Akibat Bom Brussels, Piala Eropa Kemungkinan Digelar Tertutup
A
A
A
PARIS - Serangan bom yang mengguncang Bandara Brussels, Belgia, Selasa pagi waktu setempat, membuat UEFA kembali dipusingkan dengan penyelenggaraan Piala Eropa 2016. Beberapa bulan lagi bergulir, petinggi otoritas sepak bola Eropa berencana mengubah skema pengamanan.
"Piala Eropa adalah turnamen yang tidak mungkin ditunda. Kami tidak bisa mengesampingkan pertandingan digelar tertutup setelah kami tidak bisa mengecualikan aksi terorisme. Jika berencana membatalkan pertandingan atau dipindah ke tanggal lain, jelas tidak akan bisa," ucap Komite Eksekutif Wakil Presiden UEFA Giancarlo Abete dikutip Guardian, Rabu (23/3/2016).
"Kami bicara soal pertandingan Juni nanti. Hal itu sebagai buntut insiden darurat yang sangat mendesak," lanjut Abete. (Baca Juga: UEFA Jamin Keselamatan Penggemar dan Pemain)
Terganggunya fokus penyelenggaraan Piala Eropa nanti jadi yang kedua sejauh ini. Sebelum dua bom yang meledak di Brussels kemarin, Prancis selaku tuan rumah pesta sepak bola Eropa pada 10 Juni-10 Juli 2016 mendatang sempat dipusingkan oleh insiden teror di Kota Paris, akhir tahun lalu.
Ketika itu, serangan teror bom terjadi di laga persahabatan Timnas Prancis vs Jerman di Stade de France. Ratusan orang jadi korban dalam aksi pengeboman yang juga disertai penembakan di sekitar Kota Paris. Sedangkan bom di Belgia kemarin terjadi di dua tempat sekaligus yakni di Bandara Brussels dan stasiun kereta Metro. Kabar terakhir menyebutkan korban tewas sudah mencapai 34 orang.
Saat kejadian, Timnas Belgia langsung membatalkan latihan. Sedangkan pertandingan melawan Timnas Portugal pekan depan terancam batal.
Sementara itu, pertandingan Belgia vs Inggris di Stadion Olympic, Berlin, Jerman, akhir pekan nanti masih terus diusahakan bisa digelar. Juru bicara FA mengatakan sejauh ini jadwal pertandingan belum berubah dan kemungkinan bisa digelar.
"Belum ada perubahan yang dibuat dan kami telah terus berhubungan dengan pemerintah Jerman. Langkah-langkah keamanan kami sudah sangat ketat," katanya.
"Piala Eropa adalah turnamen yang tidak mungkin ditunda. Kami tidak bisa mengesampingkan pertandingan digelar tertutup setelah kami tidak bisa mengecualikan aksi terorisme. Jika berencana membatalkan pertandingan atau dipindah ke tanggal lain, jelas tidak akan bisa," ucap Komite Eksekutif Wakil Presiden UEFA Giancarlo Abete dikutip Guardian, Rabu (23/3/2016).
"Kami bicara soal pertandingan Juni nanti. Hal itu sebagai buntut insiden darurat yang sangat mendesak," lanjut Abete. (Baca Juga: UEFA Jamin Keselamatan Penggemar dan Pemain)
Terganggunya fokus penyelenggaraan Piala Eropa nanti jadi yang kedua sejauh ini. Sebelum dua bom yang meledak di Brussels kemarin, Prancis selaku tuan rumah pesta sepak bola Eropa pada 10 Juni-10 Juli 2016 mendatang sempat dipusingkan oleh insiden teror di Kota Paris, akhir tahun lalu.
Ketika itu, serangan teror bom terjadi di laga persahabatan Timnas Prancis vs Jerman di Stade de France. Ratusan orang jadi korban dalam aksi pengeboman yang juga disertai penembakan di sekitar Kota Paris. Sedangkan bom di Belgia kemarin terjadi di dua tempat sekaligus yakni di Bandara Brussels dan stasiun kereta Metro. Kabar terakhir menyebutkan korban tewas sudah mencapai 34 orang.
Saat kejadian, Timnas Belgia langsung membatalkan latihan. Sedangkan pertandingan melawan Timnas Portugal pekan depan terancam batal.
Sementara itu, pertandingan Belgia vs Inggris di Stadion Olympic, Berlin, Jerman, akhir pekan nanti masih terus diusahakan bisa digelar. Juru bicara FA mengatakan sejauh ini jadwal pertandingan belum berubah dan kemungkinan bisa digelar.
"Belum ada perubahan yang dibuat dan kami telah terus berhubungan dengan pemerintah Jerman. Langkah-langkah keamanan kami sudah sangat ketat," katanya.
(bbk)