Curigai Tim Pabrikan Jepang, Lorenzo Mulai Berani Bela Ducati
A
A
A
ANDORRA - Sepanjang bagian pertama dari tahun lalu, tim Ducati telah mengobarkan pertempuran untuk mencoba menghindari sebuah larangan. Dalam kasus ini, larangan itu adalah tidak diperbolehkannya penggunaan winglets (sayap tambahan) di sasis motor.
Larangan ini dianggap Ducati, telah merugikan mereka, tim yang justru mengawali penggunaan inovasi aerodinamika tersebut. Karena winglets, merupakan salah satu elemen kontrol dari kekuatan besar yang dimiliki Desmosedici GP, guna membuat bagian roda depan tidak terangkat (wheelie) saat motor berakselerasi keluar dari tikungan, yang mana membuat motor tidak kehilangan waktu ketika wheelie.
Namun, setelah adanya tekanan dari tim lain, pada akhirnya penggunaan winglets ditiadakan mulai MotoGP 2017. Dorna Sports sebagai pengelola hak komersial ajang ini. Beralasan bahwa, sayap tambahan di motor harus dihilangkan karena membahayakan pembalap, dan juga menghindari adanya peningkatan anggaran pengembangan setiap tim.
Dua alasan penghapusan pemakaian sayap tambahan tersebut, sama sekali tidak dapat diterima oleh Ducati. Karena, tim yang bermarkas di Bologna itu, menganggap larangan ini justru untuk menghambat potensi hebat Desmosedici GP yang sudah mulai terlihat selama 2016. Tengok saja hasil dua kemenangan Ducati musim lalu, plus mereka kini mulai rutin mengisi finis podium.
“Jika sayap (winglets) benar-benar mengkhawatirkan dari sisi keselamatan. Mereka (winglets) pasti telah dilarang sejak balapan musim kedua penggunaannya (setelah diperkenalkan mulai 2015). Lihat saja tata letak Sirkuit Catalunya, yang diubah setelah kecelakaan tragis Luis (Salom). Jadi, bagaimana itu (winglets) terus diizinkan semusim berikutnya kalau memang penggunaannya benar-benar membahayakan,” ujar pembalap anyar tim Ducati, Jorge Lorenzo, seperti dalam hasil wawancara dengan Motorsport.
“Menurut saya, ada beberapa pengaruh dari beberapa pabrikan lain (di Jepang), yang telah membuat keputusan itu dihasilkan,” imbuh Lorenzo, yang tiba di Ducati setelah sembilan musim di MotoGP dan meraih tiga gelar juara dunia, semuanya bersama Yamaha.
Ditambahkan oleh pembalap kelahiran Palma de Mallorca itu, saat ini dia berada pada titik kematangan, yang mana dia berharap untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
"Saya pikir, saat ini saya sedang berada dalam kondisi yang terbaik dalam hal sensitivitas dan mengetahui apa yang saya butuhkan untuk melaju cepat di lintasan. Sekarang, saya merasakan hal yang tidak saya rasakan sebelumnya. Itu sangat baik, karena dapat membuat Anda mendapatkan sesuatu (hal positif) ditengah pengembangan motor," tandasnya.
Larangan ini dianggap Ducati, telah merugikan mereka, tim yang justru mengawali penggunaan inovasi aerodinamika tersebut. Karena winglets, merupakan salah satu elemen kontrol dari kekuatan besar yang dimiliki Desmosedici GP, guna membuat bagian roda depan tidak terangkat (wheelie) saat motor berakselerasi keluar dari tikungan, yang mana membuat motor tidak kehilangan waktu ketika wheelie.
Namun, setelah adanya tekanan dari tim lain, pada akhirnya penggunaan winglets ditiadakan mulai MotoGP 2017. Dorna Sports sebagai pengelola hak komersial ajang ini. Beralasan bahwa, sayap tambahan di motor harus dihilangkan karena membahayakan pembalap, dan juga menghindari adanya peningkatan anggaran pengembangan setiap tim.
Dua alasan penghapusan pemakaian sayap tambahan tersebut, sama sekali tidak dapat diterima oleh Ducati. Karena, tim yang bermarkas di Bologna itu, menganggap larangan ini justru untuk menghambat potensi hebat Desmosedici GP yang sudah mulai terlihat selama 2016. Tengok saja hasil dua kemenangan Ducati musim lalu, plus mereka kini mulai rutin mengisi finis podium.
“Jika sayap (winglets) benar-benar mengkhawatirkan dari sisi keselamatan. Mereka (winglets) pasti telah dilarang sejak balapan musim kedua penggunaannya (setelah diperkenalkan mulai 2015). Lihat saja tata letak Sirkuit Catalunya, yang diubah setelah kecelakaan tragis Luis (Salom). Jadi, bagaimana itu (winglets) terus diizinkan semusim berikutnya kalau memang penggunaannya benar-benar membahayakan,” ujar pembalap anyar tim Ducati, Jorge Lorenzo, seperti dalam hasil wawancara dengan Motorsport.
“Menurut saya, ada beberapa pengaruh dari beberapa pabrikan lain (di Jepang), yang telah membuat keputusan itu dihasilkan,” imbuh Lorenzo, yang tiba di Ducati setelah sembilan musim di MotoGP dan meraih tiga gelar juara dunia, semuanya bersama Yamaha.
Ditambahkan oleh pembalap kelahiran Palma de Mallorca itu, saat ini dia berada pada titik kematangan, yang mana dia berharap untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
"Saya pikir, saat ini saya sedang berada dalam kondisi yang terbaik dalam hal sensitivitas dan mengetahui apa yang saya butuhkan untuk melaju cepat di lintasan. Sekarang, saya merasakan hal yang tidak saya rasakan sebelumnya. Itu sangat baik, karena dapat membuat Anda mendapatkan sesuatu (hal positif) ditengah pengembangan motor," tandasnya.
(sbn)