Rivalitas panas berebut status penguasa Iberia
A
A
A
Sindoenws.com - Sengitnya pertarungan menuju partai pamungkas Piala Eropa 2012 antara Portugal dan Spanyol di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, dibumbui oleh rivalitas status sebagai yang terbaik di Semenanjung Iberia.
Sebagai negeri bertetangga, rivalitas Spanyol dan Portugal telah berlangsung turun-temurun. Bedanya, pada masa lalu, mereka berlomba menjadi penguasa lautan. Kini perseteruan telah bergeser ke lapangan hijau sepak bola Piala Eropa 2012. Persaingan La Furia Roja ––julukan Spanyol–– dengan Seleccao das Quinas–julukan Portugal–– kini merupakan representasi sejarah panjang masa lalu.
Saat itu Bartolomeus Dias-Vasco da Gama di kubu Portugal bertarung dengan Christopher Columbus- Ferdinand Magellan demi menemukan dunia baru yang penuh emas dan rempah-rempah. Di sepak bola, rivalitas Spanyol-Portugal terjadi di level klub maupun timnas.
Di ajang antarklub, Real Madrid adalah raja Piala(Liga) Champions. Sejak bergulir pada 1955/1956, Los Blancos ––julukan Madrid–– meraih total sembilan gelar. Lima trofi beruntun bahkan sempat diraih sebelum Benfica mematahkan dominasi Los Blancos pada 1960/1961 dan 1961/1962.
Di level klub, persaingan bergerak ke ranah negara. Di Piala Dunia dan Piala Eropa,Spanyol langsung menghentak Portugal lewat sukses finis di posisi empat Piala Dunia 1950 yang disusul Piala Eropa 1964. Merasa tersaingi, Portugal lewat Eusebio merespons dengan mencapai posisi tiga Piala Dunia 1966. Setelah terhenti sejenak,rivalitas kembali muncul pada 1980- an saat Piala Eropa 1984 digelar di Prancis. Portugal mencapai semifinal dan Spanyol gagal di final. Setelah kembali meredup pada 1990-an, generasi sepak bola Spanyol dan Portugal muncul pada 2000-an.
Keberhasilan Portugal mencapai semifinal Piala Eropa 2000, final Piala Eropa 2004, dan peringkat empat Piala Dunia 2006 membuat telinga para Matador panas. Hasilnya,banteng-banteng peliharaan mereka mengamuk di Piala Eropa 2008. Spanyol juara Eropa untuk kali kedua sepanjang sejarah. Di Piala Dunia 2010, Spanyol kembali unjuk taring dengan menyambet gelar juara.
Yang membuat pendukung La Furia Roja layak berbangga hati, kemenangan di Afrika Selatan (Afsel) itu dicapai setelah menyingkirkan tim Samba Eropadi babak 16 besar. Ketika itu gol semata wayang David Villa di Cape Town pada 29 Juni 2010 mengirimkan Portugal pulang ke Lisabon dengan kepala tertunduk. Kini Spanyol kembali bertemu Portugal dalam usaha mempertahankan mahkota Eropa. Seperti Piala Dunia 2010, laga di Donbass Arena dini hari nanti diyakini akan berlangsung ketat, panas, dan penuh intrik.
Parameternya, Cristiano Ronaldo, Pepe, dan Fabio Coentrao merumput di Santiago Bernabeu.Ketiga pemain telah mengetahui isi dapur, kebiasaan, maupun kelemahan Iker Casillas, Sergio Ramos,dan Alvaro Arbeloa. “Portugal yang kami kalahkan pada 2010 tidak berbeda jauh dengan tim 2012. Hanya, dari sudut pandang mental, mereka kini lebih matang. Kami tidak ingin meremehkan mereka. Kami akan berhatihati selama pertandingan,” ucap Xabi Alonso kepada sejumlah jurnalis, di mixed zone Donbass Arena seusai laga Spanyol versus Prancis, Sabtu (23/6).
