Kutukan Juara Bertahan dan Momentum Tim Jatim di Kaltim

Selasa, 08 Maret 2016 - 18:01 WIB
Kutukan Juara Bertahan...
Kutukan Juara Bertahan dan Momentum Tim Jatim di Kaltim
A A A
TENGGARONG - Hilangnya kompetisi reguler yang kemudian diganti dengan gelaran turnamen, tidak hanya menyulitkan klub dari sisi pengelolaan tim. Lebih dari itu, turnamen ternyata juga sangat rumit dalam perburuan prestasi, hingga sulit diprediksi tim mana yang bakal menjadi juara.

Sejak awal 2015, ada empat turnamen dalam skala besar yang melibatkan lebih dari delapan klub Indonesia Super League (ISL). Turnamen tersebut adalah SCM Cup 2015, Piala Presiden 2015, Piala Jenderal Sudirman, hingga Piala Gubernur Kalimantan Timur 2016.

Uniknya, dalam empat gelaran tersebut tidak ada tim yang mempertahankan kemapanan dari turnamen ke turnamen. Klub yang juara di satu turnamen, selalu gagal mengulang prestasi sama di turnamen sebelumnya, atau bahkan malah jeblok.

Arema Cronus yang menjuarai SCM Cup 2015, gagal mengulang prestasi di turnamen besar berikutnya yakni Piala Presiden yang menjadi milik Persib Bandung. Nasib Persib kemudian berakhir tragis, yakni sudah tersingkir di fase grup pada perhelatan berikutnya yakni Piala Jenderal Sudirman 2015.

Pada turnamen tersebut Mitra Kukar muncul sebagai jawara setelah mengalahkan Semen Padang di final. Kutukan turnamen kembali berlaku untuk sang juara bertahan, karena Mitra Kukar hancur lebur di turnamen Piala Gubernur Kaltim. Padahal Mitra Kukar notabene sebagai salah satu tuan rumah.

Tim berjuluk Naga Mekes loyo bermain di kandang sendiri, takluk dari Madura United, PS TNI dan Sriwijaya FC. Fakta yang cukup mengejutkan jika melihat jarak antara Piala Gubernur Kaltim dengan turnamen sebelumnya tak terlalu jauh dan seharusnya konsistensi tim tetap terjaga.

Fluktuasi tim-tim juara di turnamen tersebut menggambarkan betapa rumitnya mempertahankan stabilitas tim dari turnamen ke turnamen. Pergantian pemain, pelatih, hingga perubahan program persiapan, menjadi tantangan logis yang harus dihadapi masing-masing klub.

Logika sederhana bahwa mempertahankan aset tim bakal membuat performa stabil, terbukti tidak berlaku di turnamen. Persib dan Mitra Kukar contohnya, perubahannya terlampau drastis setelah berhasil mengangkat trofi juara walau dengan aset hampir sama. Ambisi tim seakan lenyap begitu saja.

Arema Cronus juga demikian. Dalam rentang setahun terakhir, hanya SCM Cup 2015 yang menjadi trofi terbesar Singo Edan. Lainnya hanyalah trofi dari turnamen mini, misalnya Bali Island Cup dan Sunrise of Java Cup 2015. Tapi siapa tahu justru karena bukan berstatus juara bertahan, Arema malah bisa berjaya di Piala Gubernur Kaltim 2016. (Baca juga: Adaptasi Sistem Trofeo, Arema Paksa Tim Lebih Eksplosif).

Turnamen di Kalimantan Timur juga memunculkan fakta menggembirakan bagi sepak bola Jawa Timur. Ada tiga tim yang lolos ke babak trofeo atau semifinal, yakni Arema Cronus, Madura United dan Surabaya United. Ini kali pertama ada tiga tim asal Jawa Timur yang berebut tiket ke partai final.

Namun, Arema Cronus dan Madura United sudah harus saling jegal di babak trofeo karena berada dalam satu grup. Akankah bakal terjadi final sesama tim Jawa Timur? Sulit, tapi masih terbuka kemungkinan jika melihat kejutan-kejutan yang terjadi selama turnamen.

Selain Arema yang terbilang wajar melaju ke semifinal karena memiliki properti bagus, Madura United dan Surabaya United juga menjadi kekuatan yang tak bisa diremehkan. Madura United menjadi tim penuh kejutan setelah mampu mengalahkan Mitra Kukar, Sriwijaya FC dan menahan PS TNI. (Baca juga: Madura United Incar Gol Cepat di Babak Trofeo).

Surabaya United yang sebelumnya tergabung di Grup C, terlihat tenang tapi juga bisa dibilang kompetitif di ajang ini. Jadi tiga tim asal Jawa Timur masih bisa berbicara di level trofeo, walau Arema dan Madura sudah harus saling sikut. Prediksi awal, paling tidak satu tim asal Jawa Timur bakal melenggang ke final.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0463 seconds (0.1#10.140)