Pelatih NBA Tebar Ilmu Basket di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Anak-anak pecinta olahraga basket di Surabaya, Jawa Timur mendapat kesempatan langka. Sabtu (27/2/2016), mereka dikunjungi oleh salah satu pelatih dari kompetisi bergengsi NBA. Kunjungan tersebut ditujukan untuk memberi coaching clinic pada ratusan anak yang berasal dari Kota Pahlawan dan sekitarnya.
Program coaching clinic ini dinamakan Jr. NBA. Kegiatan ini sudah berlangsung dari 22 Februari dan akan ditutup dengan Cluster Clinic yang dihelat pada 27 Februari 2016.
Ada beberapa elemen yang ditekankan di Jr. NBA, terutama dalam kaitan menanamkan dasar-dasar olahraga basket, yakni sportivitas, kerjasama tim, sikap positif, serta respect atau saling menghargai. Pada kegiatan ini juga ditekankan bahwa seorang atlet basket tidak diharuskan berpostur tinggi. Banyak aspek lain yang tak kalah penting dan bahkan bisa menutupi postur seseorang yang tidak terlalu tinggi.
"Kami sering mendengar olahraga basket selalu dikaitkan dengan postur seseorang. Saya tekankan bahwa postur tubuh tinggi tidak benar-benar menjadi jaminan seseorang menjadi pemain basket yang bagus. Ada hal-hal lain yang bahkan lebih penting dari itu," ungkap Chris Sumner, Head Coach Jr. NBA.
"Bermain dengan hati, terus berusaha menjadi lebih baik sangat perlu diperhatikan. Kami juga mengajarkan bagaimana bermain dengan efektif serta bisa bekerja dengan baik sebagai sebuah tim. Postur tubuh kadang menolong, tapi tidak selalu," tambahnya.
Adelaide (14 tahun), salah satu pebasket belia asal Malang, mengatakan dirinya mendapat pengalaman berharga setelah terpilih sebagai salah satu peserta di Jr. NBA National Training Camp edisi tahun lalu. "Saya mendapat pemahaman yang lebih luas soal bermain basket," kata dara manis ini.
Dia mengatakan tak hanya sekadar dilatih skill, tetapi juga perilaku di dalam dan luar lapangan. "Bagaimana kita saling menghargai, berlaku baik, bekerjasama sebagai tim, serta bersikap positif, semuanya saya dapatkan," tambah Adelaide.
Sikap positif, walau sederhana, juga ditekankan Jim Wong, Senior Director of Marketing Partnership NBA Asia. Dalam sambutannya di depan ratusan anak-anak, dia sempat memberikan pesan sangat sederhana namun sarat makna untuk membangun attitude dan respect.
"Setelah acara ini selesai kalian harus mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu kalian yang membawa kalian ke sini. Mereka telah memberikan sebuah kesempatan yang sangat bagus untuk masa depan kalian dengan membawa ke Junior NBA," ucapnya.
Setelah Surabaya, kegiatan ini bakal dilanjutkan di Bandung dan Jakarta. Puncak acara meliputi Tip-Off dan Open Clinic (19-20 Maret), Jr. NBA Selection Camp (20-21 Agustus), serta Jr. NBA National Training Camp (26-28 Agustus).
Program coaching clinic ini dinamakan Jr. NBA. Kegiatan ini sudah berlangsung dari 22 Februari dan akan ditutup dengan Cluster Clinic yang dihelat pada 27 Februari 2016.
Ada beberapa elemen yang ditekankan di Jr. NBA, terutama dalam kaitan menanamkan dasar-dasar olahraga basket, yakni sportivitas, kerjasama tim, sikap positif, serta respect atau saling menghargai. Pada kegiatan ini juga ditekankan bahwa seorang atlet basket tidak diharuskan berpostur tinggi. Banyak aspek lain yang tak kalah penting dan bahkan bisa menutupi postur seseorang yang tidak terlalu tinggi.
"Kami sering mendengar olahraga basket selalu dikaitkan dengan postur seseorang. Saya tekankan bahwa postur tubuh tinggi tidak benar-benar menjadi jaminan seseorang menjadi pemain basket yang bagus. Ada hal-hal lain yang bahkan lebih penting dari itu," ungkap Chris Sumner, Head Coach Jr. NBA.
"Bermain dengan hati, terus berusaha menjadi lebih baik sangat perlu diperhatikan. Kami juga mengajarkan bagaimana bermain dengan efektif serta bisa bekerja dengan baik sebagai sebuah tim. Postur tubuh kadang menolong, tapi tidak selalu," tambahnya.
Adelaide (14 tahun), salah satu pebasket belia asal Malang, mengatakan dirinya mendapat pengalaman berharga setelah terpilih sebagai salah satu peserta di Jr. NBA National Training Camp edisi tahun lalu. "Saya mendapat pemahaman yang lebih luas soal bermain basket," kata dara manis ini.
Dia mengatakan tak hanya sekadar dilatih skill, tetapi juga perilaku di dalam dan luar lapangan. "Bagaimana kita saling menghargai, berlaku baik, bekerjasama sebagai tim, serta bersikap positif, semuanya saya dapatkan," tambah Adelaide.
Sikap positif, walau sederhana, juga ditekankan Jim Wong, Senior Director of Marketing Partnership NBA Asia. Dalam sambutannya di depan ratusan anak-anak, dia sempat memberikan pesan sangat sederhana namun sarat makna untuk membangun attitude dan respect.
"Setelah acara ini selesai kalian harus mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu kalian yang membawa kalian ke sini. Mereka telah memberikan sebuah kesempatan yang sangat bagus untuk masa depan kalian dengan membawa ke Junior NBA," ucapnya.
Setelah Surabaya, kegiatan ini bakal dilanjutkan di Bandung dan Jakarta. Puncak acara meliputi Tip-Off dan Open Clinic (19-20 Maret), Jr. NBA Selection Camp (20-21 Agustus), serta Jr. NBA National Training Camp (26-28 Agustus).
(bep)