Ajukan Proposal Baru, Klub Spanyol dan Italia Desak UEFA
A
A
A
NYON - Liga Champions 2016/17 baru saja menyelesaikan undian babak play-off yang berlangsung di markas UEFA, Nyon, Swiss, pada Jumat (5/8) petang WIB. Seturut acara tersebut beres, ada sejumlah masalah yang patut dicermati dari sebuah proposal terbaru.
Salah satu masalah itu ialah, adanya desakan dari klub-klub La Liga Spanyol dan Serie A Italia kepada UEFA untuk menggelar pertandingan fase grup Liga Champions di Timur Jauh (Asia) dan Amerika Serikat (AS).
Tak hanya sampai di Asia dan Amerika. Namun klub-klub dari Liga Spanyol dan Liga Italia juga mendesak UEFA guna membuka kemungkinan pertandingan fase grup Liga Champions digelar di Benua Hitam, Afrika.
Perlu diketahui, maksud dan tujuan dari desakan ini ternyata berkaitan dengan aspek ekonomi. Selain UEFA dan klub-klub tadi bisa mempeluas jaringan pasar dan fans. Klub-klub peserta Liga Champions nantinya juga bakal mendapat pemasukan lebih masif lagi dari sisi uang penampilan (match fee).
Seperti dilaporkan The Sun, sebab lain rencana memperluas pasar Liga Champions ini adalah karena klub-klub dari Liga Spanyol (selain Barcelona dan duo Madrid) serta dari Serie A Liga Italia, sudah bingung mau menghasilkan pemasukan tambahan dari sektor mana lagi guna menyaingi Liga Primer Inggris.
Perlu diketahui jika uang hak siar di Liga Primer Inggris yang dibagikan ke klub kontestannya setiap musim berjumlah masif. Jumlah itu bahkan mengalahkan jumlah uang penampilan yang diterima oleh peserta Liga Champions.
Klub-klub Serie A yang hampir selalu memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia sejak 1952 hingga 1992, seakan baru bangkit dari mimpi panjang seturut mahar 90 juta Euro yang dibayarkan Juventus buat mendapatkan Gonzalo Higuain dari Napoli.
Sedang Real Madrid musim ini masih menahan diri tidak jor-joran di bursa transfer pemain, walau dalam 16 tahun terakhir, setidaknya mereka memecahkan lima rekor transfer pemain termahal dunia.
Meski begitu, kencangnya rumor kembalinya Paul Pogba ke Manchester United dengan menggelontorkan 110 juta Euro ke Juventus. Seakan menegaskan kalau keadaan finansial klub-klub Liga Primer Inggris masih berada di atas klub-klub peserta Serie A dan Spanyol.
Ini sekaligus berarti, klub-klub teras di dua liga tersebut, masih saja tidak bisa menandingi kekuatan finansial klub-klub teras Liga Primer Inggris. Karena itu, dengan menambah pemasukan dari uang penampilan di Liga Champions atau juga dari Liga Europa. Maka paling tidak jumlah pundi-pundi uang klub-klub kontestan Serie A dan La Liga bertambah lebih banyak.
Adapun pertandingan ajang Eropa atau kompetisi klub di Benua Biru, pernah beberapa kali diselenggarakan di Asia. Contohnya ketika Juventus menundukkan Napoli di Shanghai dalam Piala Super Italia 2015.
Pun ketika Napoli memenangkan ajang serupa edisi 2014 di Doha, Qatar. Piala Super Italia sendiri sudah menggelar lima dari tujuh edisi terakhirnya di China dan Qatar. Dengan edisi 2016 diharapkan bakal berlangsung di Abu Dhabi pada Desember mendatang.
Sementara itu, dicermatinya persoalan ini sendiri diakibatkan oleh adanya kabar sekitar sebulan lalu. Di mana ada sebuah proposal yang akan membentuk Liga Champions Super, sebuah kompetisi sempalan dari Liga Champions yang bakal mempertandingkan hanya antara klub-klub elite Eropa dengan venue di luar Benua Biru.
