Aris Budi Prasetyo, Antara Politik dan Sepak Bola

Selasa, 22 November 2016 - 16:28 WIB
Aris Budi Prasetyo,...
Aris Budi Prasetyo, Antara Politik dan Sepak Bola
A A A
PASURUAN - Kesuksesan Persekap Pasuruan menembus babak delapan besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 tidak lepas dari sosok Aris Budi Prasetyo. Sentuhan pelatih sekaligus manager itu sedikit demi sedikit membuahkan hasil walau berbekal tim yang secara kualitas bisa disebut minimalis.

Persekap sejak awal sama sekali tidak diperhitungkan keberadaannya selama perhelatan ISC B. Maklum, publik Jawa Timur lebih tersita oleh tim yang lebih terasa gaungnya seperti Persik Kediri, Persepam Madura Utama, Persatu Tuban, dan lain-lain.

Namun, tak disangka Persekap mampu menghadapi tantangan di babak penyisihan. Sosok paling vital dalam perjalanan tim kebanggaan Kota Pasuruan tersebut adalah Aris Budi Prasetyo.

Pelatih yang meraup sukses besar semasa menjadi pemain ini memberikan sentuhan berbeda untuk timnya. Walau harus merangkap sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan, dia masih bisa membagi konsentrasinya untuk tim dan mulai menunjukkan hasil.

Aris yang pernah menjadi pemain terbaik Copa Indonesia 2006 bersama Arema Malang, masih tercatat sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan. Karier politik tersebut dijalaninya sejak 2014, walau sebelumnya sama sekali tidak ada angan untuk menjadi politisi.

"Saya tidak punya latar belakang politik. Benar-benar buta pada awalnya. Kemudian rekan-rekan mengajak saya untuk mendaftar calon legislatif dan mulai belajar sedikit demi sedikit. Ternyata kemudian politik menjadi garis hidup saya," cerita Aris Budi soal awal kariernya di politik.

Setelah menjalani dunia politik, pria kelahiran 1975 ini kemudian mengarahkan kembali perhatiannya ke dunia sepak bola. Persekap yang merupakan klub kota kelahirannya, menjadi objek untuk kembali berkiprah di dunia kulit bundar.

Walau harus membagi waktu antara politik dan sepak bola, politisi dari PAN ini mengatakan tidak ada masalah. "Keduanya bisa berjalan secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Di beberapa hal justru keduanya bisa saling mengisi," sebut pelatih yang semasa pemain berposisi stopper ini.

Aris yang memiliki hobi memancing, tidak mau merasa besar kepala dengan keberhasilan Persekap Pasuruan menembus delapan besar ISC B. Kendati mengakui prestasi itu sudah di luar ekspektasi, namun secara pribadi Aris mengatakan dirinya masih banyak belajar.

Terutama dengan jabatan rangkap antara manager dan pelatih yang masih jarang di Indonesia dan menuntut tanggung jawab lebih besar. "Saya belum memberikan apa-apa untuk Persekap. Saya masih belajar untuk menjadi manager sekaligus pelatih," katanya merendah.

Aris menyimpan ambisi untuk melambungkan Persekap agar bisa menjadi tim bergengsi. Diakuinya mimpi tersebut memang tidak gampang menjadi kenyataan, karena sebuah klub membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk operasional.

Namun dengan kerja keras semua pihak, dirinya optimistis timnya bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya. "Harapan tentu ada. Semuanya akan dilakukan secara bertahap dan semoga Persekap bisa menjadi tim yang lebih bergengsi di kemudian hari," sebutnya.

Aris harus 'berdarah-darah' dalam membawa Persekap terlibat di ISC B. Tidak jarang untuk urusan tim, biaya operasional harus ditanggung secara swadaya dan dia mencari akal agar bisa menekan pengeluaran tim seminim mungkin.

Kendati demikian dia senang dengan pemain yang memahami kondisi tim dan tetap bersemangat di tengah keterbatasan. "Para pemain memiliki semangat yang bagus walau tidak didukung fasilitas berlebih. Semoga semangat mereka memberikan kekuatan lain untuk tim Persekap," tandasnya.

Aris Budi Prasetyo adalah eks pemain PKT Bontang, Petrokimia Putra, Arema Malang, juga Persik Kediri. Sejumlah trofi berhasil direngkuhnya, antara lain juara Liga Indonesia bersama Petrokimia Putra, serta juara Divisi I, Copa Indonesia 2005 dan 2006 saat berkostum Arema Malang.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4850 seconds (0.1#10.140)