Aremania Coba Menahan Diri Dari Godaan Konvoi
A
A
A
MALANG - Supporter Aremania tidak bisa leluasa merayakan ulang tahun Arema Malang ke-26 pada Kamis (11/8/2016). Aremania harus menahan diri untuk tidak berkonvoi keliling wilayah Malang, seperti yang selama ini akrab terlihat pada 11 Agustus.
Larangan dari kepolisian untuk tidak melakukan konvoi tampaknya cukup bisa meredam nafsu berkonvoi. Pantauan pada Kamis (11/8/2016) pagi hingga sore, hanya sedikit Aremania yang nekat berkonvoi di jalanan Kota Malang. Paling tidak situasinya tak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pada perayaan ulang tahun kali ini, manajemen Arema Cronus dan kepolisian sengaja memberikan ajang tersendiri bagi mereka yang hobi berkonvoi. Rencananya pada Minggu (14/8/2016) bakal digelar acara khusus yang mirip dengan konvoi.
Acara tersebut diberi label 'Napak Tilas' dan masih dirumuskan konsep serta rutenya. Dipilihnya hari Minggu karena aktivitas masyarakat relatif berkurang sehingga tidak terganggu acara konvoi atau Napak Tilas. "Ya, jatah untuk turun ke jalan nanti pada hari Minggu," kata Media Officer Arema Cronus Sudarmaji.
Dia sendiri belum bisa menjelaskan secara gamblang jalur mana saja yang akan ditempih acara Napak Tilas. Yang jelas, menurutnya, "Acara ini sebagai gantinya konvoi, jadi lebih terorganisir dan tidak liar. Semoga semua bisa menjaga keamanan dan kenyamanan di jalan."
Sementara itu, rangkaian acara ulang tahun Arema ke-29 sudah digelar sejak Rabu (10/8) malam. Acara yang dipusatkan di Alun-alun Bunder tersebut meliputi launching Arema TV, sekaligus pesta flare. Menjelang tengah malam, ribuan petasan dan flare menghiasi pusat kota Malang.
Sementara pada Kamis (11/8/2016), acara dipusatkan di Kantor Arema dengan acara lomba, musik dan diteruskan tasyakuran pada malam harinya. Segenap tokoh di Malang Raya juga turut merayakan langsung pesta ulang tahun klub berjuluk Singo Edan.
Bahkan, pemerintah setempat membebaskan pegawai negeri sipil (PNS) untuk memakai atribut Arema saat di kantor. "Ini bentuk penghargaan untuk Arema yang telah menjadi identitas dan kebanggaan Kota Malang. Semoga semakin kuat dan berprestasi," cetus Wali Kota Malang M. Anton.
Anton juga mengutarakan keinginannya melihat Arema kembali memakai Stadion Gajayana sebagai kandang dalam melakoni kompetisi. Menurutnya Gajayana yang dulu dipakai Arema Malang dan Arema Indonesia, cukup representatif sebagai kandang Singo Edan.
Yuli Sumpil, dirijen Aremania, berharap ulang tahun ke-29 semakin membuat Arema dewasa dan menjadi kebanggaan bagi semua warga Malang. Dia juga berharap Aremania membuang semua perpecahan dan menjunjung tinggi persahabatan.
"Semoga Arema semakin jaya dan matang, baik di dalam maupun luar lapangan. Aremania juga harus terus introspeksi agar ke depannya menjadi supporter yang dicintai semua kalangan. Arema dan Aremania adalah kebanggaan dan harus kita jaga bersama," cetus Yuli.
Larangan dari kepolisian untuk tidak melakukan konvoi tampaknya cukup bisa meredam nafsu berkonvoi. Pantauan pada Kamis (11/8/2016) pagi hingga sore, hanya sedikit Aremania yang nekat berkonvoi di jalanan Kota Malang. Paling tidak situasinya tak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pada perayaan ulang tahun kali ini, manajemen Arema Cronus dan kepolisian sengaja memberikan ajang tersendiri bagi mereka yang hobi berkonvoi. Rencananya pada Minggu (14/8/2016) bakal digelar acara khusus yang mirip dengan konvoi.
Acara tersebut diberi label 'Napak Tilas' dan masih dirumuskan konsep serta rutenya. Dipilihnya hari Minggu karena aktivitas masyarakat relatif berkurang sehingga tidak terganggu acara konvoi atau Napak Tilas. "Ya, jatah untuk turun ke jalan nanti pada hari Minggu," kata Media Officer Arema Cronus Sudarmaji.
Dia sendiri belum bisa menjelaskan secara gamblang jalur mana saja yang akan ditempih acara Napak Tilas. Yang jelas, menurutnya, "Acara ini sebagai gantinya konvoi, jadi lebih terorganisir dan tidak liar. Semoga semua bisa menjaga keamanan dan kenyamanan di jalan."
Sementara itu, rangkaian acara ulang tahun Arema ke-29 sudah digelar sejak Rabu (10/8) malam. Acara yang dipusatkan di Alun-alun Bunder tersebut meliputi launching Arema TV, sekaligus pesta flare. Menjelang tengah malam, ribuan petasan dan flare menghiasi pusat kota Malang.
Sementara pada Kamis (11/8/2016), acara dipusatkan di Kantor Arema dengan acara lomba, musik dan diteruskan tasyakuran pada malam harinya. Segenap tokoh di Malang Raya juga turut merayakan langsung pesta ulang tahun klub berjuluk Singo Edan.
Bahkan, pemerintah setempat membebaskan pegawai negeri sipil (PNS) untuk memakai atribut Arema saat di kantor. "Ini bentuk penghargaan untuk Arema yang telah menjadi identitas dan kebanggaan Kota Malang. Semoga semakin kuat dan berprestasi," cetus Wali Kota Malang M. Anton.
Anton juga mengutarakan keinginannya melihat Arema kembali memakai Stadion Gajayana sebagai kandang dalam melakoni kompetisi. Menurutnya Gajayana yang dulu dipakai Arema Malang dan Arema Indonesia, cukup representatif sebagai kandang Singo Edan.
Yuli Sumpil, dirijen Aremania, berharap ulang tahun ke-29 semakin membuat Arema dewasa dan menjadi kebanggaan bagi semua warga Malang. Dia juga berharap Aremania membuang semua perpecahan dan menjunjung tinggi persahabatan.
"Semoga Arema semakin jaya dan matang, baik di dalam maupun luar lapangan. Aremania juga harus terus introspeksi agar ke depannya menjadi supporter yang dicintai semua kalangan. Arema dan Aremania adalah kebanggaan dan harus kita jaga bersama," cetus Yuli.
(bbk)