Taktik Lelet Wenger Alasan Utama Vardy Tolak Arsenal
A
A
A
LEICESTER - Jamie Vardy kembali mengungkapkan alasannya mengapa menolak tawaran Arsenal di bursa transfer musim panas lalu. Striker Leicester City menegaskan, ia tak yakin taktik Arsene Wenger bisa membuatnya bersinar.
Dalam buku terbarunya yang jadi salah satu seri The Sun, Vardy menegaskan taktik Arsene Wenger tidak cocok untuknya. Pola serangan yang dibangun The Gunners dianggap tidak semoncer taktik kick and rush yang diperagakan Leicester City, yang pada akhirnya berbuah gelar Liga Inggris 2015/2016.
"Dengan pemain seperti Alexis Sanchez dan Mesut Oezil yang bisa menciptakan peluang, Arsenal merasa mereka bisa mendapat keuntungan dari saya. Tapi, saya juga melihat aspek taktik," tutur Vardy seperti dikutip Daily Star.
"Anda lihat gaya bermain Arsenal di mana mereka tidak bisa mengirim bola dengan cepat ke pemain depan seperti Leicester membiarkan saya berlari di belakang para bek. Satu hal yang tidak saya khawatirkan adalah tidak jadi 'pemain utama' Arsenal. Ketika saya pindah, saya selalu bisa menyelesaikan tantangan," imbuhnya.
Vardy menegaskan keputusannya menolak Arsenal bukan soal loyalitas kepada Leicester. Ia menilai, pemain pasti berhak pindah klub namun dalam kasusnya, ia menilai The Foxes lebih memberinya kesempatan berkembang.
"Saya sudah berada di tingkat di mana saya merasa hati dan kepala saya sudah terpatri di Leicester. Ini bukan soal loyalitas atau bagaimana saya bermain dengan rekan-rekan setim,"
"Pemain pasti datang dan pergi. Ini lebih pada kasus Leicester adalah klub yang ingin membangun apa yang kami ingin raih yakni gelar dan saya ingin jadi bagian dari itu. Saya senang bagaimana semuanya berubah," tandasnya.
Vardy sempat diincar Arsenal yang sudah menyodorkan proposal penawaran ke Leicester dengan biaya 20 juta poundsterling atau sekitar Rp383 miliar. Namun pada akhirnya, pemain asli Inggris justru memilih bertahan dan memperpanjang kontraknya hingga empat musim ke depan.
Dalam buku terbarunya yang jadi salah satu seri The Sun, Vardy menegaskan taktik Arsene Wenger tidak cocok untuknya. Pola serangan yang dibangun The Gunners dianggap tidak semoncer taktik kick and rush yang diperagakan Leicester City, yang pada akhirnya berbuah gelar Liga Inggris 2015/2016.
"Dengan pemain seperti Alexis Sanchez dan Mesut Oezil yang bisa menciptakan peluang, Arsenal merasa mereka bisa mendapat keuntungan dari saya. Tapi, saya juga melihat aspek taktik," tutur Vardy seperti dikutip Daily Star.
"Anda lihat gaya bermain Arsenal di mana mereka tidak bisa mengirim bola dengan cepat ke pemain depan seperti Leicester membiarkan saya berlari di belakang para bek. Satu hal yang tidak saya khawatirkan adalah tidak jadi 'pemain utama' Arsenal. Ketika saya pindah, saya selalu bisa menyelesaikan tantangan," imbuhnya.
Vardy menegaskan keputusannya menolak Arsenal bukan soal loyalitas kepada Leicester. Ia menilai, pemain pasti berhak pindah klub namun dalam kasusnya, ia menilai The Foxes lebih memberinya kesempatan berkembang.
"Saya sudah berada di tingkat di mana saya merasa hati dan kepala saya sudah terpatri di Leicester. Ini bukan soal loyalitas atau bagaimana saya bermain dengan rekan-rekan setim,"
"Pemain pasti datang dan pergi. Ini lebih pada kasus Leicester adalah klub yang ingin membangun apa yang kami ingin raih yakni gelar dan saya ingin jadi bagian dari itu. Saya senang bagaimana semuanya berubah," tandasnya.
Vardy sempat diincar Arsenal yang sudah menyodorkan proposal penawaran ke Leicester dengan biaya 20 juta poundsterling atau sekitar Rp383 miliar. Namun pada akhirnya, pemain asli Inggris justru memilih bertahan dan memperpanjang kontraknya hingga empat musim ke depan.
(bbk)