Aher: PON XIX/2016 Jabar Banyak Manfaat
A
A
A
BANDUNG - Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (17/9) malam. Beragam kemeriahan pun tersaji, tapi ada sejumlah hal menarik yang jadi pembeda dalam kegiatan seremoni.
Selain pesta kembang api yang cukup megah. Ada 19 atlet legenda dan berprestasi yang ikut dalam deville di antara 34 kontingen. Mereka adalah para peraih medali di berbagai event olahraga internasional. Di antaranya ada Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Ade Rai, hingga yang teranyar Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir.
Selain hadir dalam parade deville, sebagian dari mereka mendapat kesempatan membawa api PON. Yang paling akhir mendapat api PON secara estafet adalah Risa Suseanty. Ia berkesempatan membawa api untuk diserahkan pada seorang anak kecil. Api itu kemudian dipakai untuk menyalakan kalderon.
Setelah kalderon menyala, gegap gempita kembang api kembali membahana di lokasi. Semarak suasana PON pun terasa. Kemeriahan pun bertambah dengan hadirnya lebih dari seribu penari dengan tampilan budaya tradisional berbalut moderen.
Sementara saat rombongan kontingen terlibat dalam deville, kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan kejutan bagi penonton di lokasi. Setelah berjalan dari area utara, mereka membagikan kaos dengan cara melemparnya ke arah tribun penonton.
Kontingen lain yang memberi sambutan meriah adalah dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka tampil dengan sisi unik yaitu memakai topi khas NTT. Tak cukup sampai disitu, mereka juga berjalan sambil berjoget. Kontingen Sulawesi Utara juga tak mau kalah. Mereka disambut meriah karena berjoget poco-poco.
Kontingen Sumatera Selatan bahkan mendapat sambutan kemeriahan ganda. Itu karena sebagian di antara mereka mengenakan kaos berwarna putih berisi masing-masing satu huruf. Mereka kemudian berpose di depan tribun VIP yang terdapat banyak pejabat. Setelah berjejer, huruf di kaos mereka membentuk tulisan 'Asian Games 2018 We Are Ready'. Hal itu dilakukan karena Sumsel akan menjadi lokasi event Asian Games.
Dari seluruh kontingen, Jawa Barat mendapat sambutan paling meriah karena merupakan tuan rumah. Apalagi penonton di lokasi mayoritas adalah warga Jawa Barat.
Ketua Umum Panitia Besar (PB) PON Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, digelarnya PON memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah hadirnya sejumlah fasilitas yang akan mendukung kemajuan olahraga Jawa Barat dan nasional.
"Ilustrasinya pada 2008 stadion berstandar FIFA di Jawa Barat hanya ada satu yaitu Si Jalak Harupat. Sekarang kita ada empat yang berstandar FIFA yaitu GBLA, Stadion Pakansari, Stadion Wibawamukti, dan Stadion Patriot," kata Aher.
Selain itu, ada sejumlah venue yang akan berguna untuk jangka panjang. Ia pun menyebut sejumlah venue berkelas internasional mulai dari area pacuan kuda, arena pencak silat, futsal, tenis meja, hingga komplek SOR Arcamanik.
"Penyelenggaraan PON juga telah mendorong signifikan tehadap perkembangan ekonomi sebelum, saat, dan setelah PON," tandas Aher.
Selain pesta kembang api yang cukup megah. Ada 19 atlet legenda dan berprestasi yang ikut dalam deville di antara 34 kontingen. Mereka adalah para peraih medali di berbagai event olahraga internasional. Di antaranya ada Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Ade Rai, hingga yang teranyar Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir.
Selain hadir dalam parade deville, sebagian dari mereka mendapat kesempatan membawa api PON. Yang paling akhir mendapat api PON secara estafet adalah Risa Suseanty. Ia berkesempatan membawa api untuk diserahkan pada seorang anak kecil. Api itu kemudian dipakai untuk menyalakan kalderon.
Setelah kalderon menyala, gegap gempita kembang api kembali membahana di lokasi. Semarak suasana PON pun terasa. Kemeriahan pun bertambah dengan hadirnya lebih dari seribu penari dengan tampilan budaya tradisional berbalut moderen.
Sementara saat rombongan kontingen terlibat dalam deville, kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan kejutan bagi penonton di lokasi. Setelah berjalan dari area utara, mereka membagikan kaos dengan cara melemparnya ke arah tribun penonton.
Kontingen lain yang memberi sambutan meriah adalah dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka tampil dengan sisi unik yaitu memakai topi khas NTT. Tak cukup sampai disitu, mereka juga berjalan sambil berjoget. Kontingen Sulawesi Utara juga tak mau kalah. Mereka disambut meriah karena berjoget poco-poco.
Kontingen Sumatera Selatan bahkan mendapat sambutan kemeriahan ganda. Itu karena sebagian di antara mereka mengenakan kaos berwarna putih berisi masing-masing satu huruf. Mereka kemudian berpose di depan tribun VIP yang terdapat banyak pejabat. Setelah berjejer, huruf di kaos mereka membentuk tulisan 'Asian Games 2018 We Are Ready'. Hal itu dilakukan karena Sumsel akan menjadi lokasi event Asian Games.
Dari seluruh kontingen, Jawa Barat mendapat sambutan paling meriah karena merupakan tuan rumah. Apalagi penonton di lokasi mayoritas adalah warga Jawa Barat.
Ketua Umum Panitia Besar (PB) PON Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, digelarnya PON memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah hadirnya sejumlah fasilitas yang akan mendukung kemajuan olahraga Jawa Barat dan nasional.
"Ilustrasinya pada 2008 stadion berstandar FIFA di Jawa Barat hanya ada satu yaitu Si Jalak Harupat. Sekarang kita ada empat yang berstandar FIFA yaitu GBLA, Stadion Pakansari, Stadion Wibawamukti, dan Stadion Patriot," kata Aher.
Selain itu, ada sejumlah venue yang akan berguna untuk jangka panjang. Ia pun menyebut sejumlah venue berkelas internasional mulai dari area pacuan kuda, arena pencak silat, futsal, tenis meja, hingga komplek SOR Arcamanik.
"Penyelenggaraan PON juga telah mendorong signifikan tehadap perkembangan ekonomi sebelum, saat, dan setelah PON," tandas Aher.
(bep)