Menakar Ucapan Ketua PSSI Soal Marque Player

Jum'at, 31 Maret 2017 - 12:45 WIB
Menakar Ucapan Ketua...
Menakar Ucapan Ketua PSSI Soal Marque Player
A A A
JAKARTA - Apa yang jadi alasan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi melontarkan kalimat menggelitik. "Kalau mampu lima (mengontrak marquee player), silakan," ucapnya.

Pernyataan orang nomor satu di PSSI itu terlontar saat jumpa pers selepas menggelar managers meeting dengan 18 klub kontestan Liga 1 2017. Guyon atau serius?

Pantas jika pertanyaan kemudian muncul. Pasalnya, PSSI sebelumnya telah membuat regulasi soal marque player ini. Regulasi marquee player di kompetisi Liga 1 yang diberlakukan satu bulan sebelum kick-off, 15 April mendatang, memang sempat ditanggapi beragam oleh klub. Tidak sedikit tim yang merasa aturan itu malah menimbulkan kesenjangan.

Alasannya, tidak semua klub peserta Liga 1 memiliki dukungan finansial yang kuat. Sejauh ini memang baru Persib Bandung yang resmi memanfaatkan regulasi marquee player itu dengan mendatangkan Michael Essien dengan banderol sekitar Rp11 miliar.

Tapi, Maung Bandung, julukan Persib, tidak berhenti di situ. Klub asal Kota Kembang ini kembali merekrut striker yang sempat membela Tim Nasional Inggris, Carlton Cole. Pernyataan Edy yang mengungkapkan jika ada klub yang mampu mendatangkan lima marquee player, jelas di luar dari ketetapan regulasi untuk pemain asing di Liga 1.

Sebelumnya, regulasi untuk hal tersebut ditetapkan 2+1+1. Penjelasannya adalah, dua pemain untuk non-Asia, satu Asia, dan satu berstatus marquee player. "Gunanya (marquee player) untuk membangkitkan minat dan prestasi. Bisa jadi contoh teladan. Anak-anak kita (para pemain muda) bisa mencontoh mereka dalam skill. Marquee player pun tidak dipaksakan kepada klub. Memang sejauh ini baru Persib yang menyambut itu dengan mendatangkan Essien," tuturnya.

Edy pun menjelaskan status marquee player hanya untuk pemain yang pernah tampil di Piala Dunia dan berkompetisi di top level seperti Liga Primer Inggris, Seri A Italia, atau Primera Liga Spanyol. Jika memenuhi kategori itu, baru berstatus marquee player.

Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI Joko Driyono mengatakan salary caps tetap diterapkan untuk mengontrol pengeluaran klub sehingga penunggakan gaji pemain tidak terjadi. Batasan salary caps paling besar adalah Rp15 miliar. Pembatasan gaji pemain terdiri atas batasan pengeluaran klub, termasuk gaji dan kontrak pemain.

Kekhawatiran klub-klub muncul setelah PT Liga Indonesia Baru membuat kebijakan adanya marquee player. Mereka takut jika marquee player diterapkan, gaji pemain lain tak bisa terbayarkan. Meski begitu, salary caps tersebut tidak termasuk untuk marquee player. Joko menilai pemain bintang didatangkan sebuah klub karena adanya sponsor khusus dan tidak selalu menggunakan uang klub.(Decky Irawan Jasri)
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6010 seconds (0.1#10.140)