Dan ternyata, ada sugesti lain yang menyebut usul untuk memindahkan pertandingan Liga Champions dari tengah pekan ke akhir pekan, yang mana bakal lebih menyedot atensi dari pecinta sepak bola dunia dan tentunya rating siaran langsung televisi akan meningkat pesat, seiring dengan pemasukan iklan.
Salah satu masalah itu ialah, adanya desakan dari klub-klub La Liga Spanyol dan Serie A Italia kepada UEFA untuk menggelar pertandingan fase grup Liga Champions di Timur Jauh (Asia) dan Amerika Serikat (AS).
Tak hanya sampai di Asia dan Amerika. Namun klub-klub dari Liga Spanyol dan Liga Italia juga mendesak UEFA guna membuka kemungkinan pertandingan fase grup Liga Champions digelar di Benua Hitam, Afrika.
Perlu diketahui, maksud dan tujuan dari desakan ini ternyata berkaitan dengan aspek ekonomi. Selain UEFA dan klub-klub tadi bisa mempeluas jaringan pasar dan fans. Klub-klub peserta Liga Champions nantinya juga bakal mendapat pemasukan lebih masif lagi dari sisi uang penampilan (match fee).
Seperti dilaporkan The Sun, sebab lain rencana memperluas pasar Liga Champions ini adalah karena klub-klub dari Liga Spanyol (selain Barcelona dan duo Madrid) serta dari Serie A Liga Italia, sudah bingung mau menghasilkan pemasukan tambahan dari sektor mana lagi guna menyaingi Liga Primer Inggris.
Perlu diketahui jika uang hak siar di Liga Primer Inggris yang dibagikan ke klub kontestannya setiap musim berjumlah masif. Jumlah itu bahkan mengalahkan jumlah uang penampilan yang diterima oleh peserta Liga Champions.
Klub-klub Serie A yang hampir selalu memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia sejak 1952 hingga 1992, seakan baru bangkit dari mimpi panjang seturut mahar 90 juta Euro yang dibayarkan Juventus buat mendapatkan Gonzalo Higuain dari Napoli.
Sedang Real Madrid musim ini masih menahan diri tidak jor-joran di bursa transfer pemain, walau dalam 16 tahun terakhir, setidaknya mereka memecahkan lima rekor transfer pemain termahal dunia.
Meski begitu, kencangnya rumor kembalinya Paul Pogba ke Manchester United dengan menggelontorkan 110 juta Euro ke Juventus. Seakan menegaskan kalau keadaan finansial klub-klub Liga Primer Inggris masih berada di atas klub-klub peserta Serie A dan Spanyol.
Ini sekaligus berarti, klub-klub teras di dua liga tersebut, masih saja tidak bisa menandingi kekuatan finansial klub-klub teras Liga Primer Inggris. Karena itu, dengan menambah pemasukan dari uang penampilan di Liga Champions atau juga dari Liga Europa. Maka paling tidak jumlah pundi-pundi uang klub-klub kontestan Serie A dan La Liga bertambah lebih banyak.
Adapun pertandingan ajang Eropa atau kompetisi klub di Benua Biru, pernah beberapa kali diselenggarakan di Asia. Contohnya ketika Juventus menundukkan Napoli di Shanghai dalam Piala Super Italia 2015.
Pun ketika Napoli memenangkan ajang serupa edisi 2014 di Doha, Qatar. Piala Super Italia sendiri sudah menggelar lima dari tujuh edisi terakhirnya di China dan Qatar. Dengan edisi 2016 diharapkan bakal berlangsung di Abu Dhabi pada Desember mendatang.
Sementara itu, dicermatinya persoalan ini sendiri diakibatkan oleh adanya kabar sekitar sebulan lalu. Di mana ada sebuah proposal yang akan membentuk Liga Champions Super, sebuah kompetisi sempalan dari Liga Champions yang bakal mempertandingkan hanya antara klub-klub elite Eropa dengan venue di luar Benua Biru.
Dan ternyata, ada sugesti lain yang menyebut usul untuk memindahkan pertandingan Liga Champions dari tengah pekan ke akhir pekan, yang mana bakal lebih menyedot atensi dari pecinta sepak bola dunia dan tentunya rating siaran langsung televisi akan meningkat pesat, seiring dengan pemasukan iklan.
(sbn)