Pemain Waswas Eksistensi Persijap Jepara
A
A
A
JEPARA - Sejumlah pemain lokal Jepara tidak sabar berlaga di Turnamen Piala Gubernur 2016. Kendati Persijap vakum cukup lama setelah usai Piala Polda Jateng 2015, pemain tetap menjaga kebugarannya dengan berlatih secara berkala.
Banyak pilar, yang berlatih sendiri dan turun secara bersama-sama dalam pertandingan amatir. Sehingga kondisi fisik pemain tetap terjaga.
''Soal kondisi fisik, kami tetap bisa menjaga. Karena masih bersama-sama tetap bermain bola, ada kegiatan rutin,”kata eks kapten Persijap Jepara Anam Syahrul.
Beberapa pemain yang tetap eksis di Kota Ukir di antaranya Noor Hadi, M Wahyu, Joko Ribowo, Danan Puspito, Abdul Latif, dan Ahmad Buchori. Beberapa pemain muda U-21 Persijap, juga berlatih bersama.
Anam mengaku sejauh ini belum mengetahui tentang rencana pembentukan tim. Dia juga belum mendapat kabar dari manajemen. Tentu untuk mengumpulkan seluruh pemain, itu kewenangan penuh dari manajemen.
”Saya belum dipanggil manajemen lagi, setelah tim dibubarkan tahun lalu. Sebagai pemain kelahiran Jepara, tentu saya berharap ada klub di Jepara,” kata dia.
Kekhawatiran pemain terhadap eksistensi Persijap memang cukup beralasan. Laskar Kalinyamat yang sempat eksis di Indonesia Super League (ISL), sebelum akhirnya harus degradasi ke Divisi Utama (DU) itu pernah mengalami guncangan finansial pada musim 2014.
Saat itu, CEO M Said Basalamah akhirnya melepaskan saham ke publik. Akhirnya, mereka yang peduli dengan Persijap, bersedia mengambil alih, dengan nama manajemen Gotong Royong.
Saat itu hingga kini, Persijap dipimpin oleh CEO Aris Isnandar, seorang eks pimpinan salah satu kelompok suporter, yang sekarang menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara.
Aris Isnandar beberapa waktu lalu sempat merencanakan untuk merapatkan dengan manajemen, dan segera memanggil pemain. Namun hingga saat ini, para pemain belum dikumpulkan, karena masih menunggu perkembangan digelarnya turnamen Piala Gubernur. ”Tentu ada target dan kemudian merencanakan pemanggilan pemain,”kata Aris.
Banyak pilar, yang berlatih sendiri dan turun secara bersama-sama dalam pertandingan amatir. Sehingga kondisi fisik pemain tetap terjaga.
''Soal kondisi fisik, kami tetap bisa menjaga. Karena masih bersama-sama tetap bermain bola, ada kegiatan rutin,”kata eks kapten Persijap Jepara Anam Syahrul.
Beberapa pemain yang tetap eksis di Kota Ukir di antaranya Noor Hadi, M Wahyu, Joko Ribowo, Danan Puspito, Abdul Latif, dan Ahmad Buchori. Beberapa pemain muda U-21 Persijap, juga berlatih bersama.
Anam mengaku sejauh ini belum mengetahui tentang rencana pembentukan tim. Dia juga belum mendapat kabar dari manajemen. Tentu untuk mengumpulkan seluruh pemain, itu kewenangan penuh dari manajemen.
”Saya belum dipanggil manajemen lagi, setelah tim dibubarkan tahun lalu. Sebagai pemain kelahiran Jepara, tentu saya berharap ada klub di Jepara,” kata dia.
Kekhawatiran pemain terhadap eksistensi Persijap memang cukup beralasan. Laskar Kalinyamat yang sempat eksis di Indonesia Super League (ISL), sebelum akhirnya harus degradasi ke Divisi Utama (DU) itu pernah mengalami guncangan finansial pada musim 2014.
Saat itu, CEO M Said Basalamah akhirnya melepaskan saham ke publik. Akhirnya, mereka yang peduli dengan Persijap, bersedia mengambil alih, dengan nama manajemen Gotong Royong.
Saat itu hingga kini, Persijap dipimpin oleh CEO Aris Isnandar, seorang eks pimpinan salah satu kelompok suporter, yang sekarang menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara.
Aris Isnandar beberapa waktu lalu sempat merencanakan untuk merapatkan dengan manajemen, dan segera memanggil pemain. Namun hingga saat ini, para pemain belum dikumpulkan, karena masih menunggu perkembangan digelarnya turnamen Piala Gubernur. ”Tentu ada target dan kemudian merencanakan pemanggilan pemain,”kata Aris.
(aww)