Pecahkan Rekor Dunia, Lampung Merajalela di Cabang Angkat Berat
A
A
A
SOREANG - Kontingen Lampung merajalela di cabang angkat berat Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016. Bukan hanya mendominasi, rekor Asia pun berhasil dipecahkan.
Dominasi lampung sudah terlihat ketika mereka berhasil mendulang dua medali emas. Emas pertama diraih di kelas 57 kg dan 63 kg putri di di Gymnasium GSJ, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2016).
Seperti dilansir laman resmi PB PON, di kelas 57kg, Lampung yang menurunkan Sri Hartati mendominasi angkatan. Ia berhasil mencatat total angkatan 569 kg dari angkatan terbaik squat 222,5 kg, bench press (BP) 147,5 kg dan Dead Lift (DL) 199 kg. Sementara perak diraih Margareth (Kaltim) dengan total 532,5 kg (212,5-130-190) dan perunggu Julaiha (Jabar) dengan total 490 kg (200-120-170).
Sementara di kelas 63kg, Noviana Sari juga tak mampu disaingi oleh lifter debutan tuan rumah Jabar, Siti Haeroni. Dengan total angkatan 587 kg (225-140-222), Noviana meraih emas.
Sementara Siti yang hanya mengumpulkan 557,5 kg (230-127,5-200) harus puas dengan perak. Lifter Jambi Yuli Sulastri meraih perunggu dengan total angkatan 542,5 kg (225-135-182,5).
Prestasi yang dibuat Sri Hartati bukan sekadar memberikannya medali emas tapi juga catatan rekor baru. Ia berhasil memperbaiki tiga rekor atas namanya sendiri.
Di angkatan bench press, Sri Hartati memecahkan rekor kejuaraan dunia yang pernah dibuatnya pada 2013 lalu di Norwegia. Sri Hartati juga berhasil memperbaiki angkatan squat dari 216 kg menjadi 222,5kg.
Perbaikan juga dilakukan Sri Hartati di angkatan bench press dari yang sebelumnya 141 kg menjadi 147,5 kg. Otomatis total angkatan pun berubah dari 550 kg menjadi 569 kg.
Sementara itu lifer Jawa Barat, Siti Haeroni meski hanya meraih perak juga berhasil mencetak rekor. Mencatat total angkatan total 557,5 kg, Siti sukses mengukir angkatan terbaik squat 230 kg.
Dengan catatan itu, Siti berhasil mematahkan rekor Asia untuk angkatan squat seberat 225 kg. Sebelumnya, rekor itu dipegang oleh lifter Kazakstan Burik Marina pada kejuaraan dunia Zyunior di Polandia 2012 lalu
Dominasi lampung sudah terlihat ketika mereka berhasil mendulang dua medali emas. Emas pertama diraih di kelas 57 kg dan 63 kg putri di di Gymnasium GSJ, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2016).
Seperti dilansir laman resmi PB PON, di kelas 57kg, Lampung yang menurunkan Sri Hartati mendominasi angkatan. Ia berhasil mencatat total angkatan 569 kg dari angkatan terbaik squat 222,5 kg, bench press (BP) 147,5 kg dan Dead Lift (DL) 199 kg. Sementara perak diraih Margareth (Kaltim) dengan total 532,5 kg (212,5-130-190) dan perunggu Julaiha (Jabar) dengan total 490 kg (200-120-170).
Sementara di kelas 63kg, Noviana Sari juga tak mampu disaingi oleh lifter debutan tuan rumah Jabar, Siti Haeroni. Dengan total angkatan 587 kg (225-140-222), Noviana meraih emas.
Sementara Siti yang hanya mengumpulkan 557,5 kg (230-127,5-200) harus puas dengan perak. Lifter Jambi Yuli Sulastri meraih perunggu dengan total angkatan 542,5 kg (225-135-182,5).
Prestasi yang dibuat Sri Hartati bukan sekadar memberikannya medali emas tapi juga catatan rekor baru. Ia berhasil memperbaiki tiga rekor atas namanya sendiri.
Di angkatan bench press, Sri Hartati memecahkan rekor kejuaraan dunia yang pernah dibuatnya pada 2013 lalu di Norwegia. Sri Hartati juga berhasil memperbaiki angkatan squat dari 216 kg menjadi 222,5kg.
Perbaikan juga dilakukan Sri Hartati di angkatan bench press dari yang sebelumnya 141 kg menjadi 147,5 kg. Otomatis total angkatan pun berubah dari 550 kg menjadi 569 kg.
Sementara itu lifer Jawa Barat, Siti Haeroni meski hanya meraih perak juga berhasil mencetak rekor. Mencatat total angkatan total 557,5 kg, Siti sukses mengukir angkatan terbaik squat 230 kg.
Dengan catatan itu, Siti berhasil mematahkan rekor Asia untuk angkatan squat seberat 225 kg. Sebelumnya, rekor itu dipegang oleh lifter Kazakstan Burik Marina pada kejuaraan dunia Zyunior di Polandia 2012 lalu
(bbk)