Di Negeri Singa, Rio Haryanto Ingin Tuntaskan Hasrat
A
A
A
MELBOURNE - Jadi pembalap Formula 1 telah terwujud. Dan, sekarang Rio Haryanto menyimpan hasrat ingin tampil di Singapura. Kenapa begitu ?
Nama Rio Haryanto saat ini tengah menjadi pembicaraan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Ia akan menjadi pembalap pertama Indonesia di pentas jet darat bersama tim Manor Racing.
Semua pasang mata pun kini tengah menantikan debutnya di GP Australia yang menjadi seri pembuka F1 musim ini. Dari dua sesi latihan bebas yang sudah dilakoni, pembalap asal Solo itu sudah bisa beradaptasi dengan MRT-05. Harapannya dengan bekal latihan bebas, Rio pun bisa makin bisa menunjukkan performa apiknya di kualifikasi dan tentu di lomba sesungguhnya, Minggu (20/3/2016).
Namun, untuk menghibur diri dari tekanan menghadapi debut, Rio sudah mempunyai impian sendiri. Ia menantikan tampil di GP Singapura pada September mendatang. Negeri jiran tersebut ternyata punya kenangan tersendiri buat Rio.
Selain kemungkinan akan banyak dihadiri masyarakat Indonesia untuk memberikan dukungan, negeri singa itu sudah menjadi rumah kedua buat Rio. Maklum karena dengan alasan sekolah pembalap 23 tahun banyak menghabiskan waktu di Singapura.
Rio saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa International School of Singapore setelah lulus dari FTMSGlobal Singapore pada 2014. "Singapura begitu dekat dengan rumah saya (Solo). Saya punya banyak keluarga dan teman di sana dan saya menghabiskan banyak waktu untuk mengenyam pendidikan di Singapura," ungkap Rio dalam wawancara dengan Strait Times, Sabtu (19/3/2016).
Membalik kisah, Rio mengenal dunia balap sejak usia enam tahun. Semua diawali dengan terjun di karting. Dan kegemarannya itu berlanjut ketika ia sekolah di Singapura. Hasilnya, gelar juara Asian Karting Open Championship pun disabetnya pada 2005-2007.
Di Marina Bay, yang akan dijadikan lintasan GP Singapura nanti, Rio pun punya kenangan indah. Di sirkuit jalan raya itu Rio sempat dinobatkan sebagai juara Formula BMW Pacific pada 2009.
Sekarang perjuangan keras itu berbalas manis. Rio dipastikan menjadi pembalap Asia satu-satunya yang akan bersaing pembalap dari Eropa dan Amerika.
Keberhasilan Rio menembus hegemoni pembalap dari luar Asia merupakan contoh yang baik. Ketua tim karting Kartmaster Drakar, Roland Chong menuturkan keinginan Rio menjadi pembalap F1 bukan hal mustahil. "Banyak orang yang mengatakan, mimpinya Rio itu konyol untuk tampil di F1. Tapi, sekarang lihatlah Rio Haryanto," tegas Chong.
Tak bisa dipungkiri apa yang sekarang dialami Rio selain lahir dari sebuah proses juga karena darah balap sudah mengalir di dirinya. Rio bukanlah orang pertama di keluarga Haryanto yang menggeluti dunia ini.
Anak Sinyo Haryanto lainnya, seperti Roy (39) dan Ryan (28) juga menekuni profesi sebagai pembalap dan tergabung di Formula Atlantic. Sinyo pun mengakui kalau mengidamkan suatu saat nanti ada anaknya yang bisa menembus F1. "Saya selalu mengimpikan anak saya bisa jadi pembalap F1. Akhirnya Rio bisa melakukannya dan kami sangat senang serta lebih bersemangat," pungkas Sinyo.
Nama Rio Haryanto saat ini tengah menjadi pembicaraan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Ia akan menjadi pembalap pertama Indonesia di pentas jet darat bersama tim Manor Racing.
Semua pasang mata pun kini tengah menantikan debutnya di GP Australia yang menjadi seri pembuka F1 musim ini. Dari dua sesi latihan bebas yang sudah dilakoni, pembalap asal Solo itu sudah bisa beradaptasi dengan MRT-05. Harapannya dengan bekal latihan bebas, Rio pun bisa makin bisa menunjukkan performa apiknya di kualifikasi dan tentu di lomba sesungguhnya, Minggu (20/3/2016).
Namun, untuk menghibur diri dari tekanan menghadapi debut, Rio sudah mempunyai impian sendiri. Ia menantikan tampil di GP Singapura pada September mendatang. Negeri jiran tersebut ternyata punya kenangan tersendiri buat Rio.
Selain kemungkinan akan banyak dihadiri masyarakat Indonesia untuk memberikan dukungan, negeri singa itu sudah menjadi rumah kedua buat Rio. Maklum karena dengan alasan sekolah pembalap 23 tahun banyak menghabiskan waktu di Singapura.
Rio saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa International School of Singapore setelah lulus dari FTMSGlobal Singapore pada 2014. "Singapura begitu dekat dengan rumah saya (Solo). Saya punya banyak keluarga dan teman di sana dan saya menghabiskan banyak waktu untuk mengenyam pendidikan di Singapura," ungkap Rio dalam wawancara dengan Strait Times, Sabtu (19/3/2016).
Membalik kisah, Rio mengenal dunia balap sejak usia enam tahun. Semua diawali dengan terjun di karting. Dan kegemarannya itu berlanjut ketika ia sekolah di Singapura. Hasilnya, gelar juara Asian Karting Open Championship pun disabetnya pada 2005-2007.
Di Marina Bay, yang akan dijadikan lintasan GP Singapura nanti, Rio pun punya kenangan indah. Di sirkuit jalan raya itu Rio sempat dinobatkan sebagai juara Formula BMW Pacific pada 2009.
Sekarang perjuangan keras itu berbalas manis. Rio dipastikan menjadi pembalap Asia satu-satunya yang akan bersaing pembalap dari Eropa dan Amerika.
Keberhasilan Rio menembus hegemoni pembalap dari luar Asia merupakan contoh yang baik. Ketua tim karting Kartmaster Drakar, Roland Chong menuturkan keinginan Rio menjadi pembalap F1 bukan hal mustahil. "Banyak orang yang mengatakan, mimpinya Rio itu konyol untuk tampil di F1. Tapi, sekarang lihatlah Rio Haryanto," tegas Chong.
Tak bisa dipungkiri apa yang sekarang dialami Rio selain lahir dari sebuah proses juga karena darah balap sudah mengalir di dirinya. Rio bukanlah orang pertama di keluarga Haryanto yang menggeluti dunia ini.
Anak Sinyo Haryanto lainnya, seperti Roy (39) dan Ryan (28) juga menekuni profesi sebagai pembalap dan tergabung di Formula Atlantic. Sinyo pun mengakui kalau mengidamkan suatu saat nanti ada anaknya yang bisa menembus F1. "Saya selalu mengimpikan anak saya bisa jadi pembalap F1. Akhirnya Rio bisa melakukannya dan kami sangat senang serta lebih bersemangat," pungkas Sinyo.
(bbk)