Sukses Football Plus, Sebuah Proses Panjang Pembinaan
A
A
A
BANDUNG - Football Plus memastikan tiket final putri Blend Futsal Nusantara seusai mengalahkan Lady Phantom 10-5. Tak hanya itu, Football Plus pun memastikan berlaga di kompetisi kasta tertinggi futsal putri nasional.
Pelatih Football Plus Sicilia Setiawan menyebut pembinaan pemainnya dilakukan beberapa tahun. Dia bahkan menangani mereka dari nol alias sama sekali tidak memiliki kemampuan bermain futsal.
Karena proses yang ditempuh cukup lama, maka wajar jika saat ini timnya lolos ke final dan promosi ke kompetisi profesional. Dia beranggapan proses akan mengantarkan tim berprestasi. Prestasi tidak diraih secara instan. (Baca juga: Pesta Gol, Football Plus Wakili Jawa Barat di Final Putri).
"Saya memulai tim ini dan menangani pemain dari nol selama hampir lima tahun, dari pertama ketemu mereka, sekarang kami bisa menuai hasil. Saya bisa bilang, latihan ataupun proses tidak mengkhianati hasil," kata Sicilia di GOR Institut Teknologi Bandung (ITB), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu (8/1/2017).
Dia pun memuji kinerja anak asuhnya yang bekerja ekstra keras dalam pertandingan tersebut. Apalagi pertandingan sempat berjalan sengit. Lady Phantom pun sempat berbalik unggul 4-3 atas timnya.
Hal itu karena kurangnya koordinasi pertahanan sehingga gawang Football Plus sempat antiklimaks di awal babak kedua. Tapi secara perlahan Football Plus bangkit dan memperlihatkan karakter permainannya. Kemenangan akhirnya berpihak pada Football Plus dengan skor telak 10-5.
Tapi, di tengah perjuangan anak asuhnya, dia menyayangkan permainan Lady Phantom yang dinilai cukup kasar. Beberapa pemainnya pun harus ditandu keluar lapangan dan mendapat penanganan tim medis. Bahkan ada pemain yang mengalami pendarahan akibat terluka.
"Bukan kaget, tapi lebih ke arah kenapa bisa sampai jatuh dan berdarah. Itu yang membuat saya bertanya kenapa mainnya sekasar itu," sesal Sicilia.
Pelatih Football Plus Sicilia Setiawan menyebut pembinaan pemainnya dilakukan beberapa tahun. Dia bahkan menangani mereka dari nol alias sama sekali tidak memiliki kemampuan bermain futsal.
Karena proses yang ditempuh cukup lama, maka wajar jika saat ini timnya lolos ke final dan promosi ke kompetisi profesional. Dia beranggapan proses akan mengantarkan tim berprestasi. Prestasi tidak diraih secara instan. (Baca juga: Pesta Gol, Football Plus Wakili Jawa Barat di Final Putri).
"Saya memulai tim ini dan menangani pemain dari nol selama hampir lima tahun, dari pertama ketemu mereka, sekarang kami bisa menuai hasil. Saya bisa bilang, latihan ataupun proses tidak mengkhianati hasil," kata Sicilia di GOR Institut Teknologi Bandung (ITB), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu (8/1/2017).
Dia pun memuji kinerja anak asuhnya yang bekerja ekstra keras dalam pertandingan tersebut. Apalagi pertandingan sempat berjalan sengit. Lady Phantom pun sempat berbalik unggul 4-3 atas timnya.
Hal itu karena kurangnya koordinasi pertahanan sehingga gawang Football Plus sempat antiklimaks di awal babak kedua. Tapi secara perlahan Football Plus bangkit dan memperlihatkan karakter permainannya. Kemenangan akhirnya berpihak pada Football Plus dengan skor telak 10-5.
Tapi, di tengah perjuangan anak asuhnya, dia menyayangkan permainan Lady Phantom yang dinilai cukup kasar. Beberapa pemainnya pun harus ditandu keluar lapangan dan mendapat penanganan tim medis. Bahkan ada pemain yang mengalami pendarahan akibat terluka.
"Bukan kaget, tapi lebih ke arah kenapa bisa sampai jatuh dan berdarah. Itu yang membuat saya bertanya kenapa mainnya sekasar itu," sesal Sicilia.
(sha)