Preview Prancis vs Islandia: Mengungkit Insiden Remeh 1998

Minggu, 03 Juli 2016 - 08:01 WIB
Preview Prancis vs Islandia:...
Preview Prancis vs Islandia: Mengungkit Insiden Remeh 1998
A A A
SAINT DENNIS - Jelang duel perempat-final Euro 2016, di Stade de France, Minggu (3/7) malam waktu setempat atau Senin (4/7) dini hari WIB. Entraineur Timnas Prancis, Didier Deschamps, dipaksa membuat penyangkalan baik dirinya maupun rekan-rekannya di skuat Les Bleus 18 tahun silam, sama sekali tidak meremehkan lagu kebangsaan Islandia dalam duel 5 September 1998.

Ya, Deschamps amat terkejut karena dipaksa menengok ulang bentrok babak kualifikasi Piala Eropa 2000 Grup 4. Dalam laga di Laugardalsvollur, Reykyavik, 5 September 1998 tersebut, hasil akhirnya berujung dengan skor imbang 1-1.

Waktu itu, Deschamps memegang ban kapten sebuah tim sepak bola berlabel juara dunia. Dan bentrok di Reykyavik tersebut merupakan laga resmi pertama Prancis pasca mengangkat trofi Piala Dunia perdana mereka.

Nah kala itu, kamera televisi menangkap wajah para pemain tim tamu (Prancis) tertawa-tawa selama lagu nasional tuan rumah (Islandia) dikumandangkan. Seorang jurnalis Islandia di Piala Eropa 2016 menanyakan kembali Deschamps atas insiden yang terkesan mengejek itu.

“Saya masih ingat betul apa yang terjadi hari itu, tapi sepertinya Anda telah salah pengertian atas reaksi kami,” kata Deschamps berkilah menjawab pertanyaan sang jurnalis dalam jumpa pers jelang babak perempat-final Euro 2016 seperti dilansir The Guardian.

“Waktu itu para pemain Prancis sama sekali tidak mengejek lagu kebangsaan Islandia. Para pemain mulai tertawa karena orang yang menyanyikan lagu itu mirip seperti sedang menyanyikan La Marseillaise (lagu orang Marseille), beda-beda sedikit secara kosakatanya,” kata Deschamps seraya membela diri.

“Meski begitu, pertandingan itu telah membawa kami kembali menjejak bumi. Karena kami saat itu sepertinya masih sedang berada di langit kesembilan usai memenangkan Piala Dunia dan akhirnya laga itu berujung imbang. Tapi tolong lihat, itu adalah masa lalu. Kami menghormati atas apa yang telah diraih oleh Islandia hingga momen ini. Mereka memiliki tim yang berasal dari Liga Inggris dengan jam terbang yang banyak. Mereka hadir di sini (Euro 2016) bukan karena keberuntungan. Mereka tidak mencuri apapun buat mencapai sejauh ini. Mereka telah melakukan pekerjaan besar dan mereka layak untuk mengalahkan Inggris di 16 besar dari apa yang mereka hasilkan di lapangan,” kata Deschamps menjelaskan.

Kembali ke pertandingan, Deschamps yang menolak menganggap enteng Islandia, berusaha mengkompensasi kehilangan N’Golo Kante dan Adil Rami akibat suspensi. Dengan gelandang Cyrstal Palace, Yohan Cabaye serta calon debutan Timnas Prancis, Samuel Umtiti, diyakini banyak pihak bakal dipasang sebagai penggantinya. Akan tetapi, bek sentral Manchester City, Eliaquim Mangala, diklaim bisa menggeser posisi Umtiti (yang baru saja pindah dari Olympique Lyon ke Barcelona) dari mendapat caps pertamanya.

“Samuel masih seorang pemain muda, tapi dia memiliki banyak pengalaman, karena dia pernah bermain di Liga Champions bersama Lyon dan juga menjadi anggota skuat Timnas Prancis saat jadi juara Piala Dunia U-20. Jika dia hijrah ke klub yang mana memang jadi tempat dia seharusnya, itu juga bukan karena kesempatan. Dia kuat dalam perebutan bola, diberkahi teknik hebat dengan bola di sektor pertahanan dan seorang defender kelas atas,” ucap Deschamps lagi.

Adapun sang entraineur masih belum memutuskan apakah kembali memasang winger Bayern Muenchen, Kingsley Coman. Kini satu-satunya pekerjaan rumah yang wajib dibenahi oleh pasukan Les Bleus ialah bagaimana caranya mereka lebih cepat panas. Pasalnya, tren Prancis saat memenangkan pertarungan di Euro 2016 diperoleh lewat mengamankan gol jelang laga usai.

“Kami masih kurang sedikit dalam hal konsistensi dan tentu saja agresivitas di awal dari setiap pertandingan kami,” kata le capitaine Prancis, Hugo Lloris, yang ikut nimbrung dalam sesi jumpa pers ini. “Kalau boleh saya katakan, ini benar-benar tipikal Prancis sekali. Namun kami memenangkan pertandingan, terima kasih untuk usaha tim. Itulah kekuatan dari tim ini, kemampuan untuk bangkit kembali. Tapi kami harus mewaspadai kebobolan di awal laga, bisa memupuskan kans kami,” imbuhnya.

“Meski dengan gaya bermain sederhana, mereka (Islandia) fokus dengan kekuatan mereka sendiri dan telah menyebabkan masalah kepada tim-tim besar seperti Portugal dan Inggris. Jika kami nanti keluar menyerang dan kemudian berpikir, ‘kami memiliki talenta lebih banyak, jadi kami akan memenangkan pertandingan’, kami tidak akan bisa menang. Karena kami harus menandingi komitmen dan motivasi seperti yang mereka miliki, lalu kemudian berharap kerjasama tim kami membuktikan ucapan kami sendiri,” tandas kiper klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur, itu.

Sedang kabar Timnas Islandia sendiri dalam kondisi full team, tanpa adanya suspensi maupun cedera. Uniknya, coach Lars Lagerback yang berduet dengan Heimir Hallgrimsson, berusaha santai dalam sesi jumpa pers jelang duel ini.

Ketika ditanya jurnalis mengapa dia mau melatih Timnas Islandia secara duet, Lagerback menjawab dengan setengah membanyol, "Tentu melihat dengan empat mata akan lebih baik ketimbang dua mata saja. Plus saja juga malas belajar Bahasa Islandia."

Rekor Pertemuan
Meski begitu, dari sisi total 11 pertemuan kedua kubu. Prancis belum pernah kalah, dengan mengantungi 8 kemenangan dan 3 kali imbang. Dengan selisih gol memihak Les Bleus 30-8.

Akan tetapi dari tiga bentrok belakangan, Islandia lumayan mampu mengimbangi Prancis. Setelah hasil imbang 1-1 pada 1998, dua yang terakhir dimenangkan Les Bleus dengan skor tipis 3-2.

Prediksi Susunan Pemain
Prancis (4-3-3)
Lloris (g); Sagna, Rami, Koscielny, Evra; Matuidi, Kanté, Pogba; Griezmann, Giroud, Payet

Islandia (4-4-2)
Halldorsson (g); Saevarsson, Arnason, R. Sigurdsson, Skulason; Gudmundsson, Gunnarsson, G. Sigurdsson, Bjarnason; Sigborsson, Bodvarsson
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)