Tragis, Status Juru Kunci Melekat di Persegres
A
A
A
SAMARINDA - Persegres Gresik United sepertinya tidak berjodoh dengan turnamen pra musim. Dalam tiga ajang berbeda, perjalanan skuat Laskar Jaka Samudera selalu berakhir dengan kegagalan.
Parahnya lagi, Persegres selalu terpuruk di dasar klasemen babak penyisihan. Hal itu mereka alami pada Piala Presiden 2015, Piala Jenderal Sudirman dan kali ini di Piala Gubernur Kalimantan Timur.
Pada turnamen Piala Presiden, Persegres yang datang dengan bekal mengesankan di QNB League 2015 justru mengalami nasib tragis. Saat itu, mereka yang ditangani Liestiadi tidak mampu mendapatkan poin.
Tradisi buruk berlanjut ke Piala Jenderal Sudirman. Setelah melakukan pergatian pelatih dari Liestiadi ke Widodo C Putro, nasib Persegres tak kunjung membaik. Dalam empat pertandingan, tim kebanggaan Ultrasmania itu hanya menang satu kali. Hasil tersebut menjadikan Persegres sebagai juru kunci klasemen di Stadion Kanjuruhan Malang.
Meski demikian, Persegres tidak menyerah. Demi melanjutkan eksistensi, mereka ikut tampil di Piala Gubernur Kalimantan Timur.
Tapi, Persegres justru jadi bulan-bulanan. Setelah takluk 1-3 dari Arema Cronus di laga pertama, mereka kemudian dikalahkan 1-4 oleh Persela Lamongan. Ini menjelaskan bahwa persiapan Persegres tidak benar-benar matang dan hal tersebut sudah dibenarkan oleh Nus Yadera selaku pelatih tim.
"Semua paham bagaimana persiapan kami sebelum berangkat. Walau memiliki semangat tinggi dalam bertanding, tapi tentu minimnya persiapan lebih banyak meninggalkan kelemahan. Sangat wajar kalau kami kesulitan karena tim lain jauh lebih matang," ungkapnya.
Pada Piala Gubernur Kalimantan Timur, Persegres sebenarnya tidak mengincar prestasi apalagi trofi. Manajemen tim sudah mengakui bahwa alasan terbesar ikut ke dalam turnamen ini hanya karena ingin mendapatkan match fee atau bayaran tiap pertandingan.
Parahnya lagi, Persegres selalu terpuruk di dasar klasemen babak penyisihan. Hal itu mereka alami pada Piala Presiden 2015, Piala Jenderal Sudirman dan kali ini di Piala Gubernur Kalimantan Timur.
Pada turnamen Piala Presiden, Persegres yang datang dengan bekal mengesankan di QNB League 2015 justru mengalami nasib tragis. Saat itu, mereka yang ditangani Liestiadi tidak mampu mendapatkan poin.
Tradisi buruk berlanjut ke Piala Jenderal Sudirman. Setelah melakukan pergatian pelatih dari Liestiadi ke Widodo C Putro, nasib Persegres tak kunjung membaik. Dalam empat pertandingan, tim kebanggaan Ultrasmania itu hanya menang satu kali. Hasil tersebut menjadikan Persegres sebagai juru kunci klasemen di Stadion Kanjuruhan Malang.
Meski demikian, Persegres tidak menyerah. Demi melanjutkan eksistensi, mereka ikut tampil di Piala Gubernur Kalimantan Timur.
Tapi, Persegres justru jadi bulan-bulanan. Setelah takluk 1-3 dari Arema Cronus di laga pertama, mereka kemudian dikalahkan 1-4 oleh Persela Lamongan. Ini menjelaskan bahwa persiapan Persegres tidak benar-benar matang dan hal tersebut sudah dibenarkan oleh Nus Yadera selaku pelatih tim.
"Semua paham bagaimana persiapan kami sebelum berangkat. Walau memiliki semangat tinggi dalam bertanding, tapi tentu minimnya persiapan lebih banyak meninggalkan kelemahan. Sangat wajar kalau kami kesulitan karena tim lain jauh lebih matang," ungkapnya.
Pada Piala Gubernur Kalimantan Timur, Persegres sebenarnya tidak mengincar prestasi apalagi trofi. Manajemen tim sudah mengakui bahwa alasan terbesar ikut ke dalam turnamen ini hanya karena ingin mendapatkan match fee atau bayaran tiap pertandingan.
(bep)