'Jatuhnya Rossi dan Lorenzo Beda, Yamaha dan Jarvis Tak Sportif'

Senin, 17 Oktober 2016 - 21:33 WIB
Jatuhnya Rossi dan Lorenzo...
'Jatuhnya Rossi dan Lorenzo Beda, Yamaha dan Jarvis Tak Sportif'
A A A
MOTEGI - Jalan dan hasil lomba Seri 15 MotoGP 2016 di Sirkuit Motegi, Jepang, pada Minggu (16/10) siang WIB, boleh dibilang mengejutkan banyak orang. Sebuah kemenangan juara dunia dari Marc Marquez yang sebelumnya tidak diprediksi.

Marquez dan Honda patut berterima kasih kepada Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, dua pembalap tim Yamaha Movistar sekaligus dua rival pesaing Marquez di pacuan juara dunia, yang mencium aspal di tengah lomba Motegi.

Dua pembalap yang finis di podium menemani Marquez, yakni Andrea Dovizioso bersama Ducatinya dan Maverick Vinales yang merayakan lomba ke-100. Tentunya sama-sama melewati masa-masa sulit. Itulah yang dipandang oleh Carlo Pernat, pengamat veteran MotoGP. Berikut kami sarikan hasil wawancara GPOne dengan pria yang juga manajer dari Andrea Iannone tersebut.

Marquez juara dunia di Jepang. Hanya sedikit orang yang memperkirakan itu terjadi?
“Selamat datang di era Marquez. Valentino Rossi harusnya khawatir tentang masa depan setelah Marc mengakuisi rekornya sebagai pembalap termuda yang meraih lima gelar juara dunia pada usia 23 tahun. Saya pikir ini merupakan sukses dari tim (Honda), yang mana mampu meyakinkan pembalapnya untuk tetap tenang walau motor mereka bukanlah yang terbaik. Bagi seorang pembalap dengan talenta sekaliber dia (Marc), kondisi tadi bukan merupakan hal yang mudah dari sisi mengubah mentalitas.”

Jatuhnya Rossi dan Lorenzo menghadiahkan gelar juara dunia kepada nomor 93?
“Saya berpikir jatuhnya mereka merupakan dua hal yang berbeda. Marquez menang dengan terjatuhnya Rossi. Itu karena konsistensi kecepatan yang dimiliki Vale tidak cukup menjaga jarak dengan Marc yang mana telah membuat dirinya terjatuh. Kalau jatuhnya Lorenzo lebih buruk. Karena dia sudah cukup finis di podium, walaupun itu bisa di urutan dua atau tiga, sebab tidak ada alasan baginya untuk mengambil risiko memacu motor dengan Dovizioso di belakangnya. Saya rasa Lorenzo telah menunjukkan mentalitas dan pendekatan yang salah.”

Di Motegi kita juga menemukan Ducati?
“Andrea (Dovizioso) hebat, dia menunjukkan konsistensi kecepatan dan layak berada di podium. Jika Rossi dan Lorenzo tidak tersungkur ke tanah, dia tidak akan bisa naik ke podium.”

Di Motegi juga ada ruang untuk Vinales dan Suzuki?
“Hal ini menunjukkan langkah maju yang besar Suzuki. Ada peningkatan, terutama dari sudut pandang dari tertundanya kedatangan mesin baru yang akan digunakan Iannone pada musim 2017.”

Yamaha menolak Lorenzo buat tes di Jerez bersama Ducati setelah musim 2016 usai. Apa yang Anda bisa kemukakan soal itu?
“Yamaha dan Lin Jarvis telah menunjukkan perilaku yang tidak sportif, dan itu tidak bisa diterima. Dorna harus ikut campur tangan di luar kontrak yang tertulis. Mengingat bahwa musim depan akan menjadi yang paling penting (bagi setiap tim untuk mengembangkan motornya), karena banyaknya hal (aturan) yang akan berubah.”
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0807 seconds (0.1#10.140)