Soal Ricuh Polo Air, Ketua Kontingen Jawa Barat Buka Suara
A
A
A
BANDUNG - Ketua Kontingen PON Jawa Barat Mayjen TNI Hadi Prasojo akhirnya buka suara. Ia menguraikan persoalan yang sebenarnya terkait kericuhan di kolam renang saat tim polo air PON XIX/2016 Jawa Barat dan Sumatera Selatan bertanding.
Ironisnya insiden tersebut melibatkan sejumlah oknum anggota TNI. Hal inilah yang membuat Hadi ingin menjelaskan kronologis kejadian.
Seperti dikutip laman resmi PON, Selasa (20/9/2016), menurut Hadi, insiden di kolam renang saat kedua tim ricuh membuat kontingen DKI Jakarta yang menonton pertandingan ikut melempari botol air mineral dari arah atas ke bawah. Akibatnya salah satu anggota pengamanan venue dari pihak kepolisian terkena lemparan botol tersebut.
Pihak pengamanan dari TNI sudah meminta penonton untuk berhenti melempari botol ke arah bawah. Tapi mereka tidak menggubris dan akhirnya anak buah Hadi terkena lemparan juga.
"Pertama saya minta maaf atas insiden tersebut. Yang pakai seragam satuan pengamanan, mereka terkena lemparan botol akhirnya emosi," kata Hadi kepada wartawan saat ditemui di Markas Komando Militer Siliwangi, Bandung.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang saat final antara Jawa Barat melawan DKI Jakarta, Hadi sudah memerintahkan satuan pengamanan untuk bekerja lebih persuasif dan menjaga emosi.
"Kami akan tetap memakai seragam saat menjaga. Tapi yang menjadi suporter akan memakai baju sipil. Kami juga akan lebih bersikap lembut," ujarnya.
Selain itu, sebagai ketua kontingen Hadi juga meminta suporter baik dari pihak tuan rumah ataupun tamu agar tetap menjaga ketertiban dan sopan santun selama pertandingan berlangsung. Dia menegaskan, para penonton untuk tidak melempar benda apapun ke arah bawah apalagi ke arah venue atlet. Sebab hal itu akan mengganggu konsentrasi pemain dan juga jalannya pertandingan.
"Kalau jagoannya kalah jangan marah-marah. Kapan olah raga Indonesia akan maju kalau suporternya seperti ini," ujarnya.
Ironisnya insiden tersebut melibatkan sejumlah oknum anggota TNI. Hal inilah yang membuat Hadi ingin menjelaskan kronologis kejadian.
Seperti dikutip laman resmi PON, Selasa (20/9/2016), menurut Hadi, insiden di kolam renang saat kedua tim ricuh membuat kontingen DKI Jakarta yang menonton pertandingan ikut melempari botol air mineral dari arah atas ke bawah. Akibatnya salah satu anggota pengamanan venue dari pihak kepolisian terkena lemparan botol tersebut.
Pihak pengamanan dari TNI sudah meminta penonton untuk berhenti melempari botol ke arah bawah. Tapi mereka tidak menggubris dan akhirnya anak buah Hadi terkena lemparan juga.
"Pertama saya minta maaf atas insiden tersebut. Yang pakai seragam satuan pengamanan, mereka terkena lemparan botol akhirnya emosi," kata Hadi kepada wartawan saat ditemui di Markas Komando Militer Siliwangi, Bandung.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang saat final antara Jawa Barat melawan DKI Jakarta, Hadi sudah memerintahkan satuan pengamanan untuk bekerja lebih persuasif dan menjaga emosi.
"Kami akan tetap memakai seragam saat menjaga. Tapi yang menjadi suporter akan memakai baju sipil. Kami juga akan lebih bersikap lembut," ujarnya.
Selain itu, sebagai ketua kontingen Hadi juga meminta suporter baik dari pihak tuan rumah ataupun tamu agar tetap menjaga ketertiban dan sopan santun selama pertandingan berlangsung. Dia menegaskan, para penonton untuk tidak melempar benda apapun ke arah bawah apalagi ke arah venue atlet. Sebab hal itu akan mengganggu konsentrasi pemain dan juga jalannya pertandingan.
"Kalau jagoannya kalah jangan marah-marah. Kapan olah raga Indonesia akan maju kalau suporternya seperti ini," ujarnya.
(bbk)