Persib Gusar Mainkan Pemain Muda di Piala Presiden 2017
A
A
A
BANDUNG - Piala Presiden 2017 mengharuskan setiap klub memiliki minimal lima pemain muda U-23. Tiga di antaranya pun harus dimainkan minimal selama 45 menit. Kondisi itu menjadi dilema bagi Persib Bandung yang banyak dihuni pemain bintang. Sebab, dengan regulasi tersebut, praktis tiga pemain bintang yang sudah matang harus 'tersingkir' dari tim minimal selama 45 menit.
Pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman pun mengakui memiliki rasa gusar terkait regulasi tersebut. Tapi ia menyebut kondisi serupa juga dialami tim lain. Itu karena aturan harus dipatuhi semua klub peserta Piala Presiden.
Semua klub pun berada dalam perjudian besar dalam memainkan pemain muda, apalagi yang benar-benar minim pengalaman. Permainan tim bisa terdongkrak tajam karena pemain muda memiliki semangat dan fisik yang bagus. Tapi kans permainan tim menjadi buruk cukup terbuka karena faktor mental para pemain muda yang belum begitu teruji. “Semua tim sama-sama memiliki kekhawatiran, bukan hanya kita," kata Djanur di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (4/2/2017).
Karena aturan berlaku sama untuk semua klub, ia pun berusaha menyimpan kekhawatiran tersebut. Apalagi ia memiliki para pemain muda yang kualitasnya dinilai mumpuni untuk bermain di level atas sepakbola Indonesia.
Salah satu yang pemainnya sudah bisa diandalkan Persib adalah Febri Hariyadi. Ia biasa ditempatkan di sayap kanan dan memiliki daya dobrak tinggi untuk menggempur pertahanan lawan. Selain itu, ada sosok Gian Zola yang digadang-gadang akan jadi gelandang serang andalan Persib di masa depan. Ia sempat dimainkan Persib di Piala Jenderal Sudirman. Zola pun berperan penting dalam skuat Jawa Barat yang berhasil meraih medali emas PON XIX/2016 untuk cabang olahraga sepakbola.
Di luar nama Febri dan Zola, Persib memiliki tiga pemain muda lain yaitu Angga, Henhen Herdiana, dan Ahmad Subagja Basith. Ketiganya diyakini punya kemampuan istimewa sehingga Djanur memutuskan mempromosikan mereka dari Diklat Persib. Soal regulasi wajibnya memainkan pemain muda, Djanur memilih berpikir positif. Ia berharap hal itu akan membawa dampak positif untuk dunia sepakbola nasional. Bibit-bibit baru pesepakbola muda diharapkan lahir dan cepat matang agar kelak bisa jadi tulang punggung tim nasional Indonesia.
"Sebetulnya regulasi itu bagus, positif untuk meningkatkan performa pemain muda," ungkap Djanur. Tapi diakuinya tidak mudah memoles pemain muda agar bisa menjelma menjadi pemain bintang. Butuh proses dan waktu untuk menempa mereka. Saat pemain muda 'dipaksa' bermain, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu mereka bermain cemerlang atau justru hancur.
"Bagaimanapun tidak semudah itu untuk mengorbitkan pemain muda. Itu tergantung dari talenta," jelasnya. Meski begitu, ia menyimpan keyakinan bahwa para pemain mudanya secara perlahan akan menjelma menjadi pemain berkualitas mumpuni dalam sepakbola nasional.
Salah seorang pemain muda Persib, Henhen Herdiana, mengaku sangat termotivasi mendapat kepercayaan promosi ke tim senior. Ia pun siap memberikan kemampuan terbaiknya jika mendapat kepercayaan mengisi satu slot dari tiga pemain muda dalam pertandingan. "Saya akan memaksimalkan dan membuktikan kepercayaan pelatih," tegas Henhen.
