seperti kompetisi resmi sebelumnya.
''Kita berharap bukan sekadar turnamen, kalau bisa kompetisi. Turnamen hanya gitu-gitu saja, cari juara, sudah, tidak ada unsur pembinaan,”kata CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi, Selasa (29/12).
Menurut Yoyok, jika PT Liga yang menjadi operator, seharusnya yang diputar kompetisi. Perlu ada solusi segera, terkait konflik persepak bolaan nasional yang tidak kunjung mencair.
''Turnamen hanya bersifat pemadam kebakaran, hanya untuk melepas dahaga saja.
Tergantung dari Kemenpora juga, silakan ditanyakan sendiri,” terang pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.
Pihaknya hingga saat ini masih menunggu perkembangan, terkait dengan turnamen yang akan digulirkan oleh PT Liga. Sembari menunggu kepastian turnamen bagi klub-klub Divisi Utama (DU), PSIS juga menunggu bergulirnya Piala Gubernur 2016.
''Saya belum mendapat laporan terakhir dari manajemen PSIS lagi,” kata dia.
Piala Gubernur ini merupakan kelanjutan dari Piala Polda Jateng 2015. Klub-klub di Jateng berinisiatif untuk menggelar turnamen lokal, karena selama ini klub kasta kedua di Tanah Air, kurang mendapatkan tempat untuk ajang turnamen.
Di tingkat nasional, turnamen masih didominasi oleh klub-klub Indonesia Super League (ISL), dengan diputarnya Turnamen Piala Sudirman dan Piala Presiden. Sementara, klub DU baru mendapat jatah satu kali, yakni Piala Kemerdekaan, itu pun tidak merata diikuti oleh tim DU, karena jumlahnya yang lebih banyak dari ISL.
''Kita berharap bukan sekadar turnamen, kalau bisa kompetisi. Turnamen hanya gitu-gitu saja, cari juara, sudah, tidak ada unsur pembinaan,”kata CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi, Selasa (29/12).
Menurut Yoyok, jika PT Liga yang menjadi operator, seharusnya yang diputar kompetisi. Perlu ada solusi segera, terkait konflik persepak bolaan nasional yang tidak kunjung mencair.
''Turnamen hanya bersifat pemadam kebakaran, hanya untuk melepas dahaga saja.
Tergantung dari Kemenpora juga, silakan ditanyakan sendiri,” terang pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.
Pihaknya hingga saat ini masih menunggu perkembangan, terkait dengan turnamen yang akan digulirkan oleh PT Liga. Sembari menunggu kepastian turnamen bagi klub-klub Divisi Utama (DU), PSIS juga menunggu bergulirnya Piala Gubernur 2016.
''Saya belum mendapat laporan terakhir dari manajemen PSIS lagi,” kata dia.
Piala Gubernur ini merupakan kelanjutan dari Piala Polda Jateng 2015. Klub-klub di Jateng berinisiatif untuk menggelar turnamen lokal, karena selama ini klub kasta kedua di Tanah Air, kurang mendapatkan tempat untuk ajang turnamen.
Di tingkat nasional, turnamen masih didominasi oleh klub-klub Indonesia Super League (ISL), dengan diputarnya Turnamen Piala Sudirman dan Piala Presiden. Sementara, klub DU baru mendapat jatah satu kali, yakni Piala Kemerdekaan, itu pun tidak merata diikuti oleh tim DU, karena jumlahnya yang lebih banyak dari ISL.
(aww)