Piala Eropa 2024 Akan Samai Piala Dunia?
A
A
A
PARIS - Derasnya kritikan yang melanda tidak membuat Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mengubah keputusan. UEFA akan terus menggunakan sistem 24 tim di ajang Piala Eropa.
Piala Eropa 2016 berakhir dengan Portugal keluar sebagai juara baru. Tapi, perhelatan turnamen yang digelar di Prancis itu mendapat respon beragam. Cukup banyak yang mengaku senang karena bisa melihat banyak pertandingan. Tapi, tidak sedikit yang merasa kecewa karena kualitas permainan menurun.
Karena Piala Eropa 2016 diikuti 24 tim, fans bisa menyaksikan total 51 pertandingan, mulai duel pembuka hingga final. Ini dianggap nilai plus lantaran dapat memuaskan hasrat penggemar sepak bola. Soalnya, ketika menggunakan sistem 16 tim, hanya tersaji 31 partai. Artinya, ada penambahan 20 laga.
Bertambahnya pertandingan membuat pemasukan ikut meningkat. Nyatanya, uang dari hak siar meroket hingga 1,93 miliar euro. Itu belum termasuk penjualan tiket dan merchandise. Soalnya, jumlah fans yang berkunjung ke Prancis melonjak drastis.
Sayangnya, ada sisi negatif yang membayangi. Format baru itu dinilai telah mengubah pola pikir tim peserta. Imbasnya banyak pertandingan yang hambar alias tidak seru. Ini disinyalir akibat adanya jalur alternatif untuk lolos ke babak gugur, yakni empat terbaik tim di posisi tiga.
Sekarang bukan hanya juara grup dan runner-up yang bisa bertahan. Tim yang ada di urutan tiga juga dapat melenggang tergantung perolehan angka dan peringkat koefisien. Sistem itu dianggap membuat para kontestan tidak bersungguh-sungguh mengincar posisi pertama atau kedua.
Republik Irandia, Portugal dan Irlandia Utara termasuk diantarannya. Kerena bisa lolos ke babak gugur sekalipun menempati posisi tiga, mereka memilih bermain aman. Mereka tidak ngotot meraih angka penuh, khususnya ketika melakoni laga penutup.
“Banyak tim yang bermain ultra-defensif. Tim-tim kecil seperti Albania atau Wales bertahan dengan baik. Mereka melihat peluang melalui taktik itu. Menurut saya, format 16 tim sangat ideal. Itu akan menciptakan pertandingan seru mulai hari pertama,” ucap pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, dilansir skysport.
Sayangnya harapan Loew tidak akan terpenuhi. UEFA akan tetap memakai sistem 24 tim untuk Piala Eropa 2020 yang konon akan diselengarakan disejumlah negara. “Masyarakat sempat pesimistis sistem 24 tim tidak akan berhasil. Tapi, ternyata berjalan baik,” ucap direktur turnamen UEFA untuk Piala Eropa 2016, Martin Kallen.
Selain itu ada wacana menambah lagi pesertanya pada Piala Eropa 2024, menjadi 32 tim. Itu akan menyamai format Piala Dunia. “Kami belum buat keputusan (soal Piala Eropa 2024). Tapi saat ini, formatnya sedang kami analisa. Sebab, hasilnya cukup positif,” pungkas Kallen.
Piala Eropa 2016 berakhir dengan Portugal keluar sebagai juara baru. Tapi, perhelatan turnamen yang digelar di Prancis itu mendapat respon beragam. Cukup banyak yang mengaku senang karena bisa melihat banyak pertandingan. Tapi, tidak sedikit yang merasa kecewa karena kualitas permainan menurun.
Karena Piala Eropa 2016 diikuti 24 tim, fans bisa menyaksikan total 51 pertandingan, mulai duel pembuka hingga final. Ini dianggap nilai plus lantaran dapat memuaskan hasrat penggemar sepak bola. Soalnya, ketika menggunakan sistem 16 tim, hanya tersaji 31 partai. Artinya, ada penambahan 20 laga.
Bertambahnya pertandingan membuat pemasukan ikut meningkat. Nyatanya, uang dari hak siar meroket hingga 1,93 miliar euro. Itu belum termasuk penjualan tiket dan merchandise. Soalnya, jumlah fans yang berkunjung ke Prancis melonjak drastis.
Sayangnya, ada sisi negatif yang membayangi. Format baru itu dinilai telah mengubah pola pikir tim peserta. Imbasnya banyak pertandingan yang hambar alias tidak seru. Ini disinyalir akibat adanya jalur alternatif untuk lolos ke babak gugur, yakni empat terbaik tim di posisi tiga.
Sekarang bukan hanya juara grup dan runner-up yang bisa bertahan. Tim yang ada di urutan tiga juga dapat melenggang tergantung perolehan angka dan peringkat koefisien. Sistem itu dianggap membuat para kontestan tidak bersungguh-sungguh mengincar posisi pertama atau kedua.
Republik Irandia, Portugal dan Irlandia Utara termasuk diantarannya. Kerena bisa lolos ke babak gugur sekalipun menempati posisi tiga, mereka memilih bermain aman. Mereka tidak ngotot meraih angka penuh, khususnya ketika melakoni laga penutup.
“Banyak tim yang bermain ultra-defensif. Tim-tim kecil seperti Albania atau Wales bertahan dengan baik. Mereka melihat peluang melalui taktik itu. Menurut saya, format 16 tim sangat ideal. Itu akan menciptakan pertandingan seru mulai hari pertama,” ucap pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, dilansir skysport.
Sayangnya harapan Loew tidak akan terpenuhi. UEFA akan tetap memakai sistem 24 tim untuk Piala Eropa 2020 yang konon akan diselengarakan disejumlah negara. “Masyarakat sempat pesimistis sistem 24 tim tidak akan berhasil. Tapi, ternyata berjalan baik,” ucap direktur turnamen UEFA untuk Piala Eropa 2016, Martin Kallen.
Selain itu ada wacana menambah lagi pesertanya pada Piala Eropa 2024, menjadi 32 tim. Itu akan menyamai format Piala Dunia. “Kami belum buat keputusan (soal Piala Eropa 2024). Tapi saat ini, formatnya sedang kami analisa. Sebab, hasilnya cukup positif,” pungkas Kallen.
(mir)