Kericuhan di Polo Air Merembet ke Dunia Maya

Selasa, 20 September 2016 - 12:42 WIB
Kericuhan di Polo Air Merembet ke Dunia Maya
Kericuhan di Polo Air Merembet ke Dunia Maya
A A A
BANDUNG - Kericuhan yang mewarnai pertandingan cabang polo air Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016 yang mempertemukan Jawa Barat dengan Sumatera Selatan ternyata berbuntut panjang. Kritikan mengalir deras di dunia maya terkait kisruh yang diduga melibatkan oknum anggota TNI.

Seperti dilaporkan, kericuhan terjadi pada Senin (19/9/2016). Ketika itu kericuhan terjadi di kolam renang Gelora Sabilulungan Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, saat laga berlangsung. Ternyata imbasnya sampai ke tribun penonton. Kontingen DKI yang hadir di tribun penonton terlibat keributan dengan suporter Jabar yang berambut cepak.

Aksi saling dorong pun terjadi beberapa menit. Aksi saling pukul dan tendang pun terjadi. Bahkan dalam video yang beredar di Youtube, terlihat ada pria berseragam TNI terlibat keributan dan melancarkan pukulan.

Kepolisian pun berusaha melerai keributan. Pertandingan sendiri sempat terhenti sekira lima menit karena atlet ribut di kolam dan terjadi keributan di tribun.

Duel antara Jabar vs Sumsel sendiri dimenangkan Jabar dengan skor 15-6. Jabar berhak melenggang ke partai final polo air untuk bertemu dengan DKI Jakarta.

Sayangnya persoalan tidak berhenti di situ. Pengguna jejaring sosial mengekspresikan kekecewaanya. Mereka ramai-ramai membicarakannya di dunia maya. Dan pada Selasa (20/9/2016), video tentang keributan itu pun beredar di Youtube dan jejaring media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram.

Di facebook misalnya, pemilik akun Cak Soldier Fortune mengunggah video keributan itu kemarin malam. Ia pun memberi tulisan dalam postingannya.

"Pangdam Siliwangi harus bertanggung jawab atas pengerahan militer utk mendukung salah satu provinsi tertentu. Tentara itu milik negara woiii.. Bukan milik provinsi.. Ini sebenarnya #domino_effect ketika perwira tinggi (MAY JEND) dijadikan komandan kontingen provinsi tertentu. Yang akhirnya tidak bisa membedakan TUPOKSI *Tugas, pokok dan fungsi. Panglima TNI harus bertindak. Apa iya tugas tentara memukul/menteror/mengintimidasi para pelaku olahraga???? Video ini hanya sebagian kecil dari intimidasi mereka, dan itu mereka lakukan juga di berbagai venues PON XIX. #GagalPaham," tulisnya.

Beragam komentar miring pun mencuat menanggapi postingan tersebut. Mayoritas menyesalkan terjadinya insiden itu, apalagi yang terlibat adalah TNI.

Di twiiter bahkan muncul hashtag #PonJabarKacau. Hal itu sebagai buntut kekecewaan atas beragam masalah yang terjadi selama pelaksanaan PON.

"Suporter sepakbola Jakarta disikat, skrg atlet DKI Jakarta di arena polo air disikat TNI!" kicau akun @JKTACAB.


Netizen mengkritik aksi para TNI yang dikerahkan untuk mendukung kontingen Jabar di berbagai cabor. Bahkan dalam memberikan dukungan para TNI mayoritas memakai seragam.

#PonJabarKacau? Hehe lagian itu jabar kenapa ngerahin tentara buat jd supporter segala sih, di pakansari juga 60% suporter jabar tentara," sindir akun @trizadiaji.

Sindiran pedas pun diungkap akun @Jakartdesign. "Segitunya amat sama DKI Jakarta? Udah Jabar, buat lo aje semua medalinya. #PONJabarKacau," katanya.

Hashtag #PonJabarKacau di twitter bahkan hingga pukul 11.25 WIB menjadi trending topic di Indonesia.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6969 seconds (0.1#10.140)