King Heran, Belum Muncul Bakat Istimewa dari Surabaya

Sabtu, 23 April 2016 - 22:31 WIB
King Heran, Belum Muncul...
King Heran, Belum Muncul Bakat Istimewa dari Surabaya
A A A
SURABAYA - Bakat istimewa yang menonjol secara teknik masih belum ditemukan pada hari pertama Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 di Surabaya. Berdasarkan pengamatan Tim Pencari Bakat di tahap screening, Sabtu (23/4/2016), kemampuan peserta yang unjuk kemampuan di hari pertama masih standar.

Liem Swie King, salah satu pencari bakat senior, menyatakan keheranannya karena belum muncul talenta menjanjikan di GOR Sudirman, Surabaya. Sejatinya, kata legenda bulu tangkis Indonesia ini, kota dengan tradisi bulu tangkis hebat seperti Surabaya memiliki potensi memunculkan bakat berkualitas.

Di hari pertama, menurutnya kualitas peserta masih standar dan sekadar memenuhi kriteria yang ditetapkan audisi. Meskipun kuantitas sangat menggembirakan dengan peserta nyaris menyentuh angka 400, menurutnya kualitas yang ditawarkan peserta masih sangat kurang. “Sampai sekarang saya belum melihat ada yang istimewa dari peserta yang ada,” ujar Liem, ditemui di GOR Sudirman.

“Secara kualitas sebenarnya menginginkan lebih. Tapi ternyata yang saya lihat malah agak rendah. Belum ada yang kelihatan istimewa. Saya malah bertanya-tanya, ke mana pemain-pemain bagusnya? Saya sih menduga mereka sudah disaring oleh klub-klub bulutangkis,” papar pria kelahiran Kudus.

Tim pencari bakat tidak selalu mematok pada kriteria teknis dalam melihat kemampuan pebulutangkis muda. Ada beberapa kriteria lain, yakni kerja keras, mental, kemauan, disiplin, serta aspek-aspek di luar teknis. Malah dari cara berjalan dan membawa raket pun bisa dinilai.

Fung Permadi, pemandu bakat lainnya, menyatakan ada beberapa aspek yang perlu dilihat selain melihat kemampuan dasar pemain. “Teknik yang memadai, footwork juga bagus, fighting spirit. Itu syarat dasar. Tapi selain itu ada beberapa hal yang juga kami lihat,” cetus Fung.

Bahkan dari gesture pun bisa menunjukkan bagaimana bakat seorang pemain. “Dari cara berjalan memasuki lapangan, bagaimana dia membawa tas raketnya, bisa terlihat bagaimana potensinya. Tetapi tentu saja terlebih dulu mengacu pada kemampuan dasar dia bermain bulutangkis,” tandas Fung.

Salah satu peserta audisi adalah Nyoman Dira Ayu Pramesti, yang datang jauh-jauh dari Badung, Bali. Menjalani hari pertama, upayanya tidak sia-sia karena dinyatakan lolos tahap screening. Meski demikian dia masih kecewa karena penampilannya kurang maksimal dan bertekad memperbaikinya di hari kedua.

“Penampilan saya kurang bagus tadi, makanya saya sampai menangis. Mungkin kurang fokus saja. Beruntung saya lolos tahap screening dan semoga besok lebih baik lagi,” kata siswi kelas satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Mengwi, Badung, yang datang diantar sang ayah, Ketut Wirya.

Atlet yang tergabung di PB Poker, Badung, ini ingin lolos dari audisi di Surabaya dan bermimpi mengikuti jejak Liliyana Natsir, idolanya. “Saya ingin seperti Liliyana Natsir. Dia pemain idola saya. Semoga saya bisa sukses di audisi ini dan berangkat ke Kudus,” harap Dira.

Demi menggapai impiannya, Dira harus bersaing mendapatkan Super Tiket dengan bersaing bersama 25 atlet putri U-15 lainnya yang juga sama-sama berhasil melewati tahap screening. Sementara di kategori U-13 putri, sebanyak 40 atlet bakal bersaing untuk memerebutkan dua Super Tiket.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4618 seconds (0.1#10.140)