Portugal bukan lawan yang asing untuk Spanyol. Keduanya sudah bentrok 34 kali. Hasilnya tentu saja menjadi milik La Furia Roja. Mereka mengemas 16 kemenangan,sedangkan Portugal hanya mengantongi enam laga. Kendati demikian, jika dilihat dalam 12 pertandingan terakhir,Portugal sangat mendominasi. Mereka menang pada empat laga, sementara Spanyol hanya mengamankan dua pertandingan. Selain itu, skor yang diukir Portugal atas Spanyol juga jauh lebih baik.Pada pertemuan terakhir Seleccao das Quinas menang telak 4-0, November lalu.
Sedangkan Spanyol terakhir kali berjaya pada 2003. Kala itu La Furia Roja unggul 3-0. Setelah itu mereka hanya menang dengan skor tipis atas Portugal. Inilah yang mereka coba benahi. Spanyol ingin kembali berkuasa atas Portugal. Iker Casillas dkk berjanji akan tampil maksimal pada semifinal Piala Eropa 2012 demi memastikan satu tiket ke final.Tetapi sial,punggawa La Furia Rojadidera kelelahan.Tenaga mereka terkuras lantaran udara begitu panas.
“Kami jelas saja kelelahan. Tenaga kami sangat terkuras di sini. Suhu udara begitu tinggi dan ini membuat kami semakin lemah,” ungkap Pelatih Spanyol Vicente del Bosque. Portugal tentu akan sangat menyulitkan. Tim besutan Paulo Bento itu ingin mengulang sukses 2004.Ketika itu mereka sukses menembus final. Bento mengungkapkan timnya tidak takut menghadapi Spanyol. Meskipun sang lawan berstatus juara bertahan, itu bukan berarti Spanyol tak bisa dikalahkan. Lagipula Bento melihat kekuatan timnya dengan La Furia Roja seimbang.
Spanyol memiliki beberapa pemain berbahaya, begitu juga dengan timnya.“Lolos dari Grup B adalah hal yang luar biasa karena Anda semua tahu bagaimana situasi di grup tersebut,” kata Bento.
Sebagai negeri bertetangga, rivalitas Spanyol dan Portugal telah berlangsung turun-temurun. Bedanya, pada masa lalu, mereka berlomba menjadi penguasa lautan. Kini perseteruan telah bergeser ke lapangan hijau sepak bola Piala Eropa 2012. Persaingan La Furia Roja ––julukan Spanyol–– dengan Seleccao das Quinas–julukan Portugal–– kini merupakan representasi sejarah panjang masa lalu.
Saat itu Bartolomeus Dias-Vasco da Gama di kubu Portugal bertarung dengan Christopher Columbus- Ferdinand Magellan demi menemukan dunia baru yang penuh emas dan rempah-rempah. Di sepak bola, rivalitas Spanyol-Portugal terjadi di level klub maupun timnas.
Di ajang antarklub, Real Madrid adalah raja Piala(Liga) Champions. Sejak bergulir pada 1955/1956, Los Blancos ––julukan Madrid–– meraih total sembilan gelar. Lima trofi beruntun bahkan sempat diraih sebelum Benfica mematahkan dominasi Los Blancos pada 1960/1961 dan 1961/1962.
Di level klub, persaingan bergerak ke ranah negara. Di Piala Dunia dan Piala Eropa,Spanyol langsung menghentak Portugal lewat sukses finis di posisi empat Piala Dunia 1950 yang disusul Piala Eropa 1964. Merasa tersaingi, Portugal lewat Eusebio merespons dengan mencapai posisi tiga Piala Dunia 1966. Setelah terhenti sejenak,rivalitas kembali muncul pada 1980- an saat Piala Eropa 1984 digelar di Prancis. Portugal mencapai semifinal dan Spanyol gagal di final. Setelah kembali meredup pada 1990-an, generasi sepak bola Spanyol dan Portugal muncul pada 2000-an.