Henhen sendiri cukup mendapat sorotan dari tim pelatih sejak ditarik ke tim senior. Bahkan dalam beberapa laga uji coba, Henhen tampil cukup impresif di sektor kanan pertahanan 'Maung Bandung'. Tapi ia tidak mau terlena dengan pujian dan sorotan positif yang ada. Ia justru semakin termotivasi agar bisa tampil lebih baik dari waktu ke waktu. "Saya tetap harus bisa menjawab kepercayaan pelatih," tandas Henhen.
Pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman pun mengakui memiliki rasa gusar terkait regulasi tersebut. Tapi ia menyebut kondisi serupa juga dialami tim lain. Itu karena aturan harus dipatuhi semua klub peserta Piala Presiden.
Semua klub pun berada dalam perjudian besar dalam memainkan pemain muda, apalagi yang benar-benar minim pengalaman. Permainan tim bisa terdongkrak tajam karena pemain muda memiliki semangat dan fisik yang bagus. Tapi kans permainan tim menjadi buruk cukup terbuka karena faktor mental para pemain muda yang belum begitu teruji. “Semua tim sama-sama memiliki kekhawatiran, bukan hanya kita," kata Djanur di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (4/2/2017).
Karena aturan berlaku sama untuk semua klub, ia pun berusaha menyimpan kekhawatiran tersebut. Apalagi ia memiliki para pemain muda yang kualitasnya dinilai mumpuni untuk bermain di level atas sepakbola Indonesia.
Salah satu yang pemainnya sudah bisa diandalkan Persib adalah Febri Hariyadi. Ia biasa ditempatkan di sayap kanan dan memiliki daya dobrak tinggi untuk menggempur pertahanan lawan. Selain itu, ada sosok Gian Zola yang digadang-gadang akan jadi gelandang serang andalan Persib di masa depan. Ia sempat dimainkan Persib di Piala Jenderal Sudirman. Zola pun berperan penting dalam skuat Jawa Barat yang berhasil meraih medali emas PON XIX/2016 untuk cabang olahraga sepakbola.
Di luar nama Febri dan Zola, Persib memiliki tiga pemain muda lain yaitu Angga, Henhen Herdiana, dan Ahmad Subagja Basith. Ketiganya diyakini punya kemampuan istimewa sehingga Djanur memutuskan mempromosikan mereka dari Diklat Persib. Soal regulasi wajibnya memainkan pemain muda, Djanur memilih berpikir positif. Ia berharap hal itu akan membawa dampak positif untuk dunia sepakbola nasional. Bibit-bibit baru pesepakbola muda diharapkan lahir dan cepat matang agar kelak bisa jadi tulang punggung tim nasional Indonesia.
"Sebetulnya regulasi itu bagus, positif untuk meningkatkan performa pemain muda," ungkap Djanur. Tapi diakuinya tidak mudah memoles pemain muda agar bisa menjelma menjadi pemain bintang. Butuh proses dan waktu untuk menempa mereka. Saat pemain muda 'dipaksa' bermain, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu mereka bermain cemerlang atau justru hancur.
"Bagaimanapun tidak semudah itu untuk mengorbitkan pemain muda. Itu tergantung dari talenta," jelasnya. Meski begitu, ia menyimpan keyakinan bahwa para pemain mudanya secara perlahan akan menjelma menjadi pemain berkualitas mumpuni dalam sepakbola nasional.
Salah seorang pemain muda Persib, Henhen Herdiana, mengaku sangat termotivasi mendapat kepercayaan promosi ke tim senior. Ia pun siap memberikan kemampuan terbaiknya jika mendapat kepercayaan mengisi satu slot dari tiga pemain muda dalam pertandingan. "Saya akan memaksimalkan dan membuktikan kepercayaan pelatih," tegas Henhen.
Henhen sendiri cukup mendapat sorotan dari tim pelatih sejak ditarik ke tim senior. Bahkan dalam beberapa laga uji coba, Henhen tampil cukup impresif di sektor kanan pertahanan 'Maung Bandung'. Tapi ia tidak mau terlena dengan pujian dan sorotan positif yang ada. Ia justru semakin termotivasi agar bisa tampil lebih baik dari waktu ke waktu. "Saya tetap harus bisa menjawab kepercayaan pelatih," tandas Henhen.
(sbn)