Ketika Widodo Cahyono Putro Bikin Kafe Sepak Bola

Selasa, 24 Mei 2016 - 11:14 WIB
Ketika Widodo Cahyono Putro Bikin Kafe Sepak Bola
Ketika Widodo Cahyono Putro Bikin Kafe Sepak Bola
A A A
Sepak bola adalah nafas kehidupan bagi Widodo Cahyono Putro. Selain menjadi pelatih Sriwijaya FC, Widodo juga melebarkan sayap berbisnis kuliner. Ya, mantan pemain timnas Indonesia itu memiliki usaha kafe bernama WCP Coffee and Resto yang berada di Gresik.
Saat Laskar Wong Kito bertolak ke Gresik menghadapi Bhayangkara Surabaya United pada Minggu, (22/5), Widodo mengajak KORAN SINDO berkunjung ke kafenya yang terletak di Jalan Jawa No 18, Gresik Kota Baru. Kafe itu juga hanya berjarak 500 meter dari rumahnya tersebut.
"Ini usaha sampingan saya di sini (Gresik) lumayan menambah penghasilan untuk keluarga,"kata Widodo.
Konsep sport cafe dipilih Widodo sebagai daya tarik pengunjung yang dibidik memang gemar sepak bola. Tidak hanya disitu, WCP Coffee and Resto adalah nama Widodo Cahyono Putro agar para penggemar sengaja mampir untuk bertemu muka dengannya.

Di setiap dinding ada gambar serta baju timnas Widodo ketika memperkuat timnas bernomor punggung 7. Uniknya di salah satu dinding kafe ada gambar grafiti Widodo saat gol salto di Piala Asia 1996 menjadi gol terindah legenda sepak bola Tanah Air.

Namun semua itu tidak lantas membuat Widodo hanya menjual nama saja. Semua menu disajikan memang memiliki cita rasa yang tidak kalah dari kafetarian lainnya. Konsep nongkrong dengan disuguhi TV layar datar sangat cocok untuk penggila sepak bola apabila ingin menonton pertandingan yang digelar dibandingkan hanya duduk di rumah.
"Alasan saya memang ingin orang yang suka nongkrong dan hobi bola mereka mempunyai tempat. Karena saya seperti itu suka nongkrong kalau mau nonton sepak bola harus pulang ke rumah. Makanya adanya kafe seperti ini membuat warga Gresik lebih nyaman,"ucap suami dari Adna Rohani Tucunan ini.
Ditanya kenapa Widodo tertarik terjun ke bisnis tersebut. Lantaran, mayoritas masyarakat Gresik lebih piawai bergerak di bidang kuliner. Ternyata dampak pembekuan oleh badan Internasional sepak bola FIFA kepada PSSI pada tanggal 30 Mei 2015 membuat Widodo putar otak agar kesejahteraan perekonomiannya tidak terguncang.

Pria kelahiran 8 November 1970 itu,memilih banting setir menjadi pebisnis dan dipilih membuka kafe tersebut. Menurut mantan asisten pelatih timnas Indonesia di Piala AFF 2014 ini, ia sempat meninggalkan sementara sepak bola dan fokus membuka kafe pada 6 Juni 2015, di tahun itu jumlah pelanggan yang datang terus meningkat.

"Memang ada niat setelah pembekuan niat itu jadi membesar. Itu awal kenapa saya tertarik membuka kafe,"ujar bapak dua anak ini.
Tetapi demi menjaga konsentrasi terhadap skuat Laskar Wong Kito, kini usaha itu lebih dibebankan kepada istri dan anak Widodo untuk mengurusnya. Mas Wid nama akrab Widodo hanya bisa memantau perkembangan usahanya dari kejauahan.

Lantaran saat berkunjung ke sana saja Widodo hanya meluangkan waktu 20 menit dia tidak ingin lama meninggalkan anak asuhnya di salah satu hotel di Kota Gresik. ''Sekarang kita pulang ke hotel, tidak enak meninggalkan pemain lama-lama. Saya juga ada tanggung jawab atas keberlangsungan klub ini sangat penting bagi semua masyarakat di Palembang,ā€¯pungkasnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4569 seconds (0.1#10.140)