Keberhasilan Portugal mencapai semifinal Piala Eropa 2000, final Piala Eropa 2004, dan peringkat empat Piala Dunia 2006 membuat telinga para Matador panas. Hasilnya,banteng-banteng peliharaan mereka mengamuk di Piala Eropa 2008. Spanyol juara Eropa untuk kali kedua sepanjang sejarah. Di Piala Dunia 2010, Spanyol kembali unjuk taring dengan menyambet gelar juara.
Yang membuat pendukung La Furia Roja layak berbangga hati, kemenangan di Afrika Selatan (Afsel) itu dicapai setelah menyingkirkan tim Samba Eropadi babak 16 besar. Ketika itu gol semata wayang David Villa di Cape Town pada 29 Juni 2010 mengirimkan Portugal pulang ke Lisabon dengan kepala tertunduk. Kini Spanyol kembali bertemu Portugal dalam usaha mempertahankan mahkota Eropa. Seperti Piala Dunia 2010, laga di Donbass Arena dini hari nanti diyakini akan berlangsung ketat, panas, dan penuh intrik.
Parameternya, Cristiano Ronaldo, Pepe, dan Fabio Coentrao merumput di Santiago Bernabeu.Ketiga pemain telah mengetahui isi dapur, kebiasaan, maupun kelemahan Iker Casillas, Sergio Ramos,dan Alvaro Arbeloa. “Portugal yang kami kalahkan pada 2010 tidak berbeda jauh dengan tim 2012. Hanya, dari sudut pandang mental, mereka kini lebih matang. Kami tidak ingin meremehkan mereka. Kami akan berhatihati selama pertandingan,” ucap Xabi Alonso kepada sejumlah jurnalis, di mixed zone Donbass Arena seusai laga Spanyol versus Prancis, Sabtu (23/6).
Portugal bukan lawan yang asing untuk Spanyol. Keduanya sudah bentrok 34 kali. Hasilnya tentu saja menjadi milik La Furia Roja. Mereka mengemas 16 kemenangan,sedangkan Portugal hanya mengantongi enam laga. Kendati demikian, jika dilihat dalam 12 pertandingan terakhir,Portugal sangat mendominasi. Mereka menang pada empat laga, sementara Spanyol hanya mengamankan dua pertandingan. Selain itu, skor yang diukir Portugal atas Spanyol juga jauh lebih baik.Pada pertemuan terakhir Seleccao das Quinas menang telak 4-0, November lalu.
Sedangkan Spanyol terakhir kali berjaya pada 2003. Kala itu La Furia Roja unggul 3-0. Setelah itu mereka hanya menang dengan skor tipis atas Portugal. Inilah yang mereka coba benahi. Spanyol ingin kembali berkuasa atas Portugal. Iker Casillas dkk berjanji akan tampil maksimal pada semifinal Piala Eropa 2012 demi memastikan satu tiket ke final.Tetapi sial,punggawa La Furia Rojadidera kelelahan.Tenaga mereka terkuras lantaran udara begitu panas.
“Kami jelas saja kelelahan. Tenaga kami sangat terkuras di sini. Suhu udara begitu tinggi dan ini membuat kami semakin lemah,” ungkap Pelatih Spanyol Vicente del Bosque. Portugal tentu akan sangat menyulitkan. Tim besutan Paulo Bento itu ingin mengulang sukses 2004.Ketika itu mereka sukses menembus final. Bento mengungkapkan timnya tidak takut menghadapi Spanyol. Meskipun sang lawan berstatus juara bertahan, itu bukan berarti Spanyol tak bisa dikalahkan. Lagipula Bento melihat kekuatan timnya dengan La Furia Roja seimbang.
Spanyol memiliki beberapa pemain berbahaya, begitu juga dengan timnya.“Lolos dari Grup B adalah hal yang luar biasa karena Anda semua tahu bagaimana situasi di grup tersebut,” kata Bento.
(aww)