Swansea Pilih Bradley Ketimbang Giggs, Pemecatan Guidolin Catat 2 Sejarah Baru

Senin, 03 Oktober 2016 - 20:18 WIB
Swansea Pilih Bradley Ketimbang Giggs, Pemecatan Guidolin Catat 2 Sejarah Baru
Swansea Pilih Bradley Ketimbang Giggs, Pemecatan Guidolin Catat 2 Sejarah Baru
A A A
SWANSEA - Prediksi yang mengatakan Francesco Guidolin akan segera kena palu pemecatan oleh Swansea City akhirnya menjadi kenyataan. Hal itu diumumkan oleh klub asal Wales Selatan tersebut pada Senin (3/10) malam WIB.

Sejak dua pekan lalu, nama yang sedang hangat di bahas oleh media massa Inggris adalah Francesco Guidolin. Pada Minggu (2/10), dia diprediksi akan segera ditunjukkan pintu keluar oleh manajemen klub Liga Primer Inggris (EPL), Swansea City dalam 48 jam kemudian.

The Sun mengklaim pelatih berusia 60 tahun itu akan diputus kontraknya karena dua alasan, prestasi dan kesehatan. Seperti diketahui, hingga pekan ketujuh EPL 2016/17, The Swans terdampar di papan bawah klasemen sementara.

Swansea baru meraup empat poin hasil dari 1 kemenangan, 1 seri dan 5 kali kalah dari tujuh laga awal EPL musim ini. Selain itu, mereka juga sudah terlempar dari Piala Liga Inggris usai disingkirkan Manchester City.

Tapi tidak hanya alasan prestasi, Huw Jenkins, pemilik Swansea City yang juga seorang pengusaha besar di Amerika Serikat. Akan segera mendepak Guidolin juga berdasarkan pertimbangan kesehatan. Sang pelatih diketahui mengidap penyakit jantung kambuhan.

Nah pada Senin (3/10) malam WIB, Swansea City resmi memecat Guidolin, sekaligus menjadikan pria 61 tahun itu sebagai pelatih pertama klub yang dipecat pada Liga Primer Inggris (EPL) musim 2016/17.

Sebagai pengganti Guidolin, Huw Jenkins tadinya memiliki sejumlah opsi, yakni Bob Bradley atau Ryan Giggs. Tapi Giggsy disebut menolak untuk melatih Swansea City, yang berarti Bob Bradley, mantan pelatih Timnas Amerika Serikat 2006-2011 yang sekarang membesut Le Havre di Ligue 2 Prancis, akan mengambil tongkat estafet Guidolin.

Atas penunjukkan tersebut, Bradley pun memutuskan mengundurkan diri dari jabatan pelatih Le Havre. Dia pun mencatat rekor baru sebagai pelatih asal Amerika Serikat pertama yang menjabat pelatih sebuah klub di lima liga terbesar Eropa.

“Ini merupakan kesempatan yang spesial. Saya juga tahu bahwa saya harus berterima kasih kepada klub ini (Le Havre) yang telah memberi saya kans melatih sehingga saya sekarang bisa melatih di Liga Primer,” tutur Bob Bradley dalam surat cinta perpisahannya di situs Le Havre.

Sedang Huw Jenkins menyambut kedatangannya. “Kami lega Bob telah setuju bergabung dengan kami. Dia telah mendapat banyak penghargaan sebagai pelatih dan memiliki segudang pengalaman baik domestik maupun internasional,” kata Huw Jenkins di situs resmi Swansea City.

“Dia paham betul filosofi klub sepak bola dan akan memberi kami karakter kepemimpinan yang kuat dan berkualitas serta memperbaharui keyakinan kami untuk berkompetisi di level atas. Adalah tidak mudah untuk mengganti pelatih (manajer). Tapi kami sedang mencari sebuah penujukkan jangka panjang dan kami yakin Bob dapat mengantar kestabilan pada kami dan hal-hal di dalam maupun di luar lapangan,” imbuh Huw Jenkins.

Perlu diketahui kalau Guidolin, 61 tahun, telah memimpin tim utama Swansea City di EPL sejak Januari 2016 dan telah mengantar The Swans finis di posisi 12 pada klasemen akhir musim 2015/16.

“Kami merasa kecewa untuk berpisah dengan Francesco. Kami merasa dia layak mendapat kesempatan setelah hasil kerjanya musim lalu. Sayangnya, kami tidak dapat mengembalikan performa yang kami tampilkan musim lalu pada musim ini. Dan kami merasa perlu mengganti sesuatu secepat mungkin dalam rangka untuk terus melangkah ke depan dalam cara yang positif. Dan kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Francesco juga stafnya atas servis mereka kepada klub dan mendoakan kebaikan untuk masa depan mereka,” tutup Huw Jenkins.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5252 seconds (0.1#10.140)
pixels