Semen Padang Tersingkir, Tokoh Muda Minang Pertanyakan Keputusan Wasit

Senin, 06 Maret 2017 - 17:58 WIB
Semen Padang Tersingkir,...
Semen Padang Tersingkir, Tokoh Muda Minang Pertanyakan Keputusan Wasit
A A A
JAKARTA - Kekalahan telak yang dialami Semen Padang FC saat menjalani leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (5/3) malam WIB mendapatkan tanggapan dari tokoh muda Minang. Dalam laga itu, Arema FC, yang butuh kemenangan dengan margin dua gol, justru menang besar 5-2.Tokoh muda Minang, Andre Rosiade, yang hadir secara langsung di stadion, menyoroti kinerja wasit dalam pertandigan tersebut. Menurutnya, ada yang tidak beres dengan wasit dalam sejumlah keputusannya, seperti gol pertama dan keempat Christian Gonzales.Gol pertama Gonzales, kata Andre, sang pencetak gol jelas sudah berada di belakang pemain Semen Padang. Selanjutnya, gol keempat, striker berjuluk El Loco dinilai Andre sudah berada di depan pengumpan. "Ini Semen Padang sangat jelas dirugikan," ketusnya, Senin (6/3)."Ini aneh. Semen Padang selalu dirugikan setiap bermain dengan Arema di laga krusial. Entah itu di Padang ataupun di Malang. Di babak delapan besar ISL 2014, pelanggaran di kotak penalti Arema justru diabaikan wasit, dan ada beberapa kejanggalan lainnya," terang pria yang pernah menjadi Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti era Reformasi.Di samping hal tersebut, Andre juga mempertanyakan kenapa seorang Iwan Budianto, yang merupakan Ketua Panpel Piala Presiden, bisa berada di bench wasit. "Seharusnya, tempat itu kan untuk LGC, Media Officer, dan wasit cadangan. Ini sangat janggal dan menimbulkan multitafsir," sambungnya.Kendati demikian, pengusaha 38 tahun itu enggan untuk berprasangka buruk, hanya saja keberadaan Iwan di tempat itu sangat tidak etis. Apabila hal ini tidak segera diatasi, Andre khawatir bisa menjadi preseden buruk buat PSSI yang sedang gencar-gencarnya membenahi sepakbola nasional.Andre pun berharap pengelolaan sepakbola yang saat ini masuk ke dalam industri, jangan sampai mengorbankan sportivitas dengan menghalalkan segala cara demi keuntungan. PSSI diharapkannya bisa memperhatikan perkembangan ini."Jangan sampai ini (kekalahan Semen Padang) demi rating televisi setelah tim besar lainnya, Persib Bandung, rontok di semifinal lainnya. Jadi, dikhawatirkan jika yang main di final adalah PBFC dan Semen Padang, mereka (penyelenggara) khawatir rating rontok. Jika memang demikian adanya, ini jelas salah besar. Jangan korbankan sportivitas dengan industri," tuturnya.Dengan kekalahan ini, Semen Padang pun gagal mengulang sukses 2015 saat mampu menginjak final Piala Jenderal Sudirman. Sementara, Arema FC akan berhadapan dengan Pusammania Borneo FC di final Piala Presiden 2017.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1427 seconds (0.1#10.140)