Tatapan Mematikan Oleksandr Usyk: Awal Kehancuran Tyson Fury?
loading...
A
A
A
Duel rematch antara Oleksandr Usyk dan Tyson Fury pada 21 Desember 2024 semakin memanas. Setelah pertemuan pertama mereka pada Mei lalu, yang berakhir dengan kemenangan dramatis untuk Usyk, banyak penggemar tinju percaya bahwa sang juara bertahan telah mengunci kemenangan bahkan sebelum bel berbunyi.
Dalam pertemuan tatap muka terbaru yang disiarkan di TNT, Usyk menunjukkan tatapan tajam yang disebut-sebut seperti "pembunuh bayaran." Tatapan itu menembus Fury, seolah-olah ia telah menemukan celah yang sama untuk mengulang dominasi seperti yang ditunjukkan di ronde sembilan pertarungan sebelumnya.
Tyson Fury, mantan juara WBC yang kini memiliki rekor 34-1-1 (24 KO), optimis bahwa sabuk-sabuk yang kini berada di tangan Usyk akan kembali menjadi miliknya. Melalui unggahan di Instagram, Fury menyatakan, “Empat minggu lagi menuju pertarungan terbesar tahun ini. Sabuk-sabuk itu akan jadi milikku lagi.”
Namun, skeptisisme datang dari berbagai pihak. Fury yang berusia 36 tahun dianggap kurang tajam dibanding masa kejayaannya. Dalam laga sebelumnya, ia terlihat kesulitan menghadapi kecepatan dan teknik Usyk. Bahkan, di ronde kesembilan, Fury disebut beruntung diselamatkan oleh wasit saat ia menerima rentetan pukulan tanpa perlawanan berarti.
“Rematch hanya berakhir dengan satu cara,” ujar Fury, merujuk pada keberhasilannya di laga ulang melawan Deontay Wilder, Dereck Chisora, dan John McDermott. Namun, banyak pengamat menilai lawan-lawan tersebut tidak berada di level yang sama dengan Usyk, yang kini tak terkalahkan dengan rekor 22-0 (14 KO).
Bagi Usyk, laga ulang ini bukan hanya sekadar mempertahankan gelar, melainkan membuktikan bahwa ia adalah petinju terbaik era ini. Dalam pertarungan Mei lalu, ia menunjukkan keunggulan teknik dan stamina yang membuat Fury terlihat seperti "karung tinju."
Tatapan dingin Usyk selama konferensi pers menjadi simbol keyakinannya. Penggemar dan analis menilai bahwa Usyk telah mempersiapkan strategi matang untuk mengakhiri perlawanan Fury dengan lebih tegas.
Fury menyatakan bahwa ia akan menunjukkan kemampuan bertinju yang lebih baik dalam laga ulang ini. Namun, keraguan muncul dari kinerja tim pelatihannya, yang pada laga sebelumnya dianggap tidak mampu memberikan arahan taktis yang efektif.
Dengan usianya yang kini mendekati 40 tahun dan penampilan fisik yang disebut “chunky” oleh beberapa pengamat, Fury dihadapkan pada tantangan besar untuk membalikkan keadaan.
Pertarungan pada 21 Desember diharapkan menjadi klimaks dari persaingan di kelas berat saat ini. Jika Usyk menang, ia akan semakin mengukuhkan dirinya sebagai raja tinju dunia yang tak terbantahkan. Namun, jika Fury mampu meraih kemenangan, ia akan membuktikan bahwa semangat dan pengalaman bisa mengalahkan dominasi teknik.
Apakah tatapan mematikan Usyk benar-benar telah menyegel kemenangan? Atau Fury akan mengejutkan dunia dengan mengklaim kembali sabuk juara? Semua mata tertuju pada pertarungan terbesar tahun ini.
Dalam pertemuan tatap muka terbaru yang disiarkan di TNT, Usyk menunjukkan tatapan tajam yang disebut-sebut seperti "pembunuh bayaran." Tatapan itu menembus Fury, seolah-olah ia telah menemukan celah yang sama untuk mengulang dominasi seperti yang ditunjukkan di ronde sembilan pertarungan sebelumnya.
Tyson Fury, mantan juara WBC yang kini memiliki rekor 34-1-1 (24 KO), optimis bahwa sabuk-sabuk yang kini berada di tangan Usyk akan kembali menjadi miliknya. Melalui unggahan di Instagram, Fury menyatakan, “Empat minggu lagi menuju pertarungan terbesar tahun ini. Sabuk-sabuk itu akan jadi milikku lagi.”
Namun, skeptisisme datang dari berbagai pihak. Fury yang berusia 36 tahun dianggap kurang tajam dibanding masa kejayaannya. Dalam laga sebelumnya, ia terlihat kesulitan menghadapi kecepatan dan teknik Usyk. Bahkan, di ronde kesembilan, Fury disebut beruntung diselamatkan oleh wasit saat ia menerima rentetan pukulan tanpa perlawanan berarti.
“Rematch hanya berakhir dengan satu cara,” ujar Fury, merujuk pada keberhasilannya di laga ulang melawan Deontay Wilder, Dereck Chisora, dan John McDermott. Namun, banyak pengamat menilai lawan-lawan tersebut tidak berada di level yang sama dengan Usyk, yang kini tak terkalahkan dengan rekor 22-0 (14 KO).
Bagi Usyk, laga ulang ini bukan hanya sekadar mempertahankan gelar, melainkan membuktikan bahwa ia adalah petinju terbaik era ini. Dalam pertarungan Mei lalu, ia menunjukkan keunggulan teknik dan stamina yang membuat Fury terlihat seperti "karung tinju."
Tatapan dingin Usyk selama konferensi pers menjadi simbol keyakinannya. Penggemar dan analis menilai bahwa Usyk telah mempersiapkan strategi matang untuk mengakhiri perlawanan Fury dengan lebih tegas.
Fury menyatakan bahwa ia akan menunjukkan kemampuan bertinju yang lebih baik dalam laga ulang ini. Namun, keraguan muncul dari kinerja tim pelatihannya, yang pada laga sebelumnya dianggap tidak mampu memberikan arahan taktis yang efektif.
Dengan usianya yang kini mendekati 40 tahun dan penampilan fisik yang disebut “chunky” oleh beberapa pengamat, Fury dihadapkan pada tantangan besar untuk membalikkan keadaan.
Pertarungan pada 21 Desember diharapkan menjadi klimaks dari persaingan di kelas berat saat ini. Jika Usyk menang, ia akan semakin mengukuhkan dirinya sebagai raja tinju dunia yang tak terbantahkan. Namun, jika Fury mampu meraih kemenangan, ia akan membuktikan bahwa semangat dan pengalaman bisa mengalahkan dominasi teknik.
Apakah tatapan mematikan Usyk benar-benar telah menyegel kemenangan? Atau Fury akan mengejutkan dunia dengan mengklaim kembali sabuk juara? Semua mata tertuju pada pertarungan terbesar tahun ini.
(sto)