Bendera 'Keramat' Jadi Pembakar Semangat Atlet Jabar
A
A
A
BANDUNG - Bendera merah putih yang beberapa tahun lalu pernah dikibarkan di tujuh puncak gunung tertinggi dunia dibawa ke GOR Pajajaran, Kota Bandung. Bendera itu dibawa oleh Iwan Abdurahman yang merupakan sesepuh organisasi pencinta alam Wanadri.
Pria yang akrab disapa Abah Iwan itu sengaja membawa bendera 'keramat' tersebut untuk membakar semangat para atlet Jawa Barat yang dikumpulkan di lokasi. Ia membawa pesan agar para atlet Jawa Barat tidak pantang menyerah dalam mewujudkan prestasi menjadi juara umum Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016.
"Bendera ini adalah bendera yang kami kibarkan di tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Waktu itu ekspedisinya hampir tiga tahun. Saya merasa cukup wajib membawa ini untuk menghormati kejadian (pelepasan atlet Jawa Barat) siang ini," kata Abah Iwan.
Saat anggota Wanadri dan Mahitala Universitas Parahyangan (Unpar) membawa bendera tersebut, menurutnya ada kehormatan yang dibawa. Membawa nama negara, para pendaki harus berjuang ekstra keras demi bisa mengibarkan bendera Merah Putih di tujuh puncak gunung tertinggi dunia.
Terakhir, bendera itu dikibarkan di Gunung Everest yang tingginya sekira 8.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian tersebut disebut bad zone. Itu merupakan satu wilayah atau zona berbahaya bagi para pendaki.
"Dia sudah melewati 8.800 mdpl yang disebut bad zone. Itu satu wilayah gunung yang lebih banyak membunuh orang yang melewatinya. Dan bendera ini ada di sana dibawa oleh teman-teman saya," jelas Abah Iwan yang dikenal sebagai musisi dan budayawan.
Dengan dibawanya bendera itu, ia ingin para atlet memiliki semangat juang luar biasa untuk mewujudkan Jawa Barat jad juara umum. Ia pun menekankan pentingnya menjunjung tinggi kehormatan dalam pertandingan.
"Belum tentu semuanya menang. Meski tidak menang, kalau kita sungguh-sungguh (berjuang), disitu kehormatannya," tegas Abah Iwan, sang pencipta lagu Burung Camar yang dipopulerkan Vina Panduwinata.
Untuk menambah semangat para atlet Jawa Barat, Abah Iwan kemudian menyanyikan beberapa lagu di hadapan 1.945 atlet. Ia pun membawakan lagu Burung Camar yang cukup populer.
Pria yang akrab disapa Abah Iwan itu sengaja membawa bendera 'keramat' tersebut untuk membakar semangat para atlet Jawa Barat yang dikumpulkan di lokasi. Ia membawa pesan agar para atlet Jawa Barat tidak pantang menyerah dalam mewujudkan prestasi menjadi juara umum Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016.
"Bendera ini adalah bendera yang kami kibarkan di tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Waktu itu ekspedisinya hampir tiga tahun. Saya merasa cukup wajib membawa ini untuk menghormati kejadian (pelepasan atlet Jawa Barat) siang ini," kata Abah Iwan.
Saat anggota Wanadri dan Mahitala Universitas Parahyangan (Unpar) membawa bendera tersebut, menurutnya ada kehormatan yang dibawa. Membawa nama negara, para pendaki harus berjuang ekstra keras demi bisa mengibarkan bendera Merah Putih di tujuh puncak gunung tertinggi dunia.
Terakhir, bendera itu dikibarkan di Gunung Everest yang tingginya sekira 8.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian tersebut disebut bad zone. Itu merupakan satu wilayah atau zona berbahaya bagi para pendaki.
"Dia sudah melewati 8.800 mdpl yang disebut bad zone. Itu satu wilayah gunung yang lebih banyak membunuh orang yang melewatinya. Dan bendera ini ada di sana dibawa oleh teman-teman saya," jelas Abah Iwan yang dikenal sebagai musisi dan budayawan.
Dengan dibawanya bendera itu, ia ingin para atlet memiliki semangat juang luar biasa untuk mewujudkan Jawa Barat jad juara umum. Ia pun menekankan pentingnya menjunjung tinggi kehormatan dalam pertandingan.
"Belum tentu semuanya menang. Meski tidak menang, kalau kita sungguh-sungguh (berjuang), disitu kehormatannya," tegas Abah Iwan, sang pencipta lagu Burung Camar yang dipopulerkan Vina Panduwinata.
Untuk menambah semangat para atlet Jawa Barat, Abah Iwan kemudian menyanyikan beberapa lagu di hadapan 1.945 atlet. Ia pun membawakan lagu Burung Camar yang cukup populer.
(bbk)