Ini Hasil Evaluasi Kemenpora Soal PON XIX/2016
A
A
A
JAKARTA - Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 telah selesai diselenggarakan. Pesta olahraga empat tahunan yang diadakan di Jawa Barat itu berhasil dijuarai kubu tuan rumah dengan perolehan 217 medali emas, 157 medali perak dan 157 medali perunggu.
Pasca penyelenggaraan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI langsung mengadakan evaluasi. Ini nantinya akan dijadikan bekal untuk Asian Games 2018 dan PON 2020 Papua.
"Seluruh rangkaian acara pembukaan dan penutupan telah berlangsung dengan sukses, dimana pihak tuan rumah telah mampu menampilkan pertunjukan pembukaan pesta olahraga yang sangat memukau baik dari sisi kcanggihan teknologi informasi maupun pesona keragaman seni dan budaya Indonesia. Esensi pertunjukkan tersebut sebagian di antaranya akan kami pertimbangkan untuk ditampilkan pada saat acara pembukaan dan penutupan Asian Games XVIII tahun 2018 di Jakarta dan Palembang dengan sejumlah tambahan kreativitas dan inovasi lain sesuai standar kualitas pesta Asian Games," ungkap Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi, Gatot S Dewa Broto, Selasa (11/10/2016).
"Seluruh rangkaian petandingan telah berlangsung dengan baik dan beberapa cabang olahraga tertentu telah dimulai sebelum acara pembukaan berlangsung. Menjelang pertandingan, ada beberapa venue yang belum sepenuhnya siap dan juga sarana (peralatan) yang harus dipenuhi. Namun demikian, hal tersebut akhirnya sebagian dapat diatasi tanpa harus membatalkan nomor-nomor pertandingan yang ada. Kondisi seperti itu harusnya tidak boleh terjadi seandainya pihak penyelenggara sudah sepenuhnya melakukan persiapan secara komprehensif," tambahnya.
"Seluruh rangkaian penyelenggaraan telah berlangsung dengan cukup tertib. Namun demikian, realita menunjukkan adanya sejumlah kejadian seperti yang pernah terjadi pada pertandingan cabang olahraga renang (polo air) yang sempat menimbulkan insiden yang tidak diinginkan serta juga pada cabang olahraga wushu, gulat dan sepak bola (sinar laser). Oleh sebab itu, pada tanggal 23 September 2016, kami secara mendadak mengadakan rapat di Bandung bersama seluruh jajaran Pimpinan PB PON dan sempat bertemu dengan forum CDM seluruh Indonesa, dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung pokok permasalahan atas terjadinya insiden di cabang olahraga renang (polo air) dan meminta PB PON untuk dapat memperbaiki tata kelola ketertiban penyelenggaraan mengingat penyelenggaan PON masih akan berlangsung satu minggu berikutnya," ujar Gatot lebih lanjut.
PON kali ini dinilai ada peningkatan dibanding dua edisi sebelumnya. Meski terdapat sejumlah insiden, namun situasi dapat diselesaikan tanpa bertele-tele.
"Sesungguhnya pada dua penyelenggaraan PON sebelumnya baik tahun 2008 di Kalimantan Timur dan juga tahun 2012 di Riau munculnya keluhan, protes dan terjadinya insiden juga cukup banyak. Namun demikian, yang membedakan penyelenggaraan PON tahun 2016 di Jawa Barat dengan dua penyelenggaraan PON sebelumnya adalah munculnya sikap kritis masyarakat yang teraktualisasikan melalui media sosial. Kondisi tersebut sesungguhnya harus disikapi secara responsif dan proporsional, karena apapun kejadian masalah yang muncul mudah terpublikasi secara secara cepat dan jika tidak ditanggapi secara proporsional pula maka mudah menimbulkan polemik yang berkepanjangan. Sikap bijak dari Pangdam Siliwangi yang langsung menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden di venue polo air menunjukkan bahwa pihak PB PON sudah berusaha merespon keluhan tersebut secara proporsional," sebut Kemenpora.
Pasca penyelenggaraan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI langsung mengadakan evaluasi. Ini nantinya akan dijadikan bekal untuk Asian Games 2018 dan PON 2020 Papua.
"Seluruh rangkaian acara pembukaan dan penutupan telah berlangsung dengan sukses, dimana pihak tuan rumah telah mampu menampilkan pertunjukan pembukaan pesta olahraga yang sangat memukau baik dari sisi kcanggihan teknologi informasi maupun pesona keragaman seni dan budaya Indonesia. Esensi pertunjukkan tersebut sebagian di antaranya akan kami pertimbangkan untuk ditampilkan pada saat acara pembukaan dan penutupan Asian Games XVIII tahun 2018 di Jakarta dan Palembang dengan sejumlah tambahan kreativitas dan inovasi lain sesuai standar kualitas pesta Asian Games," ungkap Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi, Gatot S Dewa Broto, Selasa (11/10/2016).
"Seluruh rangkaian petandingan telah berlangsung dengan baik dan beberapa cabang olahraga tertentu telah dimulai sebelum acara pembukaan berlangsung. Menjelang pertandingan, ada beberapa venue yang belum sepenuhnya siap dan juga sarana (peralatan) yang harus dipenuhi. Namun demikian, hal tersebut akhirnya sebagian dapat diatasi tanpa harus membatalkan nomor-nomor pertandingan yang ada. Kondisi seperti itu harusnya tidak boleh terjadi seandainya pihak penyelenggara sudah sepenuhnya melakukan persiapan secara komprehensif," tambahnya.
"Seluruh rangkaian penyelenggaraan telah berlangsung dengan cukup tertib. Namun demikian, realita menunjukkan adanya sejumlah kejadian seperti yang pernah terjadi pada pertandingan cabang olahraga renang (polo air) yang sempat menimbulkan insiden yang tidak diinginkan serta juga pada cabang olahraga wushu, gulat dan sepak bola (sinar laser). Oleh sebab itu, pada tanggal 23 September 2016, kami secara mendadak mengadakan rapat di Bandung bersama seluruh jajaran Pimpinan PB PON dan sempat bertemu dengan forum CDM seluruh Indonesa, dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung pokok permasalahan atas terjadinya insiden di cabang olahraga renang (polo air) dan meminta PB PON untuk dapat memperbaiki tata kelola ketertiban penyelenggaraan mengingat penyelenggaan PON masih akan berlangsung satu minggu berikutnya," ujar Gatot lebih lanjut.
PON kali ini dinilai ada peningkatan dibanding dua edisi sebelumnya. Meski terdapat sejumlah insiden, namun situasi dapat diselesaikan tanpa bertele-tele.
"Sesungguhnya pada dua penyelenggaraan PON sebelumnya baik tahun 2008 di Kalimantan Timur dan juga tahun 2012 di Riau munculnya keluhan, protes dan terjadinya insiden juga cukup banyak. Namun demikian, yang membedakan penyelenggaraan PON tahun 2016 di Jawa Barat dengan dua penyelenggaraan PON sebelumnya adalah munculnya sikap kritis masyarakat yang teraktualisasikan melalui media sosial. Kondisi tersebut sesungguhnya harus disikapi secara responsif dan proporsional, karena apapun kejadian masalah yang muncul mudah terpublikasi secara secara cepat dan jika tidak ditanggapi secara proporsional pula maka mudah menimbulkan polemik yang berkepanjangan. Sikap bijak dari Pangdam Siliwangi yang langsung menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden di venue polo air menunjukkan bahwa pihak PB PON sudah berusaha merespon keluhan tersebut secara proporsional," sebut Kemenpora.
(bep)