Bisa Kalahkan Juara Bertahan, Okuhara Cuma Tersenyum
A
A
A
BIRMINGHAM - Ambisi besar telah menyulap permainan Nozomi Okuhara di semifinal All England. Ia sama sekali tak gentar menghadapi unggulan pertama Carolina Marin yang juga penyandang juara bertahan. Hasilnya, pemain nomor satu dunia asal Spanyol di buat pontang-panting dalam permainan melelahkan sepanjang satu jam, 12 menit.
Partai semifinal kelas dunia yang tersaji di Barclaycard Arena, Sabtu (12/3/2016) malam waktu setempat, menjadi tontonan menarik. Kalah di game pertama tidak menyurutkan mental Okuhara pengisi peringkat delapan dunia itu.
Dua game berikut berhasil dicuri dengan permainan tak kenal lelah. Kerap bertemu membuat kedua pemain mengetahui kelemahan dan kekuatan satu sama lain. Dan akhirnya, tiket final berhasil diambil Okuhara setelah menang 11-21, 21-16, 21-14.
Usai laga, seperti dikutip Reuters, Minggu (13/3/2016), Okuhara hanya tersenyum ketika dikomentari sang lawan. Marin mengatakan sebenarnya permainan Okuhara tidak terlalu baik. "Dia tidak punya strokes yang baik. Dia hanya mengarahkan bola ke semua sudut lapangan," kilah Marin.
Ternyata strategi menguras tenaga dan mengajak Marin berlari jitu. Okuhara sepertinya mengetahui kalau lawannya bermasalah dengan bahu.
Marin menuturkan bahunya mengalami cedera ketika berlatih. Inilah yang membuat susah meladeni permainan Okuhara.
Di final, Okuhara akan bertemu dengan mantan juara All England asal China, Wang Shixian. Di semifinal Shixian sukse mengandaskan Tai Tzu Ying dari Taiwan dengan 21-23, 21-12, 21-15.
Partai semifinal kelas dunia yang tersaji di Barclaycard Arena, Sabtu (12/3/2016) malam waktu setempat, menjadi tontonan menarik. Kalah di game pertama tidak menyurutkan mental Okuhara pengisi peringkat delapan dunia itu.
Dua game berikut berhasil dicuri dengan permainan tak kenal lelah. Kerap bertemu membuat kedua pemain mengetahui kelemahan dan kekuatan satu sama lain. Dan akhirnya, tiket final berhasil diambil Okuhara setelah menang 11-21, 21-16, 21-14.
Usai laga, seperti dikutip Reuters, Minggu (13/3/2016), Okuhara hanya tersenyum ketika dikomentari sang lawan. Marin mengatakan sebenarnya permainan Okuhara tidak terlalu baik. "Dia tidak punya strokes yang baik. Dia hanya mengarahkan bola ke semua sudut lapangan," kilah Marin.
Ternyata strategi menguras tenaga dan mengajak Marin berlari jitu. Okuhara sepertinya mengetahui kalau lawannya bermasalah dengan bahu.
Marin menuturkan bahunya mengalami cedera ketika berlatih. Inilah yang membuat susah meladeni permainan Okuhara.
Di final, Okuhara akan bertemu dengan mantan juara All England asal China, Wang Shixian. Di semifinal Shixian sukse mengandaskan Tai Tzu Ying dari Taiwan dengan 21-23, 21-12, 21-15.
(bbk)