Bidik Poin, Fisik Atlet Golf Yogya Digenjot
A
A
A
YOGYAKARTA - Pelatih golf Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yohanes Rudiyanto akan menggenjot fisik pegolf, Kintan Putri Rais. Tujuannya hanya satu, di PON 2016 di Jawa Barat nanti, Kintan bisa meningkatkan poin.
"Hasil ranking di try out Jabar sebelumnya terbilang menurun. Di golf kalau skor semakin kecil maka semakin bagus, kalau semakin besar justru semakin jelek. Ini tiap hari skor malah bertambah, fisik kurang. Makanya saya tekankan untuk lebih ke latihan endurance dan fisik," ujar Rudiyanto, Rabu (24/8/2016).
Pelatihan fisik dalam ruangan seperti fitness menggunakan treadmill pun digenjot mulai 6 Agustus hingga mendekati pertandingan PON XIX 2016. Dengan durasi minimal satu jam setiap latihan, dan untuk latihan dua kali setiap harinya. Perihal teknik maupun skill atlet sendiri dinilai telah menguasai dasar dan tinggal pemantapan dalam latihan.
"Di golf fisik sangat penting karena nantinya Kintan jalan dan bertanding 18 hole sejauh enam kilometer (km). Kalau endurance enggak kuat maka skor akan semakin naik. Latihan pun lebih ke treadmill dalam ruangan, karena kalau lari (di luar ruangan) rawan cedera lutut," jelasnya.
Tak hanya ketahanan fisik, Kintan yang sebelumnya membela Provinsi Banten di PON XVIII Riau dan kini masuk dalam kontingen DIY di PON XIX 2016 Jawa Barat itu juga menjalani program latihan driving range dan jajal lapangan golf untuk mengasah kemampuan adaptasinya. Seperti Lapangan Cangkringan Sleman, Adi Sucipto, hingga Hotel Hyatt Sleman.
Kintan yang direncanakan akan turun di nomor perorangan itu membidik medali perunggu dalam PON XIX 2016 nantinya. Perihal lawan tangguh yang sulit dihadapi, dikemukakan bahwa atlet dari DKI Jakarta saat ini yang mendominasi.
"Latihan di banyak lapangan juga supaya adaptasi cepat. Karena nggak ada lapangan golf yang memiliki bentuk yang sama, sehingga kalau nggak cepat kuasai lapangan dan adaptasi, maka bisa pengaruhi skor," kata dia.
"Hasil ranking di try out Jabar sebelumnya terbilang menurun. Di golf kalau skor semakin kecil maka semakin bagus, kalau semakin besar justru semakin jelek. Ini tiap hari skor malah bertambah, fisik kurang. Makanya saya tekankan untuk lebih ke latihan endurance dan fisik," ujar Rudiyanto, Rabu (24/8/2016).
Pelatihan fisik dalam ruangan seperti fitness menggunakan treadmill pun digenjot mulai 6 Agustus hingga mendekati pertandingan PON XIX 2016. Dengan durasi minimal satu jam setiap latihan, dan untuk latihan dua kali setiap harinya. Perihal teknik maupun skill atlet sendiri dinilai telah menguasai dasar dan tinggal pemantapan dalam latihan.
"Di golf fisik sangat penting karena nantinya Kintan jalan dan bertanding 18 hole sejauh enam kilometer (km). Kalau endurance enggak kuat maka skor akan semakin naik. Latihan pun lebih ke treadmill dalam ruangan, karena kalau lari (di luar ruangan) rawan cedera lutut," jelasnya.
Tak hanya ketahanan fisik, Kintan yang sebelumnya membela Provinsi Banten di PON XVIII Riau dan kini masuk dalam kontingen DIY di PON XIX 2016 Jawa Barat itu juga menjalani program latihan driving range dan jajal lapangan golf untuk mengasah kemampuan adaptasinya. Seperti Lapangan Cangkringan Sleman, Adi Sucipto, hingga Hotel Hyatt Sleman.
Kintan yang direncanakan akan turun di nomor perorangan itu membidik medali perunggu dalam PON XIX 2016 nantinya. Perihal lawan tangguh yang sulit dihadapi, dikemukakan bahwa atlet dari DKI Jakarta saat ini yang mendominasi.
"Latihan di banyak lapangan juga supaya adaptasi cepat. Karena nggak ada lapangan golf yang memiliki bentuk yang sama, sehingga kalau nggak cepat kuasai lapangan dan adaptasi, maka bisa pengaruhi skor," kata dia.
(bbk)