Rio Haryanto Beberkan Perbedaan Saat Tampil di Formula 1 dan GP 2 Series
A
A
A
JAKARTA - Pembalap pertama Indonesia di Formula 1, Rio Haryanto membeberkan perbedaan mendasar antara F1 dan GP 2 Series. Menurutnya, selain masalah teknis, F1 menuntutnya lebih disiplin.
Perbedaan pertama, menurut Rio adalah jumlah teknisi di timnya. Jika pada GP2 Series hanya ada sedikit teknisi, maka di F1 Rio harus bekerja sama dengan puluhan teknisi. Sampai-sampai dia sulit menghapal semua nama rekan kerjanya di Manor Racing.
Perbedaan berikutnya terdapat pada regulasi balap. Di F1, timnya bisa menyusun strategi dari banyak aspek, termasuk manajemen mesin dan ban. "Kalau di GP2 kan sederhana, hanya break dan balance yang bisa diganti. Kalo di F1 sangat kompleks, banyak teknologi yang butuh waktu, ada sekitar 30 tombol di kokpit yang harus dihapal dan digunakan," kata Rio di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Rio juga sempat bercanda mengenai fasilitas yang dia peroleh sebagai pembalap di kasta tertinggi balapan roda empat. Sebagai pilot jet darat, Rio merasakan banyak dipermudah dalam segala akses.
"Tahun lalu di GP 2 saya terbang ke Bahrain atau Barcelona, kemudian saya tunggu taksi. Sekarang semuanya sudah dijadwalkan, bahkan kadang saya ditunggu jemputan" katanya.
Perbedaan pertama, menurut Rio adalah jumlah teknisi di timnya. Jika pada GP2 Series hanya ada sedikit teknisi, maka di F1 Rio harus bekerja sama dengan puluhan teknisi. Sampai-sampai dia sulit menghapal semua nama rekan kerjanya di Manor Racing.
Perbedaan berikutnya terdapat pada regulasi balap. Di F1, timnya bisa menyusun strategi dari banyak aspek, termasuk manajemen mesin dan ban. "Kalau di GP2 kan sederhana, hanya break dan balance yang bisa diganti. Kalo di F1 sangat kompleks, banyak teknologi yang butuh waktu, ada sekitar 30 tombol di kokpit yang harus dihapal dan digunakan," kata Rio di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Rio juga sempat bercanda mengenai fasilitas yang dia peroleh sebagai pembalap di kasta tertinggi balapan roda empat. Sebagai pilot jet darat, Rio merasakan banyak dipermudah dalam segala akses.
"Tahun lalu di GP 2 saya terbang ke Bahrain atau Barcelona, kemudian saya tunggu taksi. Sekarang semuanya sudah dijadwalkan, bahkan kadang saya ditunggu jemputan" katanya.
(bbk)